Hari hari sepi tanpa Jovan? Yah tentu mulai terasa sejak dua hari lalu, pagi terakhir Gue melihat eksistensi Jovan di rumah ini.
Ini hari ketiga, kata Kak Radit yang juga pergi menemani Jovan dan dosennya ke Belgia, harusnya mereka disana selama lima hari sekalian jalan-jalan gitu.
Yasudah, gue ga peduli mau Jovan liburan berbulan-bulan juga yah silahkan. Tapi bisa kan dia ngabarin gue setidaknya sekali aja!
Yah, masa gue yang ngehubungin dia duluan buat nanya kabar? Perhatian banget gue!
Mana panggilan internasional itu biayanya mahal banget... Harusnya dia duluan dong yang ngabarin. Heran. Kan dia Cowok!Alhasil gue kontek-kontekan nya sama kak Radit. Dia ngirim beberapa foto Jovan pas Lagi presentasi didepan banyak audien kemarin. Lalu beberapa foto yang dijepret kak Radit random di kamar hotel bersama Jovan.
Gue tersenyum, ada sisi hati gue yang menghangat mengetahui kabar pria itu yang baik-baik saja meski dia belum menghubungi gue sama sekali, yaudah sih ga masalah.
Pagi ini gue ga menduga akan sekelas dengan Sean, temen bisnis Jovan yang pernah bertemu gue kapan hari. Kami duduk sebangku dan dengan cepat menjadi akrab sebab merasa memiliki banyak persamaan hobi dan makanan faforit.
Sean ternyata lebih asik dan lucu daripada penampilannya yang bak pangeran berkuda putih nan kalem serta bijaksana dari filem-filem.
Sean bilang, ia sama anak-anak tongkrongannya itu sering nongkrong di Cafe yang Jovan kelolah jadi kalau mau ketemu dia cari aja disana pasti ada.
Maka gue pun tiba-tiba penasaran ingin bertanya. "Jadi lo kenal Tanya dong! Tanya kan pacarnya, bang Jovan?"
Sean mengangguk antusias. "Iyalah, tentu gue kenal. Nah, emang kamu kenal Tanya juga?"
"Iyalah, dia sabahat gue..."
"Kalau gitu boleh dong siang ini kita kumpul di sana?"
Gue mengangguk antusias. "Ntar gue bilang ke Tanya yah, sama gue mau ajak satu temen gue lagi gapapa kan?"
"Yoi, gapapa dong. Makin ramai malah semakin baik."
"Sip deh!"
Siang itu gue, Tanya dan Anna pun beneran bertemu dengan Sean yang ternyata anak rombongannya itu segerombolan Boyband, bening-bening banget mukanya. Selain ada sean si muka bule.
Ada yang belasteran Jepang Indonesia namanya Yuta.
Lalu Ada Jeremi si cowok penjaga kasir yang kapan hari pernah ketemu gue, panggilannya Jim Btw, rada ga nyambung sama nama aslinya sesuai orangnya yang ternyata emang rada kelainan, otak gesreknya sebelas duabelas sama Tanya banget pokoknya.
Setelahnya Ada lagi Alex dan Yoga, kembaran no identik yang gantengnya sama-sama ga ngotak.
Mereka berlima adalah pria yang ramah dan easy going, buat pertemuan pertama kami hari ini jadi begitu akrab dan menyenangkan.
ooOoo
Sorenya Cakra ajak gue ngedate ke sebuah restauran mewah yang ekslusif memiliki pelayan khusus untuk melayani kami berdua. Gue bisa apalagi selain hanya merasa haru dan bahagia, merasakan kemewahan yang tidak wajar ini sekaligus bisa bebas pacaran sama Cakra untuk beberapa hari kedepan.
Meski kini, perasaan gue saat bersama Cakra tak semerkah dahulu, saat gue belum menyadari jika dihati pria ini ga cuma ada gue.
Ada nama lain yang bahkan tidak dia akui namun sejatinya ia amat menyayanginya...
Cakra... Kamu sungguh ga sadar jika kamu juga mencintai Riza?
Rasanya gue sangat ingin mengutarakan pertanyaan itu pada Cakra namun, hati gue belum sanggub mendengar jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky : JOVAN
RomansaCakra, Seorang pria berpemikiran dewasa dan Romantis namun kadang terlalu overprotektif. Menikah dengan Cakra bagai sebuah cita-cita bagi Imel, namun apa mau di kata saat sebuah prahara tak terduga menimpa dan buatnya harus terpaksa menikah dengan...