🥤39. Luka yang Sama.

145 23 1
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Seminggu berlalu setelah hari penggrebekan yang begitu Suram yang buat Imel terpaksa harus menikah dengan seorang pria yang tak ia cintai.

Hari Ini Imel tengah duduk di kursi tunggu sebuah rumah sakit ternama di Jakarta menanti seorang wanita berseragam putih itu memanggil namanya Kemudian ia dapat menjalani pemeriksaan dan menerima fakta yang amat ingin ia ketahui.

"Ga ada yang perlu di khawatirkan dek, selaput darahnya masih utuh. Kamu masih perawan kok. "

"Yang bener dok?" Imel tersenyum cerah, dugaannya benar. Memang setelah kejadian itu ia tak menemukan hal ganjil pada tubuh terlebih organ vitalnya. Hanya situasi yang membuat mentalnya sangat terluka.

Imel tak lagi mendengarkan penjelasan Dokter didepannya perihal Selaput darah bukanlah acuan seorang wanita bisa disebut perawan atau tidak yang saat ini tengah Imel pikirkan hanya kebingungan bagaiman kejadian itu bisa terjadi.

Imel sungguh tak mengerti!

Imel memandang deretan kalimat pada lembaran yang baru di sodor padanya, dengan binaran tak percaya namun berurai ribuan syukur terlihat jelas dalam senyumnya.

Entah apa yang terjadi pada malam itu... satu hal yang pasti, Jovan tak melakukan kesalahan seperti yang semua orang tuduhkan.


ooOoo


Hening


Jovan tergagab, tubuhnya seketika membeku dengan binaran mata mulai bergetar memandang sendu Wajah Imel yang tengah menahan sakit di bawah tubuh Jovan.

Jovan menggeleng kepala tak percaya, apa maksud ini semua?

Jika malam itu tak pernah terjadi apapun antara ia dan Imel. Maka pertanggung jawabannya selama ini hanyalah bualan?!

Pernikahan dan rasa tanggung jawabnya tak lebih hanya sekedar omong kosong?

Jovan menatap Imel pilu, wajah piasnya yang menahan sakit dan bibir ranum gadis itu yang sedikit berdarah sebab perbuatannya yang bagi binatang barusan.

Rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya. Amarah dan nafsu gila yang baru merasukinya seketika menguap. Ternyata Imel berkata jujur, tidak pernah Ada hal buruk yang terus berputar diotak Jovan sejak semalam tentang Imel dan Cakra yang terjadi, gadis itu tak pernah menghianati Jovan seperti yang ia sangkakan.

Kesadaran Jovan seolah kembali seluruhnya, ia putuskan menghentikan aksi... Ditatapinya wajah Imel penuh rasa sesal.

Johan hendak mengulur tangannya tuk mengusap air mata gadis yang telah membuang wajah tak ingin melihatnya lagi itu namun Jovan tak sanggub.

Ia lantas keluar kamar begitu saja. Meninggalkan Imel yang mulai terisak dalam raupan selimut. Tangisnya semakin deras mengalir bersama lara hatinya yang kian meluas sebab rasa kecewa pada Jovan, orang yang ia anggap tidak mungkin akan menyakitinya lagi.

Our Blue Sky : JOVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang