.. 00.01 ..

973 79 3
                                    

hari semakin malam, submisive itu telah duduk dihalte selama hampir lima jam. bukan bus yang ia tunggu namun sang suami yang katanya akan datang sedikit terlambat.

submisive manis itu masih duduk disana ─melewatkan bus terakhir malam ini, walaupun jam yang melekat ditangannya sudah menunjukan pukul sembilan malam, ia masih berpikir positif suaminya akan segera datang.

dengan mata yang semakin memerah tanda lelah, nafasnya dihela menghasilkan udara hangat seperti asap mengepul dicelah bibir dan hidungnya, kedua tangannya digosokan sesaat lalu ditempelkan ke kedua pipinya.

ping! pung!

KAK JAEMIN

|jaemin mabuk setelah merayakan
|keberhasilan kantor, semua pekerja
|telah pulang. sisa dia saja disini, ren.
21.23

|bisa kau kemari? aku tidak bisa
|mengantarnya pulang karena aku
|juga harus pulang cepat, haechan
|sedang menunggu.
21.23

ini kak mark? bisa tolong tunggu|
aku sebentar? jangan tinggalkan|
dia, aku akan segera kesana.|
21.24

|baiklah, hati hati.
21.25

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann

" huft." ia menelan ludahnya, menetralkan nafasnya, merapikan pakaiannya sebelum menghampiri seseorang yang ia panggil kak mark itu. " maaf merepotkanmu, kak."

" salahku karena mengajaknya yang sudah jelas jelas mudah mabuk, minum banyak.. maaf renjun membuatmu kesulitan. sampai sini aku menyerahkannya padamu." mark menepuk bahu renjun pelan.

renjun mengangguk seraya tersenyum simpul, " cepat pulanglah, kak haechan pasti sudah menunggumu." ucapnya tak enak hati karena tahu istri mark yang memang ia kenal itu tengah mengandung.

mark pergi, renjun pun menoleh melihat mobil jaemin dibelakangnya. ia hampiri kursi kemudi dan disampingnya sudah ada jaemin yang terlelap entah tidur atau hanya memejamkan mata karena pusing.

dengan tenang renjun mengendarai mobil itu, hening tidak ada percakapan hingga mereka sampai rumah. renjun menepuk pipi jaemin karena ia tidak yakin mampu menggendong sang dominan.

" renjun? itu kau?" racaunya serak.

" em.. bangunlah, kau berat."

" maafkan aku.."

renjun mendecak, " kenapa malah meminta maaf?! bangunlah! atau kau kutinggalkan disini." teriaknya kesal mengancam, jaemin menahan tangan renjun dan menggeleng.

ia semakin meracau dengan suara tidak jelasnya, namun sedikitnya masih mampu renjun pahami. " jangan tinggalkan aku, aku berjanji tidak akan lupa lagi untuk menjemputmu. maafkan aku.." renjun merotasikan matanya malas.

" baiklah, hentikan. kau bisa berjalan?"

jaemin mengangguk lucu. " keluar dari mobil sekarang dan ikuti aku. mengerti?" renjun berucap seperti seorang pimpinan padahal jaeminlah dominan disini, namun lagi jaemin mengangguk seperti anak kecil yang patuh pada ibunya.

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann

jaemin yang berjalan setengah sadar tidak sengaja menubruk bagian belakang renjun. " sabar! aku melupakan kuncinya!" marah renjun saat jaemin terus mengganggunya, menelusupkan wajah tampannya diarea perpotongan leher renjun.

DIDYMO ─ JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang