9

2.1K 162 7
                                    

"Naruto jangan bercanda ! Ini sungguh tidak lucu !" Sasuke mendekat ke arah Naruto dan sedikit mengguncang bahu wanita tersebut .

"Sayangnya ,.. aku sedang tidak bercanda Sasuke ..." Mata Naruto yang memerah memandang Sasuke sinis . Hati Sasuke seakan diremas kuat mendengar pernyataan si pirang . Perasaan apa lagi ini ?

"Naru- ku tahu kau marah tentang malam tadi , tapi bisakah beri aku waktu untuk menjelas-" ucapan Sasuke terpotong ketika Naruto menolaknya menjauh

"Mau menjelaskan apa lagi ?! Jelas jelas aku melihatnya ! Aku belum buta lagi Sasuke ! Pendengaran ku juga masih baik !"

BLAM

Naruto memasuki kamarnya dan menghentak pintu hingga tertutup . Lalu ia membaringkan diri sambil meremas dadanya yang sakit sambil menangis .

Sasuke memandang lantai rumahnya kosong . Bagaimana mau menyelesaikan hal ini ? Sungguh ia tidak tahu harus bagaimana , lagi lagi ia tidak punya pengalaman dalam hal semacam ini .

Bodohnya Sasuke

"Tsunade sama.."

"Hoh , harini kau sering bertemu dengan ku uchiha . Ada apa lagi ?" Tsunade menyilangkan kakinya matanya menatap tepat manik hitam milik Uchiha , suami kepada cucu kesayangannya .

"Naruto .. tidak ingin mendengarkan ku .. ia ingin bercerai " ucap Sasuke datar tapi tentu saja Tsunade bisa menangkap jika pria didepannya saat ini sedang menahan sedih dan sakit hati .

" Sebenarnya aku bahagia , akhirnya bocah itu bisa juga melepaskan mu ... Tapi melihatmu seperti ini ... Hahh ... Aku tidak tahu kalau kau ini benar benar bodoh dan polos dalam hal percintaan huh " ujar Tsunade dengan nada mengejek . Sasuke yang mendengarkan itu hanya diam . Ia tidak tahu kepada siapa lagi untuk meminta saran .

" Cepat lah berbaik dengan istri mu bulan depan adalah hari yang bahagia untuk kalian . Jangan hanya dikeranakan salah faham , hari bahagia kalian hancur begitu saja ... Tapi jika sudah tidak bisa .. aku juga tidak bisa apa apa , semua keputusan ada ditangan kalian berdua " sambung Tsunade lagi sambil menasihati Sasuke

.
.
.
.
.
.
.

Ceklek

"Naruto ... Ayo makan , kau tidak menyentuh apa apa makanan pun dari pagi tadi " bujuk Sasuke sambil mengguncangkan bahu si pirang , walau ia tahu si pirang tidak lah tertidur .

"Aku taruh makanan ini di nakas , jangan lupa makan . Sekurang-kurangnya pikirkan anak kita " Sasuke meletakkan makanan diatas nakas lalu ia beranjak dari situ supaya Naruto mau makan .

Setelah memastikan Sasuke benar benar keluar , Naruto langsung melahap makanan tersebut . Tahu tahu saja pria itu kalau ia sedang lapar , makanannya banyak , bahkan ada buah buahan yang telah dipotong

.
.
.

"Ino !"

"Ah Sasuke kun ! Tumben kau mencari ku ?" Tanya Ino aneh dengan Sasuke .

"Aku ingin minta bantuan mu" ucap Sasuke , tentu saja membuat Ino bertambah heran .

"Apa itu ?"

"Tolong ajak Naruto jalan jalan di taman dan menghantarnya untuk check up" sasuke mengeluarkan sesuatu di balik jubahnya . "Ini resepnya" sambungnya lagi.

"Memangnya kalau kau saja kenapa ? Atau ...  Kalian sedang bertengkar ?!" Teriak Ino kaget tentunya . Sebelum ini ia melihat pasangan tersebut manisnya melebihi had batas . Jalan saja berpelukan

"Ya . Kumohon bantuannya" Ino seketika melebarkan mulutnya , sang Uchiha sedang memohon kepadanya ?! Yang benar saja ?!

"Ha'i , ha'i serahkan padaku . Tapi bertengkar nya jangan lama lama ne , lagi lagi Naruto itu sedang hamil jadi emosi nya sering ga stabil " ujar Ino sambil menyusun pot pot bunga

Sasuke terdiam dan merenung . Setelah itu ia langsung menghilang untuk kembali ke rumahnya . Mengecek keadaan si pirang apa sudah makan atau belum .

Sesudah pulang ia melihat surai pirang yang menyembul dibalik sofa "Naru ?"

"Habis bertemu selingkuhan mu huh" tanya Naruto sinis .

"Hei , apa maksudmu ?" Tanya Sasuke tidak mengerti , dengan siapa ia berselingkuh ? Atau ada kaitannya dengan Sakura ? Sasuke mendadak bodoh . Memang bodoh pun

"Tandatangani di kertas ini , dengan itu kita akan resmi bercerai . Setelah itu kau mau pergi ke selingkuhan mu itu juga tidak apa dan jangan jejak kaki mu di rumah ini ." ujar Naruto datar meskipun dalam hatinya meraung raung kata tidak dan tetap bertahan dengan suaminya . Naruto bangun dari duduk nya menuju ke kamar .

"Naruto , dengarkan aku dahulu .. Naru-"

Blam

"Hah..." Sasuke mulai frustasi . Apa yang harus ia lakukan sekarang ?!

.
.
.
.
.

Tok tok

"Naru Chan ! ooOoo Naru Channn !" Teriak Ino dari luar kediaman

Ceklek

"Ino chan ? Ada apa ?" Tanya Naruto heran tak ada badai tak ada taupan tiba tiba saja teman nya ini datang .

"Hari ini kau ada buat pengecekan bukan ? Ayo siap siap !" Ino menarik Naruto ke dalam rumahnya untuk bersiap .

'kenapa bukan Sasuke ? Dimana Sasuke malam tadi ? Apa mungkin ia benar benar menandatangani surat perceraian itu ? Apa akhirnya ia benar benar akan bersama Sakura' Mata Naruto seketika memanas . Apa Sasuke sudah tidak ada niatan untuk mempertahankan rumah tangga mereka ?

"Naruto ,, wajahmu pucat ! Ada apa ? Apa ada yang sakit ?!" Kepala Naruto jadi pusing dan akhirnya ia limbung hilang kesedaran .

" SASUKE !" Teriak Ino hingga Sasuke bergegas mendekat mereka . Melihat keadaan isterinya ia langsung menggendong dan membawa ke tempat Tsunade .

Dimana Sasuke malam tadi ? Tentu saja ia berada di atap rumah dan mengawasi Naruto dari luar . Ia tidak mahu isterinya tertekan kerana melihat wajahnya dan ia memilih mengawasi isterinya tanpa menunjukkan wajahnya . Melihat cara si pirang memandang nya saja ia sudah tahu .

Tbc...

Bukan bermaksud untuk bertele tele , tapi disini Naru itu emosinya tidak tentu , Sasuke pula berusaha menjaga perasaan si pirang dan bodoh untuk menyelesaikan hal yang terbilang biasa dalam rumah tangga .

Kita tidak tahu apa yang dialami si "penghadap masalah" mungkin kita sebagai penonton / orang lain berpikir kelihatan mudah untuk menyelesaikan masalah tersebut , tapi tidak untuk kepada "si penghadap"

Contoh kekerasan rumah tangga (suami pukul isteri)
Kita berpikir "cerain aja , selesai sudah masalah" tapi bagi si "penghadap masalah" mungkin ia masih berharap perubahan suaminya , mungkin ia menerima semuanya karena ia mencintai suaminya . Itu yang ingin ku sampaikan

Terima kasih buat komentar dari seorang readers yang sangat berani menegur jika merasa tidak puas akan cerita saya :D

You're My Wife ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang