Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.
Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!Hari keempat Jake berada jauh dari Lili dan ia makin dibuat bingung dengan sikap kekasihnya. Semakin hari Lili semakin sulit untuk dihubungi. Bahkan janji yang ia buat untuk menghubungi Jake setelah kembali ke kantor 3 hari yang lalu pun tidak ditepati. Lili hanya bisa dihubungi ketika malam hari dan itupun tak bisa lama. Setiap dikonfrontasi, gadis itu memiliki seribu satu cara untuk mengelak.
Tidak hanya itu, Jake makin dibuat kecewa dengan kenyataan bahwa Lili tidak benar-benar pulang ke Bandung. Dua hari yang lalu atau yang berarti hari Sabtu, seharusnya menjadi jadwal Lili untuk pulang ke rumah orang tuanya. Namun, saat Jake menghubungi ibu Lili, beliau mengatakan bahwa Lili mengabarkan tidak bisa pulang karna urusan pekerjaan. Padahal sebelumnya, gadis itu keras sekali menolak ajakan Jake untuk ikut ke Bali dengan alasan harus pulang ke Bandung karena ayahnya rindu.
Jake dibuat tidak bisa fokus selama berada di Bali karna perubahan sifat yang terjadi pada kekasihnya. Oci dan Juna juga tak banyak membantu ketika ditanya. Mereka bertiga seolah sudah bersekongkol untuk menyembunyikan sesuatu darinya.
"Udah deh bro. Fokus dulu sama yang ada disini. Nanti kalo urusan disini udah selesai dan kita udah balik ke Jakarta, lo ajak Lili ngobrol baik-baik."
"Ck berisik Jer! Gue pusing, lo jangan gangguin dulu."
"Yee dibilangin juga. Gue ngga bakal bawel kalo lo ngga terus-terusan minta pulang duluan. Tapi kan lo tau kalo acaranya belum selesai. Apalagi lo disini jadi salah satu tamu kehormatan. Ya ngga bisa lah main pulang-pulang aja cuma karna urusan pribadi."
Jake menghempaskan punggungnya pada sofa. Kepalanya menengadah ke atas, dengan tangan yang sesekali memijat pelipisnya yang terasa tegang karena terlalu sering merengut menatap layar ponsel.
"Muka lo ngga enak tau dari kemaren-maren. Iyasih lo masih bisa profesional dan ngelayanin tamu yang lain dengan ramah. Tapi yang bareng sama lo 24/7 kan gue. Males lah gue kalo setiap waktu senggang harus ngeliat lo melototin handphone terus ngga ada abisnya. Mana muka lo asem banget lagi kalo udah keluar dari acara."
Jake hanya diam. Namun didalam hati, ia menyetujui ucapan Jeremy untuk bertanya pada Lili secara langsung saja untuk menghindari kesalahpahaman. Sudah berulangkali ia marah karena Lili yang pada beberapa moment tertentu sering sekali sulit untuk dihubungin. Dan kali ini, Jake memilih untuk mengikuti saran dari Jeremy untuk menghindari perselisihan dengan Lili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
FanfictionJake si 49% phisical touch pacaran sama Lilian si act of service Enjoy fellas !