"Dia memang indah, namun tanpanya, hidupmu masih punya arti."- ardgcxx for salsa -
[Lanjutan dari chapter sebelumnya]
Betapa terkejutnya zada ketika melihat kejutan yang diberikan oleh keempat sahabatnya itu. Tenda warna cream, dengan hiasan bunga cantik serta balon- balon warna pink dan cream.
Sial, darimana mereka tau warna kesukaanku? Rasanya aku tidak pernah memberitau salah satu dari mereka.
"Wah, sepertinya ada yang terhipnotis nih sama kejutan kita, sampai ngga kedip gitu matanya." ketiga sahabatnya saling menyenggol satu sama lain.
"Thank you so much for everything, really beautiful for me. very grateful to have you in this world." ucap zada bersyukur. Seandainya saja, kedua orang tua nya masih berada di sampingnya, pasti mereka merasa sangat bahagia juga sepertiku.
"We are also grateful to have a friend like you, zada." ucap rischa, bila dan nata bersamaan.
Salsa yang melihat pemandangan ketiga sahabatnya itu mengacuhkan bahunya tak suka. "Kenapa gue harus berada di tempat yang ngga nyaman kayak gini sih."
Banyak makanan yang tersedia di meja depan tenda, zada merasa tidak enak sekali. Para sahabatnya mengeluarkan uang banyak untuk semua ini, suatu saat zada akan membalas semuanya.
𝙋𝙪𝙠𝙪𝙡 23.50 𝙥.𝙢
Kelima nya menghabiskan waktu bersama, dari menonton film bersama, makan cemilan, dan sekarang memainkan permainan truth or dare.
Botol itu berhenti tepat di arah zada, zada tersenyum kikuk dan akhirnya memutuskan untuk memilih truth.
"Gue duluan ya girl, zad lo ada hubungan spesial ya sama kak alvin? Menurut gue kak alvin care banget sama lo, asal lo tau aja ini semua sebagian besar rencana dari kak alvin untuk lo, effort sebegitu besar apa masih bisa dibilang cuman temen?." tanya bila kepo, ya menurut bila sendiri sepertinya sahabatnya itu sedang menutupi sesuatu.
Zada yang diberikan pertanyaaan pun, bingung harus menjawab apa? Untuk saat ini memang mereka belum ada hubungan. Tapi alvin banyak melakukan sesuatu untuknya.
"Gue sama kak alvin ngga ada hubungan serius, pure teman. Gue juga ngga tau kenapa kak alvin sampai sebegitunya." jawab zada jujur.
"Atau jangan jangan, kak alvin suka lagi sama lo?." ucap nata ceplas ceplos.
Salsa yang mendengar nya pun naik pitam, ia menatap sinis zada untuk menanti jawaban.
Zada yang mendapat tatapan sinis itu, langsung mengalihkan pembicaraan. "Gue mau ke toilet sebentar, yaa."
Zada langsung keluar dari tenda sambil berlari kecil menuju toilet rumahnya, ia benar benar kebelet sekarang.
Salsa yang tak kunjung mendapat jawaban, ikut keluar dari tenda entah kemana.
"Harusnya kalian ngga bawa bawa nama kak alvin." ucap rischa dengan wajah khawatir.
"Lah, ya ngga mungkin kan bawa bawa nama kak bagas. Yang kita lihat sekarang kan zada dekatnya sama kak alvin." jawab nata.
"Sebenarnya, caca mantan kak alvin." mau tidak mau rischa harus mengatakannya, daripada nanti lebih berantakan lagi.
"Lo, serius cha? Caca mantannya kak alvin?." bila dan nata kaget mendengar penuturan dari risha.
"Pelan pelan bege, gimana kalau ada yang denger." richa menoyor tangan nata yang mengeluarkan suara nyaring.
"Hehe, maaf. Habisnya gue ngga tau, kalau pun gue tau ya ngga mungkin juga sih gue bawa bawa nama kak alvin." jawab nata seraya mengacungkan dua jari membentuk huruf "v".
"Berarti caca belum moveon?." kini bila yag berucap. Btw caca itu nama sapaan akrab dari keempat sahabatnya.
"Sepertinya sih begitu, bil. Tapi gue takut kalau imbasnya nanti ke dila." sungguh rischa sangat khawatir kalau hal yang ia katakan benar terjadi.
[Btw, picture nya udah pernah terspill di chapter sebelumnya]
"Belum moveon yaa, sa?"
Jangan karna lo belum moveon,
sahabat sendiri jadi imbasnya.- ardgcxx -
Jika menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.
Terima kasih🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
DAREZA
Dla nastolatków[𝘿𝙖𝙧𝙚𝙯 𝙯𝙖𝙙𝙖] 𝟶𝟾 𝙰𝚐𝚞𝚜𝚝𝚞𝚜 𝟸𝟶𝟸𝟸 Kejadian malang yang menimpa kedua orang tuanya membuat zada terpaksa harus mengubur sikap kekanak-kanakannya. Namun, dibalik peristiwa menggenaskan itu, rupanya ada sekelompok orang yang harus bert...