Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Noah feat Iwan Fals - Yang Terlupakan
***
Bab 24 | Yang Tak Terlupakan
Doa ini hanya satu semoga merasakan kembali tahun depan
***
Bang Yedam dan Farid menuju ke ruangan rawat Wahyu yang awalnya di UGD ke ruangan rawat biasa. Saat membuka pintu ruang itu sosok yang tadi sempat pingsan sudah bangun dan menatap kepada kedua orang yang di ambang pintu dengan tatapan sendu.
Bang Yedam dan Farid masuk dan mendekati Wahyu yang menatap mereka dengan seribu pertanyaan. Dan mereka langsung mempercepat langkahnya untuk mengecek kondisi sahabatnya ia sangat khawatir karena pada saat pertama kali ia menemukan nya kondisinya sangat mengkhawatirkan dan harus segera mendapatkan pertolongan pertama.
"Bang Yedam, Farid" ucapnya pelan.
"Syukurlah Yu, lo sudah sadar," ungkap Farid.
"Gue dimana?" tanya Tigris lirih.
"Lo di rumah sakit, Farid menemukan lo di toilet rumah Farid lalu gue sama Farid langsung bawa lo pingsan, untung saja masih dapat tertolong." Bang Yedam menjawab dengan nada gementar.
"Gue sakit apa?" tanya lagi Wahyu.
"Sudahlah, lebih baik kamu istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran yang penting lo sehat dulu," jawab Farid lebih pelan.
"Jawab pertanyaan gue!" Wahyu mendadak tegas dengan menatap mereka berdua dengan tatapan tajam.
"Baiklah, kalau itu mau lo." Farid dan Bang Yedam beradu tatap karena bingung siapa diantara mereka yang akan menjelaskan semuanya kepada Wahyu.
Setelah itu mereka menatap Wahyu lalu Bang Yedam menghela napas panjangnya. "Baiklah. Dari hasil pemeriksaan CT scan dan MRI lo kena gagal otak berat"
"Gegar otak," ulang Wahyu.
"Iya gara-gara pukulan beberapa waktu yang lalu dimana itu menyebabkan luka yang parah. Padahal dulu kalo langsung di cek mungkin hanya gegar otak ringan. Tapi karena gagal cepat di tangani jadinya menyebabkan gegar otak berat dan ini sangat berbahaya," jelas Bang Yedam
"Berbahaya, maksud lo? " tanya Wahyu lagi.
"Kematian. Tapi dengan operasi semua akan berjalan dengan baik asalkan lo bertahan hidup," jawab Farid dengan cepat
Wahyu bukan orang yang cengeng akan tetapi ia merasakan bahwa dirinya tidak berguna bahkan ia menangis meratapi nasib yang ia rasakan. Ternyata memang selama ini ia telah menyimpan penyakit yang membuat dirinya akan kehilangan nyawa. Namun rasa ini sama dengan hal yang gawat, gawat karena sewaktu waktu apabila jantung nya berhenti, maka hidup nya pun harus berhenti.
Melihat Wahyu sangat terpuruk dalam keadaan sakit nya ini membuat Farid dan Bang Yedam selaku sahabatnya walaupun bukan saudara akan tetapi mereka sudah bersama-sama dari awal sudah mengganggap seperti saudara sendiri maka dari itu ia berjanji untuk menyelamatkan walaupun nyawanya sendiri yang menjadi taruhannya. Mereka semua larut dalam kesedihan yang mendalam dan menyisakan hari yang penuh sendu.
Setelah melepaskan pelukannya Bang Yedam dan Farid akhirnya duduk di samping ranjang nya Tigris. "Rid, Bang Yedam gue mau minta bantuan elo?" tanya Wahyu.
"Bantuan apa?" tanya balik Bang Yedam
"Tolong rahasiakan ini dari Dian, Iqbal dan kedua orang tua gue," pinta Wahyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [5] Wahyu Iqbal ✓
Novela Juvenil"Ketika kita berjalan ke arah yang sama namun berakhir dengan jalan yang berbeda" *** Wahyu Lutfhi dan Iqbal Lutfhi adalah kakak-beradik yang terpaut usia beda satu tahun. Di kala mereka menginjak usia remaja, Wahyu lulus dari bangku menengah kejuru...