"Cielah adek gue bangun," kata Arya yang baru keluar dari kamarnya. Penampilannya masih acak acakan karena baru bangun tidur."Ih bau, belum mandi ya?" Clau menutup hidungnya. Arya pun menunjukkan cengirannya. "Hehehe tau aja,"
"Mandi gih, gue berangkat sendiri aja ntar kalo lo ga buru buru mandi." ucap Clau lalu ia berjalan menuju tangga untuk turun. Namun belum ada selangkah tangannya sudah dicekal oleh Arya. "Eh, jangan dong! Iyaiya gue mandi."
"Yaudah sana buruan." Clau langsung melepaskan cekalan Arya dan kembali berjalan untuk turun.
"IH, JANGAN PERGI DULU CLAU!' teriak Alfa dari atas.
"ENGGAA GUE DI RUANG TAMU. BURUAN SANA!" teriak Clau dari bawah tak kalah keras juga. Untung aja cuma berdua. Jadi mau teriak teriak sampe pita suaranya putus pun gabakal ada yang marahin.
Melihat jam yang sudah menuju pukul 06.00, Arya pun bergegas masuk lagi ke kamar dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya agar tak lagi kena omel dari adiknya.
***
Sekarang sudah memasuki jam pelajaran terakhir. Itu tandanya setelah 1 jam ini berakhir, para murid bisa pulang untuk melakukan aktivitas dirumah.
"Oke anak anak berhubung jam pelajaran saya masih ada 15 menit lagi maka waktunya digunakan untuk membuat kelompok dan kita presentasi minggu depan. Masing-masing ada 6 anggota." Kata Pak Arwan dan membuat semuanya yang ada di kelas mengaduh. "Silahkan kalian pilih anggota kelompok masing-masing setelah itu baru boleh pulang saat bel pulang sudah berbunyi. Buat sekretaris nanti data nama kelompok kirim ke saya saja. Sekian pembelajaran hari ini, selamat bertemu minggu depan terimakasih."
Setelah Pak Arwan keluar, barulah kelas terasa gaduh karena mereka sedang berebut anggota kelompok. Ada yang gelisah takut ga punya kelompok karena kelewat nolep, ada juga yang pinter buat jadi bahan rebutan. Hanya Cia yang paling santai disini. Karena dia sudah pasti memilih Clau dan Difa untuk satu kelompok dengannya.
"Engg, kurang tiga siapa lagi ya?" ucapnya sambil mengetuk dagu dan melihat seisi kelas. Tiba-tiba saja Revan dan Deka sudah di dekat ia dan mengejutkannya.
"Hayooo kekurangan personil yaaa?" ucap Revan dengan wajah tengilnya.
Sembari merangkul Deka di sampingnya, dia kembali melanjutkan perkataannya. "Gue sama Deka gabung kelompok lo dong, janji kok kita kerja. Soalnya kelompok lain udah penuh semua."
"Ah iyaa kebetulan, yaudah lo ikut kelompok gue aja," ucap Cia lalu ia menghadap ke meja di sampingnya. Disana ada Clau dan Difa yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Boleh kan Clau?" Clau pun hanya berdehem sebagai balasannya sedangkan Difa hanya meliriknya sekilas.
Cia pun segera menulis list daftar anggota kelompoknya untuk ia kirim ke sekretaris kelasnya. "Eh tapi kurang satu gimana dong?" tanyanya kepada dua manusia yang ada di depannya.
Revan dan Deka sama sama melihat sekeliling kelas dan yang tersisa belum memiliki kelompok adalah Alfa. "Al, mau gabung kelompok gue gak? lo belom masuk kelompok kan?" ucap Deka menghampiri Alfa yang ada di bangku belakang. "Siapa aja emang?" tanyanya kepada Deka.
"Itu si Cia sama tameng tamengnya, gimana?"
"Ngg iya deh, thanks ya." ucap Alfa bermaksud untuk menerima tawaran tersebut. Mau menolak juga tidak mungkin, selain dia belum terlalu kenal yang lain dirinya sekarang juga hanya satu satunya yang belum mendapatkan kelompok.
"Ci, Alfa ikut kita aja. Dia juga belum kebagian kelompok." ujar Deka setelah kembali menghampiri Revan dan Cia yang sibuk menuliskan daftar kelompok.
"Nahh oke deh, siap semua nih udah komplit." Cia pun segera mengirimkan daftar anggotanya ke Rain, sekretaris kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAUDIe
Teen FictionKeinginan Clau sederhana. Dia hanya ingin hidup didampingi oleh orang-orang baik terutama Difa, Cia dan Arya kakaknya. Mereka adalah sayap pelindungnya. Mungkin akan ada lagi sosok yang hadir di hidup Clau dan masuk ke dalam jajaran yang dia anggap...