BAB 20

28.7K 2.3K 119
                                    

Happy Reading!

Kiara langsung membatu saat tubuh wanita yang Kiara sebut sebagai pemeran utama itu terbaring di tanah. Sedang kereta kuda yang menabraknya entah hilang ke mana.

"Yang mulia." Panggil Kiara membuat kaisar Qin memberi isyarat pada para pelayan untuk membawa tubuh Lhu Shi ke aula selir dan memanggil tabib.

Sedang kaisar kembali memacu kudanya ke arah kain.

"Kita mau ke mana?" Kaget Kiara namun kaisar hanya diam.

Kiara memandang sekeliling dan mulai tenang saat menyadari tujuan mereka, Danau Utara.

"Apa yang kau pikirkan, selir Qia. Kau sedang mengandung anak kita." Ucap kaisar saat kuda berhenti di tepi danau.

'Aku juga tidak tahu dari mana kebodohan ini berasal. Bagaimana jika aku hanya mati dan tidak kembali ke asalku' Batin Kiara frustasi.

"Selir Qia." Desak kaisar meminta jawaban.

"Aku hanya ingin menunggang kuda." jawab Kiara asal. Tidak mungkin ia menceritakan semuanya kan.

"Kau bisa memintaku menemanimu." Ucap kaisar dengan nada lembut.

Kiara menghela napas. "Aku pikir kaisar akan sibuk dengan selir baru itu. Siapa namanya? Aku tidak tahu_" Tanya Kiara membuat kaisar menjawab.

"Lhu Shi."

"Iya Lhu__ apa?" kaget Kiara. Kenapa namanya sama persis dengan pemeran utama. Tidak salah lagi. Wanita itu pasti pemeran utama yang asli. Kejadiannya juga sama. Ia tidur kan dengan kaisar pada pertemuan pertama mereka.

'Aku terlalu menggampangkan takdir.' Batin Kiara lesu.

"Jangan mengulangi hal seperti ini lagi. Ingat kau sedang mengandung pewaris kekaisaran ini." Ucap kaisar sembari memeluk tubuh selir Qia.

Kiara menghela napas lalu menggenggam jemari kaisar Qin.

"Aku berjanji_"Ucap Kiara lembut.

"Bagus." Ucap kaisar lalu kembali memacu kudanya. "Kita harus kembali." lanjutnya membuat Kiara melotot.

'Kaisar pasti ingin menemui sipemeran utama. Ini tidak boleh terjadi. Aku harus meminimalisir pertemuan kaisar dengan si Lhu Shi itu untuk menghindari kaisar jatuh hati.' batin Kiara lalu menyentuh perutnya.

"Arghh_berhenti yang mulia." Rintih Kiara membuat kaisar Qin segera menghentikan kudanya.

"Ada apa selir Qia?" tanya kaisar khawatir.

Kiara meremas perutnya dengan wajah menahan sakit. "Sakitt hh peruttku sakitt" Rintih Kiara membuat kaisar segera turun dari kuda kemudian membantu selirnya itu turun.

"hhh_sakiitt" Rintih Kiara membuat kaisar segera menggendong selir Qia berlari menuju kediamannya. Karena hanya kediamannya yang paling dekat dengan Danau Utara.

"Panggil tabib!" Teriak kaisar membuat kasim pendamping segera bergegas pergi.

Kaisar meletakkan selir Qia di atas tempat tidur. "Ini pasti karena guncangan saat berkuda." Ucap kaisar khawatir.

"Hh_sakiitt" Rintih Kiara lagi. Ia meremas lengan kaisar untuk meyakinkan aktingnya.

"Yang mulia, tabibnya sudah datang."ucap kasim pendamping yang datang bersama seorang tabib.

"Cepat!" Titah kaisar lalu melotot. "Di mana tabib kekaisaran?" tanya kaisar saat yang datang adalah tabib yang lain dan bukan tabib resmi kekaisaran.

"Maafkan hamba yang mulia. Tapi tabib kekaisaran sedang menangani selir baru di aula selir." Ucap tabib pendamping membuat Kiara menatap kaisar, lalu_

Kiara's Transmigration (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang