"Ayo, kita pergi sekarang?"
Belle mengangkat wajahnya, menatap Al yang baru masuk ke dalam ruang inapnya. Melangkah lebar ke arahnya yang kini duduk di sofa.
"Apa aku benar-benar sudah boleh pulang?"
"Hm,"
"Kenapa? Kamu tidak senang kita bisa pulang?"
Belle menggeleng. "Aku hanya merasa tubuh ku tidak sekuat dulu. Apa aku memiliki penyakit tertentu?"
Al mendekat, menekuk kakinya di depan Belle. Meraih tangan wanita itu yang berada di pangkuannya untuk digenggam. "Kamu merasakan sesuatu pada tubuh mu? Ada yang tidak nyaman?"
"Tidak, bukan begitu. Hanya saja--"
"Tidak ada apa pun."
"Hmm?"
"Tidak terjadi apa pun pada mu. Semua baik-baik saja."
"Benarkah?"
"Hm,"
"Lalu kenapa aku kemarin harus di rawat di sini? Dan, kenapa aku harus meminum obat sebanyak itu? Bahkan dokter Neta mewanti-wanti ku untuk tidak stress."
Al meneguk ludahnya berat, mana mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Belle. Jika saat ini wanita itu mengandung dan nyaris kehilangan bayinya lantaran kecerobohan Al.
Apa yang akan wanita itu lakukan jika dia mengetahui, saat ini dia tengah mengandung?
"Itu hanya vitamin, dan dia mengatakan itu karena aku yang memintanya."
"Kenapa?" Al mengernyit. "Kenapa kamu menyuruhnya mengatakan itu padaku?"
"Bukankah waktu itu aku sudah sangat keterlaluan? Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Jadi--"
"Jangan berbohong!"
"Aku tidak ingin merasa bersalah. Lebih banyak. Lagi pula dulu aku berjanji pada ayahmu untuk menjaga mu 'kan?"
Belle menatap Al lurus. Menyelami kedua mata pria itu lebih dalam. Bagaimana pun juga, sangat mengejutkan untuknya melihat perubahan Al yang mendadak seperti ini.
"Kenapa baru sekarang?"
"Hm... apa?"
"Kenapa baru sekarang kamu merasa bersalah? Kemarin-kemarin ke mana saja?"
Al tersenyum kecil. Meremas telapak tangan Belle sedikit erat. "Bisakah kita memulai semuanya dari awal?"
Belle diam. Tidak percaya akan mendengar ucapan itu keluar dari mulut Al. Apa pria ini sedang bercanda? Jika iya, ok dia berhasil membuat Belle ingin tertawa keras.
"Belum ... Terlambat kan, kita memulai semua dari awal?"
"Bagaimana dengan kekasihmu?"
Leher Al mendadak menegang, begitu pun wajahnya yang nampak tersentak.
"Kamu lupa jika kamu memiliki kekasih?" Tanya Belle, menarik tangannya dari genggaman Al. Hanya dengan sekali melihat pun, dia bisa menebak apa yang ada di kepala Al saat ini.
"Lupakan, aku akan menganggap kamu tidak mengatakan apa pun tadi." Belle bangkit. Membuat Al ikut bangkit. Namun, dia hanya diam dengan tatapan tidak berpindah dari wajah Belle. Menatap wanita itu lama dan dalam.
Sampai Belle memalingkan wajahnya, berbalik dan melangkah lebih dulu. Al hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan. Berusaha mengisi rongga dadanya dengan oksigen sebanyak-banyaknya. Lalu menyusul Belle yang sudah keluar dari ruangan lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Gantung(SELESAI)
RomantizmHarap pintar dalam memilih bacaan!! Untuk yang tidak suka sesuatu yang bikin hati ngilu, jauh-jauh!! ***** Belleza kira--dia adalah satu-satunya wanita yang berdiri di samping suaminya--Al selama lima tahun terakhir ini. Menjadi istri sekaligus wani...