Hai kawan-kawan 👋
Seperti yg aku bkl,aq upnya setiap Selasa yaaq, kecuali kalau lagi good mood bgt mungkin update nya bsa lebih sering hehehe 😅😬
Langsung cuzs baja azah yaaq 🕶️💃
***
"Rasa cemburu melukai kita dengan belati rasa keraguan diri"
- Terri Guillemets***
"Lia?"
"Hah?" Sahut Sesil bingung sambil menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang sambil menggaruk keningnya. Kebiasaan saat dia bingung.
"Kamu panggil siapa?" Tanya Sesil masih dengan raut bingungnya sambil menatap penuh tanya kearah Daffa.
Daffa yang menyadari akan keceplosannya, langsung meraup wajahnya kasar dan mengalihkan pandangannya ke depan.
"Nggak ada! Lo salah denger kali!" Solot Daffa dengan menghindari kontak mata dengan Sesil.
"Loh? Kok kamu malah nyolot sih? Aku kan nanyanya biasa aja" Bela Sesil dengan muka ditekuk.
"Gue nggak nyolot!" Sahut Daffa kembali ngegas.
"Kamu agennya penjual LPG ya? Kok pinter banget ngegasnya" Cibir Sesil sambil bersedekap dada.
"MANA ADA?!" Teriak Daffa kesal.
"Daffa!"
Panggilan seorang membuat Daffa bernafas lega, setidaknya dia dapat menghindar dari kerocokan pertanyaan Sesil.
Kini tatapannya beralih pada Raka yang menatapnya dengan pandangan iba.
"Abis tawuran sama siapa lo?"
"Bukan urusan lo!" Ketus Daffa yang membuat Raka menghela nafas pelan.
Usai berdehem pelan, Rakapun berkata.
"Kelas pada gaduh, lo malah ngilang. Mana balik-balik bonyok lagi. Buru ke ruang guru, lo dicariin tadi sama Pak Jono" Terang Raka serius, namun dengan intonasi nada bicara yang stabil, agar tidak memancing emosi Daffa yang mood-nya terlihat buruk saat ini.
Tanpa mengucap sepatah kata, Daffapun berlalu menuju keluar kelas.
Saat Raka hendak memutar pandangannya kearah depan. Panggilan lembut Sesil menghentikan pergerakannya.
"Mm.. Kak Raka?" Panggil Sesil sambil tersenyum canggung.
"Iya Sil? Ada yang bisa gue bantu?"
"Itu... Kakak kenal sama agennya penjual LPG tadi?"
"Apa Sil? Agen penjual LPG? Gue nggak ada kenalan agen LPG" Jawab Raka bingung. 'Nih anak nggak salah server apa? Masa' nanyain agen LPG ke gua?'
"Itu loh Kak, yang barusan kakak panggil Duffan? Dupa? Aduuh siapa ya? Aku pakek lupa segala lagi" Gerutu Sesil sambil mengetuk-ngetuk keningnya.
Raka sempat ngelag sebentar, sebelum menepuk jidatnya keras.
"Astaga! Daffa maksud lo?"
Sesil mengangguk kecil.
Sedang Raka langsung berdehem kecil, mencoba untuk tidak menertawakan nama-nama sebutan Sesil untuk Daffa yang terdengar aneh baginya, sebelum akhirnya dia mencoba bertanya serius.
"Emang kenapa kalau gue kenal dia?"
"Nggak apa-apa. Aneh aja gitu, masa' orang baik kayak kakak temannya kayak gitu" Jelas Sesil sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DaffaLia
Teen Fiction"backstreet and hurt in one side" *** Sebagian kisah, mungkin menganggap 'backstreet' adalah kisah yang tenang dan meminimalisir kehebohan publik. Tapi, berbeda halnya dengan Sesil. Dia harus memendam beribu luka, dikala dia harus menjalin kisah dia...