Lelaki jika mempunyai uang, maka satu wanita tak akan membuatnya merasa cukup. Hal itu juga dirasakan oleh Hilman begitu ia menjabat sebagai kepala direktur CDM. Terpilihnya Hilman pun, atas pemungutan suara yang diberikan oleh para komisaris dan juga komite audit begitu kegiatan pemilihan berlangsung.Setelah menjabat selama dua bulan, Hilman perlahan membuka jati dirinya yang telah lama terpedam. Seperti, minum-minuman beralkohol setelah bekerja, ataupun menyewa seorang perempuan untuk menjadi teman tidurnya di akhir pekan.
Puncaknya hingga saat ini.
Hilman telah lama memiliki hubungan gelap dengan sekretaris pribadinya selama setahun lamanya. Hubungannya dilandasi atas suka sama suka dari keduanya. Padahal, Hilman sudah memiliki seorang istri dan juga seorang anak perempuan berumur empat tahun. Singkatnya, Hilman berselingkuh dengan istrinya.
Apakah Adinda mengetahui? Jelas saja.
Bahkan, Adinda pernah diajak oleh Hilman untuk datang ke rumahnya. Ya, meskipun sekedar membahas pekerjaan, tapi tangan keduanya tetap berani mencuri pandang di hadapan Kayline.
"Mas, kangen." ujar Adinda begitu Hilman tiba di apartement miliknya. Hilman yang baru saja tiba pun lantas mencium singkat bibir sang kekasih.
"Sama, Din. Mas juga kangen sama kamu." katanya, dengan tangan yang melepaskan jas hitam pada tubuhnya.
"Happy aniversarry sayang."
Hilman mengeluarkan cincin yang ada pada saku celananya. Ia pun berlutut, memasangkan cincin perak itu pada jari manis sang puan.
"Omg, you so cute!" ujar Adinda yang terharu dengan perlakuan Hilman. "Kamu tahu dari mana kalau aku memang menginginkan cincin ini?" Adinda pun bertanya-tanya sambil ia melihat jari manisnya.
"Waktu kamu anterin aku beli kado untuk Kayline, kamu kelihatannya tertarik sekali sama cincin itu. Dan ingat kan waktu aku suruh kamu cobain?"
Adinda pun mengangguk.
"Esok harinya, aku datang kembali kesana untuk membeli cincin yang kamu mau."
"Makasih sayang."
Adinda memeluk sang tuan yang kini sudah berdiri dihadapannya. Tangannya mengalungkan pada perpotongan leher Hilman dan ia mengecup singkat lelaki tersebut.
Teringat oleh hidangan di sampingnya, Adinda pun melepaskan pelukan tersebut.
"Oh iya, aku sudah siapin ini semua untuk kamu." ujar sang puan yang meminta sang lelaki untuk duduk di atas kursi.
"Ini yang masak kamu semua, Din? Waw, your amazing." puji Hilman pada perempuan di depannya, membuat sang puan tersipu malu akan ucapan kekasihnya.
"Enakan mana sama masakan istri kamu? Ralat, maksudnya pembantu di rumah kamu."
Hilman tersenyum dan menjawab bahwa masakan perempuan di depannya benar-benar nikmat. Mengapa begitu? Hilman sendiri jarang sekali merasakan masakan istrinya. Hanya beberapa kali saja, itu pun tak di makan sampai habis oleh lelaki itu.
Masakan yang dibuat oleh Kayline tak begitu enak. Maka itu, Hilman menyarankan untuk memakai asisten rumah tangga yang memenuhi segala kebutuhannya. Tapi, Kayline tak sekalipun tahu alasan Hilman memperkerjakan asisten rumah tangannya. Yang ia tahu, Hilman hanya ingin membantu dirinya dalam mengurus kebutuhan rumah tangga.
Kalau ditanya apakah Hilman mencintai Kayline? Jawabannya iya. Ia mencintai perempuan itu sejak duduk di bangku perkuliahannya.
Tapi begitu memasuki tahun keenam pernikahannya, justru ia bosan dengan sang istri dan mencari perempuan lain yang dapat memahami dirinya.
"Main coursenya aja seenak ini, apalagi dessertnya, ya?" ujar Hilman yang telah menyelesaikan makanannya.
"Mau dessertnya sekarang?" bisik Adinda yang diangguk oleh lelaki tersebut.
Tanpa perlu berbasa basi, Adida menarik sang tuan untuk menuju ranjangnya. Ia pun duduk di atas ranjang, menunggu sang tuan yang tengah membuka seluruh kemejanya. Bisa dilihat bahwa ada rambut pada bagian dada lelaki itu, membuat Adinda bernafsu akan kekasihnya saat ini.
"Makin lebat aja deh." usap Adinda begitu sang tuan sudah mengukung dirinya di atas sana.
Hilman tak membalas ucapan Adinda. Ia justru mendekatkan wajahnya, mencium bibir ceri sang puan dan melumatnya dengan lembut.
Lumatan demi lumatan ia berikan. Bahkan, kini wajahnya turun menuju leher jenjang Adinda dan memberikan beberapa tanda pada collarbone perempuan tersebut. Bukan hanya Hilman saja yang beraksi, Adinda pun juga ikut beraksi. Ia mengusap lembut dada bidang lelaki tersebut dengan jari-jari tangannya. Adinda tahu titik kelemahan lelaki terdapat pada bagian dada, bagian belakang telinga, dan juga di atas pusar. Oleh karena itu, ia pun mencoba menggoda sang tuan dengan cara tersebut.
"Nghhhh..."
Untuk konten lengkapnya, kalian bisa akses di link berikut: https://privatter.net/p/9281555
Akses password bisa di dapatkan disini, ya: https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/tl-z3Cx7
Jangan lupa kasih feedback ya biar aku semangat nulisnya 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfica part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer