Ini yang minta Helia transmigrasi kemarin siapa 😌☝️
***
Trang! Trang!
"Berisik," gumam gadis itu pelan.
Pasalnya, apa yang gadis itu dengar di dalam tidurnya adalah bunyi pedang yang beradu, suara teriakan kesakitan, serta suara api yang berkobar.
Jelas-jelas, Clara tidur di apartemen kumuhnya yang nyaman, bukan di medan perang.
"Nona Helia! Nona Helia!"
Dan siapa yang memanggil namanya dengan salah sambil mengguncang tubuhnya? Clara dan Helia nyaris mirip, tapi berbeda! Bahkan cara pengucapannya saja sudah jauh berbeda. Siapa yang membuat kesalahan tolol itu?
Clara melenguh. Perlahan, dia membuka matanya dan menampilkan iris mata merah ruby yang bersinar.
Apa yang Clara pertama kali lihat adalah wajah pria yang mengerubunginya. Dia mengenakan seragam yang memiliki logo aneh yang tidak pernah Clara lihat sebelumnya. Itu klasik.
Bukan hanya itu.
"Kebakaran?!" teriak Clara dengan kaget. Dia buru-buru bangkit dari posisi tidurnya, yang baru Clara ketahui bahwa dia terbaring di atas rumput yang dingin.
Ketika melihat ke sekeliling, Clara melihat banyak orang tengah menodongkan pedang kepada satu sama lain.
Clara membeku.
Itu ... pedang? Itu pedang sungguhan? batinnya menjerit.
Apabila dikatakan sebagai pedang palsu pun, itu mustahil. Karena dari apa yang Clara lihat, ketika pedang itu menggores kulit, darah segar langsung menyembur keluar.
Tidak lupa teriakan-teriakan khas di medan perang menjadi latar belakang melodi yang mengerikan bagi Clara.
Plak!
"Ah! Nona Helia! Ada apa?!" Seorang ksatria bertanya pada Clara yang menampar dirinya sendiri.
Clara takut.
Sebagai wanita yang tinggal di negara republik yang damai tanpa peperangan, ini adalah sensasi yang berbeda. Ini mengerikan. Bahkan lebih horor daripada film yang dia lihat di bioskop. Tidak hanya mengerikan, tetapi juga seolah telah merenggut jiwa Clara sebanyak seribu tahun.
Clara menoleh kaku pada ksatria yang menatapnya khawatir. "H-Helia ...?"
"Nona Helia? Apa ada yang salah?" Ksatria itu malah bertanya kembali dengan nada khawatir.
"Ti-Tidak ada."
Clara menggeleng kuat.
Tidak ada yang salah. Tidak ada yang salah kecuali Clara yang entah mengapa berada di medan perang!
Clara terkekeh kecil. Ini hanya mimpi. Clara yakin itu. Dan mengapa Clara bisa bergerak sesuai keinginannya, itu karena ini adalah lucid dream. Mimpi yang bisa Clara kendalikan. Mengalami lucid dream bagi Clara bukanlah hal yang sulit. Jadi, Clara sangat yakin bahwa dia tengah mengalami lucid dream.
Dan nama Helia, itu sangat familier. Itu persis seperti nama protagonis menyedihkan yang Clara baca dalam novel [Look at Me, Your Majesty!]. Clara mendapatkan rekomendasi novel itu dari teman kerjanya di restoran. Mengatakan bahwa karya itu sangat mengagumkan sehingga Clara harus membeli novel itu di toko buku.
Tololnya, Clara menurut. Dan dia menyesal. Bahkan novel yang Clara beli dengan menyisihkan gaji kecilnya sebagai karyawan restoran memiliki alur cerita yang luar biasa ampas. Bagaimana mungkin tiga karakter utama di dalam novel itu mati sekaligus? Bahkan pria bajingan yang sangat ingin Clara tonjok barang sekali itu mati tanpa penyesalan terlebih dahulu? Dan bagaimana dengan pemeran utama kedua wanita, dia sangat naif dan polos. Clara nyaris ingin merobek-robek novel itu jika saja dia tidak mengingat betapa mahalnya harga novel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Look at Me, Your Majesty! [E-book]
Ficção HistóricaAllan Edelbert Teratia adalah raja dari kerajaan Teratia. Dia dikenal sebagai tiran kejam yang mampu memukul mundur ratusan pasukan musuh sendirian dan selalu menyiksa orang dengan sadis. Belum lagi, dia mengambil tahta dengan membunuh seluruh Kelua...