Siang itu Hanum melangkah keluar ruangan kantornya menuju lift, ia harus menyerahkan beberapa dokumen penting ke PA Managing Director yang berada di lantai 25.
"Hai mba Jes!" Sapa Hanum kepada Jessi.
"Eh Num, duduk duduk."
Hanum menarik kursi yang ada di depannya dan duduk berhadapan dengan Jessi.
"Padahal nanti aja Num abis istirahat"
"Ah nggak mba sekarang aja, aku juga masih ada yang dikerjain soalnya, khawatir lupa. Tapi Pak Gerald bener ada kan?"
"Ada kook, nanti dua hari lagi baru ke Malaysia."
"Fuuuh amaaan aman..." Hanum mengelus dadanya.
"Kamu nggak makan siang Num?" Tanya Jessi.
Hanum memajukan wajahnya ke meja Jessi dan menopang dagu dengan tangannya.
"Nanti dulu lah mba, nggak tenang kalo ini itu belum kelar."
"Lagi peak banget ya Num?"
"Iya mba, aku sampe diprotes sama Azka pulangnya telat terus..." Sambil tetap sibuk dengan dokumen yang dibawa tadi, Hanum dan Jessi mengobrol tentang anak masing-masing, saling mengiyakan suka duka memiliki anak yang beranjak besar. Saking serunya obrolan mereka sampai Hanum tak menyadari sosok Andre yang baru keluar dari ruangan Gerald, Managing Director melihatnya lalu berjalan keluar ruangan.
"Emang gitu ya Num, makin gede anak makin adaaa aja jawaban anehnya hahaha."
"Iya mba, makin susah menyangkalnya ya."
"By the way, udah ah aku balik, maafin ya mba aku ganggu waktu makan siangnya."
"Ah nggak kok Num, aku juga nunggu Pak Ger sih."
"Oh mau lunch meeting ya."
"Iya nih, paling setengah jam lagi jalan."
"Ooh...oke deh mba, kalo gitu aku balik ke ruangan dulu ya, kutitipkan itu padamu mba thank you yaa."
"Siip."
Hanum berjalan ke arah pintu kaca dan membukanya, di depan lift yang tak jauh dari tempat Hanum berdiri tampak Andre sedang bersandar sambil menatap handphonenya. Hanum berjalan perlahan ke arah Andre dan berdiri dengan jarak 1 meter di samping Andre menunggu pintu lift terbuka. Tidak ada siapa-siapa selain keduanya disana.
"Sudah makan?" Tanya Andre.
Hanum seketika melihat ke arah Andre.
"Belumm...mas. Mas dari mana?" jawab Hanum ragu-ragu.
"Dari ruangan Gerald, kamu lagi ngobrol seru tadi kayaknya"
"Oooh tadi ada dokumen yang harus ke Mba Jessi." Tiba-tiba pintu kaca terbuka membuat Hanum seketika menoleh ke belakang dan menegakkan badannya, dan pintu lift pun terbuka. Andre, Hanum dan 2 orang yang tadi keluar dari pintu kaca ruangan masuk ke lift.
Lift berhenti di lantai 20, untuk menuju ruangannya yang berada di lantai 12, Hanum harus transit lift di lantai 20 ini. Terdapat dua sistem lift yang beroperasi di kantor Hanum, yaitu lift lantai lobby sampai lantai 20, dan lift yang beroperasi dari lantai 20 sampai ke lantai 30.
Hanum dan Andre berjalan menuju tempat lift turun dari lantai 20 bersama dengan 2 orang lainnya. Tak lama pintu lift terbuka, didalamnya terdapat beberapa orang yang turun di lantai itu, Hanum dan Andre menaiki lift.
Di lantai 15, dua orang bersama Andre dan Hanum di lift turun dari lift, kini tinggal mereka berdua. Lift lanjut turun, Hanum melirik Andre yang baru saja selesai berbicara di telepon. Tak lama lift berhenti di lantai 12. Pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHED (On Going)
RomanceCerita hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, kejadian dan tempat maka itu adalah unsur ketidaksengajaan Hanum harus merasakan pahit ditinggalkan oleh suaminya dalam kecelakaan saat pergi bekerja. Bersama dengan anaknya Azka yang baru berum...