Part 9 : Aku memang Munafik

1.9K 101 8
                                    

That Should be me holding your hand
That should be me making your laugh
That should be me this is so sad
That should be me ..
That should be me ..
That should be me feeling your kiss
That should be me buying you gift
This is so wrong! I can go on till you believe T-That should be me...

"Justin Bieber-That Should Be Me"

***
Keesokan harinya disekolah aku dan Nindi sedang berjalan bersama sambil terus bercanda dan ketika kami sedang tertawa tiba-tiba Dirly muncul dan mendekati kita.

"Hay Nindi, Ria..?" Sapanya sambil tersenyum.

"Hay.." Ucap Nindi. Tapi aku hanya diam tidak menjawab, lagipula walaupun menjawab itu tidak akan penting untuk Dirly.

"Kau mau kemana?" Tanyanya pada kami, ralat Dia bertanya pada Nindi.

"Emm kami mau ke kelas memangnya kenapa?" Jawab Nindi ragu. Aku rasa Nindi tidak enak padaku.

"Oh begitu..Bareng yuk?"

"Ayo, " Ucap Nindi.

Lalu kami pun berjalan bersama.Diantara kami tidak ada yang bicara
Hening, tetaapi sepertinya ada yang ingin Dirly sampaikan pada Nindi itu terlihat dari wajahnya tapi mungkin malu atau canggung karena ada aku.

Dan setiap ada yang lewat di dekat kami banyak yang bilang "Cie..Cie.." Apa maksudnya itu? Mungkin mereka bilang begitu ke Nindi dan Dirly. Hm, aku rasa begitu.

Aku hanya pura-pura tidak menghiraukannya dan diam.

Lalu kami berpisah karena aku dan Nindi sudah sampai di depan kelas.Sedangkan Dirly melanjutkan menuju kelasnya. Sempat ada kata perpisahan, Maksudnya kata perpisahan beda kelas.

"Emm Dirly aku masuk kelas ya." Kata Nindi tersenyum pada Dirly.

"Eh iya hehe aku ke kelas ya ?"

"Iyaa.." Jawab Nindi.

Ketika di dalam kelas aku hanya diam.Sebenarnya sih aku tidak suka Dirly begitu pada Nindi tapi aku tidak boleh membuat Nindi curiga kalau aku masih menyukai Dirly.

"Emm—Ria?"

"Iya..Ada apa Nindi?" Kataku sambil tersenyum padanya.

"A—anu, eum apakah Sekarang ada PR atau tidak?" Tanyanya padaku.Tapi aku rasa bukan itu yang ingin dia tanyakan.

"Tidak Nindi." Jawabku masih memasang senyum padanya.

"Oh aku kira ada PR hehe."

Teng..Teng..Teng

Bel masuk berbunyi dan tidak lama guru datang dan kitapun memulai pelajaran.

***

Saat istirahat aku mengajak Nindi ke kantin tapi dia menolaknya katanya dia masih kenyang. Tapi biasanya dia tidak pernah menolak. Aku merasa ada yang ingin Nindi sampaikan padaku atau dia mungkin sedang ada masalah. Soalnya dari pelajaran pertama aku lihat dia hanyaa melamun walaupun sesekali aku tegur. Ketika aku akan pergi ke kantin sendiri tiba-tiba Nindi memanggilku .

"Ria..?"

"Iya ada apa?, Kau jadi kekantin ayok?" Kataku mengulurkan tanganku.

"Tidak, aku ingin bilang sesuatu padamu?" Katanya gagap.

"Emm baiklah .." Lalu aku kembali duduk disampingnya.

"Ada apa Nindi?" Tanyaku lembut padanya.

"Aku ingin bilang sesuatu Kalau sebenaarnya, eum—Ih aku takut membuatmu sedih Ria," Katanya menghilangkan niatnya untuk  cerita.

Antara Kau dan Sahabatku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang