Part 10 (The End) : Akhir Persahabatan Kita

2.6K 115 21
                                    

Akhirnya hal yang dari dulu aku takuti terjadi...
Kau pergi bersamanya tanpa memikirkanku...
Kau lupakan semuanya seperti rumus yang sudah tidak terpakai lagi...

Aku akan pergi dan melupakanmu...
Mungkin ini yang terbaik..Demi masa depanku nanti...

Good bye my bestfriend ...

***

"Tidak..Nindi kau tidak boleh menerimanya.Aku mohon jangan begitu.." Gumamku dalam hati dan suara tangisku makin menjadi-jadi.

"Ria..Ria..Kau tidur ya?" Tanyanya sambil menepuk pundakku.

Entah kenapa aku tidak bisa bicara..Nindi pliss jangan begitu.Aku tidak bisa membayangkan nanti kau ngedate dengan Dirly .

"Riaaa.." Teriak Nindi tapi aku tetap tidak menghiraukannya ..

Tiba-tiba dia menarik bantal yang berada di kepalaku dan dia mendapati wajahku yang merah dan penuh air mata.

"Haaa...Ria..Kau kenapa?" Katanya sambil mengusap air mata di pipiku dan membangunkanku dengan posisi duduk aku hanya tertunduk sedih sambil terus mengeluarkan isak tangis yang makin menjadi-jadi.

"Ri...Ria..Wajahmu kenapa..Ka..kau menangis karena ~ " Katanya tidak bisa berkata apa-apa setelah melihat wajahku.

"Tidak ko..A..aku hanya kelilipan tadi" Jelasku bohong.

"Apa?Kelilipan?Tidak mungkin kan sampai segininya..Ria..Kenapa kau harus begini?Kenapa kau tidak jujur saja kalau kau masih menyukai Dirly hah?"

"Aku tidak menyukainya lagi Nin..."

"Kau bohong .. Pokonya aku tidak akan menerima Dirly titik."

"Tidak Nindi aku mohon terima dia..Aku takut nantinya dia akan sakit hati padamu .. Aku mohon demi aku..Aku tidak mau Dirly sakit hati dan perasaanmu juga pasti akan tersakiti" Kataku berusaha menguatkan diri.

"Kau sendiri yang bilang bahwa kau menyukainya, kau peduli padanya, lalu tunggu apa lagi—terima dia." Lanjutku.

"Ta..Tapi.."

"Aku mohon.."

"Baiklah kalau itu maumu aku akan menerimanya dan ingat ini karena disuruh olehmu!!" Jawabnya tegas dan langsung beranjak dari duduknya dan mengambil tas memakai sepatunya lalu dia pergi dari kamarku begitu saja.

Nindi maafkan aku..Aku tidak tahu harus bagaimana lagi.

"Amu memang tolol,aku memang munafik tapi aku bingung..Nindi maafkan aku hiks..hiks.." Kataku menyesal.

Lalu setelah Nindi pergi aku langsung melihat kepergiannya dari jendela.Wajahnya terlihat kesal . Semoga kau tidak marah padaku lagi besok Nindi.

***

Keesokan harinya Nindi tidak kerumahku . Dan aku mencoba kerumahnya siapa tahu dia belum berangkat.

"Assalamualaikum"

Dan tidak lama seorang wanita menghampiriku yang tidak lain adalah mamanya Nindi.

"Wa'alaikumussalam..Eh Ria..Ada apa sayang" Jawabnya sambil tersenyum.

"Emm Nindinya sudah berangkat belum tante?" Tanyaku berharap Nindi belum berangkat.

"Loh dia udah berangkat dari tadi..Memangnya tidak kerumah Ria?" Katanya heran.

"Ha sudah berangkat dari tadi?Emm yaudab deh tante aku pamit Assalamualaikum" Ucapku sambil berpamitan pada mamanya Nindi.

Lalu aku melangkahkan kakiku sendiri sambil terus bergumam"Apakah dia marah padaku?"

Antara Kau dan Sahabatku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang