Dimas merenggangkan tubuhnya,tetapi lengannya tak pernah terlepas dari pinggang kecil Kiva, memeluknya semalaman membuatnya nyaman dan nyenyak seperti allah sengaja untuk memciptakan tubuh Kiva untuk menghangatkan dari dingin dan menyamankan dari rasa lelah.
"Yang" bisik Dimas sembari mengecupi telinga kiva hingga ke leher jenjangnya yang putih bersih, Kiva hanya menggerakan tubuhnya sedikit tanpa membuka mata, ia kelelahan akibat terus menanggapi kemauan Dimas yang tak pernah cepat puas jika di atas ranjang.
"Sayaaang" kali ini Dimas membalik tubuh Kiva lalu membelai wajahnya pelan, dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menempel pada pipi Kiva, hingga membuat Kiva membuka matanya.
"Nanti lanjutin tidurnya setelah sholat yah, sekarang kita mandi dulu" Dimas bangkit dari tidurnya, menyibak selimut putih hingga menampakan kolor hitam yang sangat pendek ia kenakan, lalu mengangkat tubuh Kiva yang seakan tak berdaya hingga tak memprotes tindakan suaminya walau selimut yang menutupi tubuhnya terlepas.
"Shower atau bathup?" Tanya Dimas.
"Shower aja mas, biar cepet" Kiva turun dari gendongan Dimas lalu mengambil sikat gigi, lebih baik sikat gigi dulu fikirnya.
"Mas mandi duluan aja" suruh Kiva lalu melangkah ke washtafel untuk mengosok gigi.
"Ko gitu sih yang, ya udah mas juga gosok gigi dulu" Dimas mengitu langkah Kiva dan ikut menggosok gigi sambil sesekali menoel tubuh Kiva membuat Kiva mengomel tetapi di tanggapi kekehan senang oleh Dimas.
✘✘
Setelah selesai sarapan Dimas mengajak Kiva ke Place de la Concorde yaitu alun-alun kota berbentuk oktagonal yang terletak di antara Tuileries Gardens dan Champs Elysées, dengan bergandengan tangan sambil melihat-lihat tiang-tiang lampu yang artistik, sangat menarik di pandang mata.
Dimas tersenyum dalam hati saat merasakan kehatan tangan kecil istrinya dalam genggamannya, ia teringat tentang sabda Rasullulah bahwa Apabila pasangan suami istri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari mereka, ia mengamini dalam hati. Sungguh terasa begitu mudah mendapat jalan menuju surga-nya jika kita dengan tulus melaksanakan hal-hal yang menurut allah kehendaki.
"Yang kita selfie yuk" Dimas langsung menarik tangan Kiva hingga jarak mereka sangat dekat, lalu mengarahkan lensa kamera ponselnya untuk mengambil gambar mereka dengan latar belakang patung air mancur.
"Dimas, oh my god ini benar Lo sayang " jeritan terdengar di susul sosok tubuh anggun dengan balutan dress musim panas melekat indah pada tubuh profesionalnya menerjang tubuh Dimas hingga tak memperdulikan orang lain yang hampir terjatuh akibat dorongannya.
"Oh sayang aku merindukanmu, apalagi belayanmu " Dimas meringis pelan lalu segera melepaskan pelukan wanita cantik itu, matanya melirik Kiva yang hanya berkedip pelan melihatnya. Ya allah ini musibah.
"Dunia memang sempit yah, atau memang kita berjodoh" ia kembali menggelayuti lengan Dimas, menyandarkan kepalanya pada bahu lebarnya. Bahu yang dulu sempat ia rasakan ototnya yang liat.
Dimas berdehem pelan, lalu kembali melepaskan rangkulan pada lengannya.
"Sorry Din, hmm... kenalin ini Kiva istri Gue" Dimas menarik tubuh Kiva yang berjarak agak jauh dari sisinya lalu merangkulnya.
"Are you crazy Dimas?" Andin shock dengan apa yang ia dengar barusan, Dimas menikah?. Yang benar saja!.
"Enggak, dan sorry kita harus pergi" Dimas segera bergegas pergi dengan menarik lengan kiva yang masih dengan diamnya, ini benar-benar buruk, kenapa ia harus bertemu dengan andin lagi dan Dimas mengumpati andin yang berbicara sembarangan. Itu kan masa lalu dan lagi hubungan mereka sudah berahir lama.
✘✘
"Yang, piyama mas mana?" Dimas cengar-cengir saat Kiva memandangnya datar, lalu melangkah kearah lemari untuk mengambil piyama yang tergantung rapi, mengambilnya dan menyerahkannya tanpa kata dan senyum.
Dimas meringis, oh rasanya sakit juga seharian ini di acuhkan Kiva, dia memang masih memperhatikan kebutuhannya tetapi raut mukanya asem banget, enggak ada senyum apa lagi bicaranya irit banget. Ya allah ini semua gara-gara andin batin Dimas menyalahkan.
"Yang, ko malah tidur, baru juga jam sembilan" Dimas mendekat dan duduk di samping Kiva yang tertidur menyamping, membelakanginya.
Tak ada jawaban.
"Capek ya?. Ya udah bobo yang nyenyak ya sayang" Dimas mengecup pelipis Kiva lalu menghela nafasnya pasrah. Bulan madu malah kena musibah. Duuh
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Hati (Dimas-Kiva)
SpiritualKisah 2 Hati yang berbeda. ketika keduanya di pertemukan, akankah menjadi penyatuan yang indah atau malah terasa seperti api yang membakar tubuh. panas dan menyakitkan.