Assalamualaikum dan salam sejahtera semuanya 🙏
I'm back Again wuhhuu 💃💃
Yawes, tudep aja yaaw 🙊
Happy reading yaa 💌
***
"Jangan suka kepo, kalo nggak mau dikepoin"
~Rakana Raizan~***
Bel Istirahat berbunyi
Sebagian murid-murid mulai berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Sesil dan Clarissa. Mereka nampak bersemangat untuk segera mengisi perut mereka yang mulai berdemo.
Sesampainya di Kantin Sekolah.
Sesil dan Clarissa mengambil duduk di meja yang agak jauh dari pintu masuk.
"Sil, mau dipesenin apa?" Tawar Clarissa.
"Ikut kamu aja deh, aku nggak ada riwayat alergi kok"
"Mm.. Ok. wait ya? Gue mau pesenin dulu"
"Okay"
Saat Clarissa menuju ke stan bakso, Seseorang datang hendak mengambil duduk dihadapan Sesil. Namun, seseorang lebih dulu datang menggesernya.
"Geser ka! Sejak kapan lo suka mrepet-mrepet sama anak baru! Duduk situ aja! Gue yang disini!" Tegas Daffa yang kini mengambil duduk dihadapan Sesil.
Sementara Raka, orang yang digeser Daffa, hanya memutar bola matanya malas.
"Ngomongin diri sendiri?" Cibir Raka santai sambil bersandar punggung kursi dan menyedekapkan tangannya.
"Mana ada?!"
"Mini idi! Mini idi! Hilih! Pak ketu mah cuma gengsi aja Sil! Kiki saranin ya sil, tiati sama pak ketu yang sekarang! Gengsinya... beeh tingkat surgawi!" Seru Kiki heboh yang kini mengambil duduk disamping Raka.
"Gengsi gundulmu! Lo mau gue botakin Hah!" Ancam Daffa dengan tatapan setajam siletnya.
"Ampun bosque! Kiki cuma gurau aja kok" Mohon Kiki sambil menangkupkan kedua tangannya dan memasang raut wajah semenyedihkan mungkin.
"Nggak usah sok mellow! Nggak ngaruh!" Ketus Daffa dengan wajah gaharnya.
Sesil dan Raka hanya menyimak percekcokan kedua remaja lelaki tersebut. Sebelum akhirnya Sesil berceletuk.
"Kalian bertiga temenan dekat ya?"
"Biasa aja! tuh Si Raka sama Kiki yang udah temenan sejak orok!" Timpal Daffa jutek.
"Wah seriusan? Kok gue baru tahu!" Pekik Clarissa yang baru saja muncul. Dia buru-buru mengambil duduk disamping Sesil sambil menajamkan pendengarannya.
"Lebih tepatnya, Si Kiki yang ngekorin gue" Jelas Raka tenang.
"Ngekorin apanya ih? Udah jelas-jelas Kiki yang pindah duluan sama abah umi dari bekasi ke daerah sini! Pak Waka kan pindahnya belakangan, jadi kesimpulannya Pak Waka yang ngekorin Kiki!" Bantah Kiki dengan muka ditekuknya.
"Endingnya lo ngikut gue sekolah disini kan?" Sahut Raka kembali santai yang membuat Kiki merengut kesal.
"Au ah Kiki ngambek!" Dengus Kiki dengan bersedekap dada dan memalingkan wajah dari Raka.
Melihat ekspresi merajuk Kiki yang lucu, bukannya Sesil dan Clarissa iba, mereka justru meledakkan tawanya. Disusul Raka yang menggelengkan kepalanya dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DaffaLia
Teen Fiction"backstreet and hurt in one side" *** Sebagian kisah, mungkin menganggap 'backstreet' adalah kisah yang tenang dan meminimalisir kehebohan publik. Tapi, berbeda halnya dengan Sesil. Dia harus memendam beribu luka, dikala dia harus menjalin kisah dia...