"Lain kali kalo mau kemana-mana itu ajak gue dulu! Lo tau kan, spesies jantan 2022 banyak yang nggak bener kayak tadi! Lo itu cewek, harus ngejaga diri! Lagian kalo akal gue banyak keuntungan nya, misalnya... Lebih aman, gak di gangguin, pengen jajan gue yang bayar, pengen beli ini itu gue beliin... Ya setidaknya ajak cowok guru. Bang Kenan atau siapa gitu! Jangan sendiri sama Diva..."
"Ya telfon atau WA kan bisa Dindaaaa..."
Mana mungkin! Bisa ilang kepala gue kalo ngajak Lo buat liat Cogan Sunda! - batin Adinda yang tidak berani ia ungkapkan pada Ben.
"Nanti gimana?"
Ben masih sibuk mengompres Adinda. "Gimana apanya?"
"Ya kalo ayah bunda tau? Gue nggak enak..."
"Gak enak kenapa?"
"Ya berangkat sehat, pulang kok babak belur... Gue bingung jelasin nya..."
Ben tersenyum. "Nggak usah khawatir, ayah sama bunda itu orangnya pengertian, mereka pasti ngerti! Lagian biasa kali kalo cowok luka gini..."
Plaakk...
Adinda memikul pundak Ben ringan karena kesal. "biasa-biasa... Biasa apanya? Gak biak tau nggak!"
"Duh sakit Din..."
"Ya kan nggak sengaja! Makanya jangan bikin kesel!"
"Nggak biasa ya, bilang maaf aja? Jangan ceramah, ini bukan sesi khutbah..."
"Gak usah... Maaf-maafan nunggu lebaran aja ya..."
Ben hanya memutar bola matanya jengah. "Susah banget suruh minta maaf! Gengsinya segede langit!"
"Emang Lo tau seberapa gedenya langit?"
"Ya mana gue tau... Itu kan perumpamaan aja!"
"Katanya anak IPA..." sindir Adinda.
Ben kesal saat Adinda menyindirnya. "Ya Lo pikir gue bakal ukur langit pake meteran gitu? Pake penggaris? Pake jangka sorong?"
"Nggak sih... Gue bayangin nya Lo ngukur langit pake mikrometer sekrup aja kok, "
"Dindaaaa..."
"Adinda..."
"Deeeekkkk..."
Teriak demi teriakan mulai terdengar, dapat dikenali kalau itu suara Lena, Gean, dan Kenan. Mereka bertiga berlari untuk melihat keadaan Adinda dan Ben.
"Din Lo nggak papa? Ben Lo nggak papa?" tanya Kenan dengan panik.
Adinda berbalik. "Ya dilihat lah... Kita kenapa, masih aja nanya. Perasaan punya mata dah..."
"Ya buat kayak si sinetron-sinetron gitu! Nggak peka banget sih Lo!" kesal Kenan.
"Kok bisa kayak gini sih? Siapa yang ngelakuin itu? Gen ambil golok! Siap-siap tawuran kita!" ucap Lena dengan amarah yang berapi-api.
"Berapa golok, berapa pisau?" tanya Gean yang tak kalah emosi.
Ben melihat teman-teman nya yang siap tempur langsung berusaha menenangkan mereka. "Lah kalian mau ngapain? Udah biarin aja napa! Mereka jumlahnya banyak mending kita packing segera terus pulang!"
"Gak takut gue sama mereka yang banyak... Kalah banyak. Tapi yang menang nyali men!" bantah Gean.
"Mereka berani nginjak, kira berani nampar!"
Adinda hanya memegangi keningnya. "Udah biarin! Tawuran nya next time aja, gue lagi nggak fit... Kalo gue udah sehat, otw bareng kita!"
Ben terkejut mendengar reaksi Adinda. "Maksud nya apa? Jangan bilang Lo pernah ikut tawuran!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...