suffocated.

154 6 0
                                    

Bagaimana perasaanmu ketika seseorang yang kamu cintai selalu mengutarakan rasa cintanya terhadapmu?

Tidak peduli tempat. Tidak peduli waktu.
Bahkan ketika seluruh mata didunia memandangnya, dia tidak ragu.

Lalu dimana letak masalah yang membuat hatiku ini sedikit gelisah?

Aku sendiri tidak tahu.

.

" Joo-Eun I Love You."

Ah, perkataannya mengembalikan kesadaranku. Kutatap seorang lelaki didepanku, suara dan senyumannya begitu halus dan lembut.
Mungkin hal itulah yang sedari dulu menarikku,membuatku jatuh hati padanya.

Tanpa menunggu jawabanku dia berbicara kembali.

"Kenapa? Capek? Wanna go home my darling? " Dia berkata seolah menggoda ku. Dia tau aku sedikit geli dipanggil begitu .

" Apasih Hyun Jae. Let's go home,I'm hungry."

Dia beranjak dari duduknya sembari mengulurukan tangannya kepadaku, menantiku untuk meraih gengamannya.
Dicuaca yang dingin ini tangannya terasa hangat dan lembut. Aku menyukainya.

Apapun tentang dia benar-benar memukau.
Tatapannya,suaranya,pelukannya. Itu semua hal candu buatku.

Biar aku perkenalan dulu kalian dengannya.

Dia , Lee Hyun Jae. Kami saling mengenal semenjak menduduki bangku SMA.
Dia teman sekelas kita, tapi Hyun Jae paling dekat hanya dengaku dan dia, seseorang itu. Selebihnya hanya berteman selayaknya saja.

Dia memang memiliki paras yang tampan, senyumnya manis. Siapapun akan ikut tersenyum ketika melihatnya tersenyum. Dia bagai gula.

Sudah 4 tahun semenjak kita lulus SMA. Tak melanjutkan kedunia perkuliahan ,kami memilih untuk tinggal bersama. kurasa kalian tau apa hubungan kita berdua.

.

Aku memandangi punggung belakang Hyun Jae ketika dia sedang memasak. Dia merawatku penuh kasih,benar-benar menjagaku dengan hati-hati seakan aku ini permata.

"Tak apa jika aku hanya membuat omelet?" Dia berbalik memandangku dengan wajah penuh tanya.

Aku hanya terfokus pada apron kelinci yang dipakainya, terlihat lucu jika dia yang memakainya.

" Joo-Eun? "

"Ah tidak apa-apa. Itu sudah cukup." Aku tersenyum seakan berterima kasih dia telah menyiapkan masakan untukku.

Ketika kupandang dirinya yang sibuk berkutik didapur, entah mengapa kegelisahan itu tidak pernah bisa hilang.
Ketika mengingat semua perlakuan baiknya kepadaku hatiku terasa sedikit, sesak?

Aku tidak yakin.
Aku mencintainya. Salah jika kalian mengira aku tidak lagi mencintanya. Aku sungguh-sungguh jatuh cinta padanya. Cinta itu sudah ada semenjak kita masih seorang pelajar dulu. Kini semakin tak terbendung lagi, jika bisa aku ingin memberikan jiwa ini padanya, sepenuhnya aku tidak masalah.

"Kau tau? Akhir-akhir ini kau sering melamun dan tidak mendengar ucapanku."

"Benarkah?" Tanyaku,karna aku sendiri tidak sadar akan hal itu.

SUFFOCATED. (BL)Where stories live. Discover now