Prolog

29.5K 1.2K 3
                                    

"Angela!" Teriakan itu membuat seorang gadis kecil berumur 6 tahun membuka matanya lebar-lebar. Tangannya mengusap wajahnya pelan yang masih mengantuk. Mata bulatnya menatap ibunya yang memeluknya dengan erat dan menggendongnya. Ia menatap ibunya bingung begitu menyadari wajah panik ibunya. "Mom? Ada apa?"

"Semua akan baik-baik saja sweety. Tutup matamu dan jangan membukanya sampai kita aman." Angela menatap ibunya dan mengangguk menurut. Mata bulatnya tertutup dan untuk meyakinkan ibunya ia menutup wajahnya kembali dengan kedua tangan kecilnya. Ia merasakan hawa sekitarnya panas dan beberapa orang berteriak sangat keras. Bukan hanya suara teriakan tapi juga ada suara sirene yang membuat telinganya sakit.

"Bagaimana anak-anak?" Perkataan ibunya membuat Angela mengitip kecil dari sela jari tangannya.

"Mereka sudah aman. Ayo keluar." Suara lembut ayahnya membuat ia tersenyum kecil dibalik telapak tangannya. Entah kenapa ia berpikir kalau ini semua adalah permainan yang disiapkan kedua orangtuanya dan kakak-kakaknya untuk mengerjai dia.

Ia merasakan tubuhnya yang panas tadi mulai merasakan hawa dinginnya malam. Ia membuka matanya dan melihat kedua wajah orangtuanya. "Play Play Play!" Pintanya.

Ayahnya menggeleng dan mencium pipi Angela. "No honey.." Ibunya menurunkan dia dan memandang sekitarnya dengan khawatir. "Dimana Justin?"

Angela tidak menghiraukan kedua orangtuanya dan berjalan asal menuju sebuah mobil merah dan putih yang sudah ada di belakangnya. Tangannya bertepuk tangan melihat lampur sirene yang berputar-putar, ia merasa kalau itu hebat dan lucu. Ia terus berjalan mendekati sirene itu hingga akhirnya tubuhnya terangkat oleh salah satu penjaga yang menggunakan pakaian putih.

"Hei nak, kau baik-baik saja? Siapa namamu?" Penjaga itu bertanya dengan sangat ramah walau suasana di sebrang jalan tepat di belakang punggungnya ricuh.

"Angela." Jawab Angela dengan lugu.

"Okay Angela. Aku akan memeriksa apakah kau baik-baik saja. Ayo masuk." Kata penjaga itu sambil menuntun Angela masuk ke dalam ambulance yang siap pergi ke Rumah Sakit.

Tidak lama kemudian penjaga itu menyerahkan Angela kepada salah satu suster, suster itu mengecek tubuh Angela yang mungil sambil terus berusaha membuat anak kecil itu nyaman. "Dia baik-baik saja Dr. Richard." Kata setelah mengecek seluruh tubuh Angela.

"Baguslah." Kata Richard, dokter yang menemukan Angela tadi. "Nah Angela. Sesampainya kita di rumah sakit tunggu sampai keluargamu menjemput ya."

Angela mengangguk semangat lalu turun dari mobil saat Richard menggendongnya.

"Richard! Pasien ini mengalami luka bakar yang cukup parah!" Suara itu membuat Richard berputar menatap bagian kirinya, ia mengangguk dan menatap dokter perempuan di depannya. "Eliz, bisa tolong temani anak perempuan ini? Maya akan menghubungi keluarga korban siapa tahu ada yang mengenal anak ini."

Elizabeth mengangguk dan mengambil alih Angela yang sudah tersenyum cerah. "Hai sweety. Siapa namamu?"

Angela mengepal tangannya dan memainkan tangannya. "Angela."

"Okay Angela mari kita tunggu keluargamu." Elizabeth berjalan ke arah depan meja kerja Maya, salah satu kepala suster rumah sakit yang sangat telaten di usia mudanya. "Kau sudah menemukan rumah yang kehilangan anaknya?"

Maya menggeleng. "Belum. Tapi aku segera temukan." Kata perempuan itu dengan yakin.

4jam telah berlalu, Elizabeth terus menerus menanyakan keberadaan keluarga Angela. Matanya sesekali menatap Angela yang sudah tertidur pulas di kursi tunggu dengan jas dokternya sebagai selimut. "Dimana keluarganya?" Ia bertanya pada dirinya sendiri sambil menatap Angela dengan khawatir.

"Dr.Elizabeth?"

Kepalanya terangkat pada Maya yang sudah datang menghampirinya. "Ya?"

Maya menatap Angela dengan sedih bercampur simpati. "Aku sudah menghubungi seluruh keluarga yang tinggal di perumahan Hillstone. Tapi tidak ada yang merasa kehilangan anak kecil bernama Angela."

Elizabeth menelan ludah dan mengernyit. Tidak mungkin ia meninggalkan Angela sendirian di Rumah Sakit ini. Ia ingin bertanya pada Richard dimana ia menemukan Angela tapi Richard sedang melakukan operasi pada korban kebakaran besar di perumahan Hillstone. Ia menghela nafas dan menatap Maya. "Jika ada yang mencari seorang anak perempuan bernama Angela tolong beritahu saya. Sampai kedua orangtuanya datang, aku akan merawatnya. Kurasa Emily tidak merasa terganggu dengan kehadiran saudara baru."

Maya menatap dokter yang selama ini selalu menjadi panutan dirinya. "Maksud dokter--"

"Aku akan mengadopsinya." Elizabeth membungkuk dan menggendong Angela yang masih tertidur pulas. Perempuan kecil di pelukkannya itu memutar kepalanya mencari posisi enak selagi Elizabeth menepuk-nepuk punggungnya. "Beritahu Richard untuk menghadapku besok. Aku akan mengurus para korban lalu mengajak Angela pulang. Tolong biarkan Angela tidur nyenyak di ruanganku dan hubungi Mason untuk berjaga di UGD." Katanya sambil menyerahkan perempuan kecil itu pada suster kepercayaannya. Maya mengangguk mengerti lalu berjalan menuju ruangan kerja Elizabeth sambil memandang Angela. "Kau beruntung Angela kecil.. Dr. Elizabeth adalah wanita yang sangat hebat. Ia akan menjadi ibumu sampai keluargamu datang." Katanya dengan senyum simpati, tanpa berpikir panjang Maya mengecup kening Angela. "Semoga mimpimu indah."

-----

The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang