1.alinta rania

36 25 29
                                    

Aku alinta aku bukan dari keluarga berada aku pun tidak cantik bahkan aku tidak pintar dan aku anak yang sangat lemah.

~~~~~~~

Di pagi hari yang sunyi, aku terbangun dengan mata sembab ku.

"Malam ini seperti malam malam sebelumnya" kataku bermonolog pada cermin sambil tersenyum

Kesunyian itu berakhir ketika ibu memanggilku untuk bergegas ke sekolah, sejujurnya aku sangat malas namun aku tidak bisa meninggalkan kewajiban ku sebagai pelajar.

Saat aku menuruni anak tangga aku melihat adek-adek ku sedang bertengkar saling berteriakan dan menggunakan bahasa kasar, lalu ayah melihatku yang baru saja turun pun memarahiku

"Kenapa baru bangun jam 5? Kamu tau kan subuh itu setengah 5 bukan jam 5, waktu subuh itu cepat berlalu harusnya kamu paham kan sudah besar kamu kalo kaya gini seakan akan gaperduli sama tuhan tau gak!" kata ayah sedikit meninggikan suara

Aku tau aku salah, aku paham menunda waktu sholat, namun apakah ayah tau kenapa aku telat bangun? Saat malam aku bergadang untuk mengerjakan tugas. Namun semua amarah ku hanya bisa menjadi diam ku.

Aku berjalan ke arah kamar mandi, melihat kaca wastafel sambil berkata dalam hati

Gapapa semuanya butuh proses pendewasaan,tapi aku kalah, ayah terlalu berlebihan setiap harinya
Dia hanya bisa mempersulitku.

Tanpa sadar aku meneteskan air mata ku, melihat batin yang selalu hancur ketika berdiam, menyimpan banyak kebencian yang menumpuk. Aku tidak kuat, Tuhan tolong ambil aku bersama mu...

Setelah itu aku bergegas mandi dan bersiap pergi ke sekolah dengan senyuman yang sangat indah namum teriris.

Saat sampai di sekolah aku bertemu teman teman dekatku seperti wita kara dan dilah kami bermain bersama dan aku melupakan semua yang terjadi pagi ini.

Waktu istirahat pun datang aku melangkahkan kaki ku menuju toilet dan saat didalam toilet, aku melihat adek kelas yang sedang dibully. Hati ku teriris kembali saat aku mengingat hari lalu dimana aku masih menjadi anak yang lemah yang sering dibully sampai fisik, aku terdiam, bingung ingin membantunya atau aku kembali ke kelas, aku terlalu takut mengingat masa lalu ku dengan melihatnya, dan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelas namun sebelum itu aku meminta tolong kepada guru bk yang sedang berpiket.

Aku kembali ke kelas dan duduk terdiam, membuka handphone dan mengamati foto lama ku, foto ku yang sama sekali tidak bahagia, aku meratapi diriku yang sampai saat ini tidak memiliki hasrat untuk bertahan didunia. Saat aku masih berada di dalam angan angan ku, wita temanku mengajaku berbicara

"Tidak ke kantin?" Tanya nya

"Ouh engga, lagi kesal karena adek kelas tadi, apa apaan mereka ngebully yang lemah, kalo aku tonjok pun mereka bakal kalah" kataku berbohong bermaksud agar tidak ketahuan bahwa aku mempunyai trauma tentang bully.

"Hahaha kamu itu emosian banget ya, mending ke kantin kita lihat kaka kelas ganteng"ajaknya

"Tidak ah kamu saja sana sama kara dan dilah, aku lagi males, titip es aja ya"jawabku

"Oke deh kamu jangan marah marah mulu nanti cantiknya ilang" lanjut wita sambil menoel dagu ku

"Ih iya, sana wita! Dasar kamu itu jail sekali"kataku sedikit kesal

Aku kembali terfokus pada handphone ku, saat aku sedang melihat lihat foto lama ku, aku menemukan satu album yaitu foto ku dengan ayah yang sedang mendapatkan ikan besar dipemancingan.

Sebuah senyuman terukir di bibirku,betapa bahagianya aku dulu menjadii putri kecilnya yang selalu menemaninya kemana pun dia pergi dan melakukan halnseru bersama.

setelah memikirkan itu aku pun tersadar dan langsung mengantongi handphone ku di saku rok.

Namun notif handphone ku membuat ku mengambilnya dan melihat ada satu pesan yang membuatku sedikit kebingungan

Namun notif handphone ku membuat ku mengambilnya dan melihat ada satu pesan yang membuatku sedikit kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak aku pun membalas, karena kupikir tidak salahnya mempunyai banyak teman.

Lalu kami pun melanjutkan percakapan kami sampai 2 minggu kedepan, banyak hal yang aku ketahui tentang dia, dan menurutku karakternya yang unik membuat ku betah untuk selalu mendengarkan ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu kami pun melanjutkan percakapan kami sampai 2 minggu kedepan, banyak hal yang aku ketahui tentang dia, dan menurutku karakternya yang unik membuat ku betah untuk selalu mendengarkan ceritanya.

Alan Pradipta // On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang