AKULAH SANG PERWIRA!

15 11 29
                                    

HAI SEMUA!
Selamat datang dan selamat membaca cerita ini dengan happy

Cerita ini aku tulis pada tanggal 20 AGUSTUS 2022, dan aku publikasikan pada tanggal 12 SEPTEMBER 2022

Dimohon untuk bersabar dalam membaca BAB ini, karena BAB ini aku ketik dalam 2903 Kata

SALAMAT MEMBACA❤

Jateng, 1990
•••••••••••••••

TARA AGRI NUGROHO, bocah laki-laki berumur 10 tahun yang berdiri tegak ditengah-tengah sawah yang ramai penuh petani yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Tas berwarna hitam menggantung dipundaknya, disertai baju sekolah Merah Putih yang ia kenakan. Mata kecilnya yang pemberani menatap kedepan dengan tangan terkepal.

"Tara!"

Bocah itu menoleh kebelakang saat mendengar suara lantang sang Ibu yang memanggilnya. Kaki kecilnya berlari kearah sang Ibu dengan laju.

Kakinya yang beralas sepatu sekolah berwarna hitam menjadi kotor akibat lumpur yang ada disekitar sawah. Tara menunduk saat sampai didepan sang Ibu.

"Bukannya pulang malah disini," omel Ibu kepada Tara yang menundukkan kepalanya kebawah.

"Ayo pulang," Ibu menuntun Tara pulang kerumah mereka. Tara menurut sembari memegangi tangannya. Sesekali kepalanya menoleh kebelakang menatap sawah.

Ibu terus menarik Tara untuk pulang bersamanya, mereka tinggal disalah satu Desa dikawasan Jawa Tengah. Jarak antara kota dengan Desa yang mereka tempati lumayan jauh.

Didesa ini, banyak orang-orang yang berprofesi sebagai petani, karena ditempat ini terdapat banyak sawah yang menjadi ladang pekerjaan mereka untuk mencari nafkah.

Semua orang yang ada di Desa ini hidup dengan sederhana.

Tempat belajar untuk anak-anak mencari ilmu juga dengan fasilitas yang tak begitu lengkap. Mereka akan mengadakan pembelajaran dengan sistem sesi. Karena tempatnya yang terbatas dan juga banyaknya siswa-siswi yang ingin belajar.

Tara dan Ibunya berjalan menuju rumah mereka, melewati jalanan yang belum sepenuhnya teraspal. Mereka berhenti disalah satu rumah minimalis yang belum tertembok alias masih berbata.

Saat sampai didepan rumah, Ibu terlebih dahulu masuk kedalam. Tara menghampiri Bapaknya yang sedang mencuci motor jadulnya. Dan berdiri tegak didepan sang Bapak.

"Ada apa dengan Ibumu?" tanya Bapak dengan bahasa medhok kejawa-jawaannya.

Tara menggeleng tak berniat untuk menjawab.

Bapak mencuci tangannya yang kotor dan kembali menatap Tara yang hanya diam "Ibumu marah, karena kamu selalu pulang terlambat, iya to?"

Tara mengangguk kecil. Bapak memegang pundak Tara seraya tersenyum "Memang kamu kemana saja, kenapa tidak langsung pulang kerumah?"

"Tara hanya pergi kesawah Pak," jawab Tara.

"Apa yang kamu lakukan disawah?"

Tara diam, menunduk kebawah sembari memainkan kukunya.

"Tara! Ayo makan!" teriak Ibu dari dalam rumah.

Tara menatap Bapaknya sekilas dan berlari masuk kedalam rumah. Bapak menatap Tara yang pergi tanpa menjawab pertanyaannya. Tapi Bapak memilih untuk diam, kembali melanjutkan kegiatannya mencuci motor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akulah sang Perwira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang