strett
"ARGHH"
jeno terbangun dengan peluh keringat yang sudah membasahinya dan deru nafasnya yang tidak teratur.
"huh..." jeno mengusap keringatnya, sepenggal mimpi itu terlihat nyata.
ia melihat kearah tangannya, "bagaimana bisa aku membunuh appa dengan tanganku?"
sudah sangat lama ia selalu bermimpi hal yang sama hingga ia lupa kapan terakhir kali bisa tidur dengan nyenyak, mungkin saat bersama renjun?
"didalam mimpi pria yang berada disampingku itu mirip sekali dengan juno." jeno mengerang kesal, otaknya tidak mampu untuk mengerti apa arti mimpinya.
rasa kantuknya tiba-tiba hilang ia memutuskan untuk keluar saja, akan lebih sesak jika berada diruangannya.
"ibunda?" ia melihat ratu didepan kediamannya, "apa yang ibunda lakukan disini kenapa tidak tidur? ini sudah malam." jeno menghampiri taeyong membuat sang ratu terkejut.
"ah itu, ibunda hanya ingin melihat langit dimalam hari sudah lama sekali tidak melihatnya."
"apa yang indah dari langit malam? aku hanya melihat satu bulan dan beberapa bintang saja." jeno ikut memusatkan perhatiannya pada langit.
"entahlah, tetapi setelah melihatnya ibunda merasa lebih tenang."
"apa eomma juga sering melakukan hal yang sama?"
taeyong mengangguk lalu tersenyum, "kita sering melakukannya dulu."
jeno tidak menjawab dia hanya memperhatikan langit mungkin dia mulai tertarik.
"jeno,"
jeno menoleh seolah berkata 'ada apa?'
"kau dan jaemin berhak membunuh orang yang sudah membunuh doyoung, jika kau sudah menemukannya maka segera bunuhlah orang itu walau orang itu raja sekalipun!"
"maksud ibunda? orang yang membunuh eomma sudah mati."
"seorang pelayan tidak akan berani bertindak sejauh itu jika tuannya tidak memerintahkannya."
"aku tidak mengerti."
taeyong mengusap lembut rambut jeno, "kau akan mengerti nanti, jika kau sudah menemukannya berjanjilah kau harus segera membunuh orang itu."
"apa yang ibunda katakan?"
"pangeran jaemin berhentilah, berikan lentera itu! aku tidak bisa berjaga kalau kau mengambil lenteranya!"
"ambillah kalau bisa!"
yangyang berusaha mengejar jaemin, pangeran satu itu benar-benar membuatnya kesal!
taeyong dan jeno mengalihkan pandangannya pada yangyang dan jaemin yang sedang kejar-kejaran, hingga langkah jaemin berhenti diikuti yangyang saat mereka berada didepan sang ratu dan pangeran jeno.
"salam ibunda." jaemin menunduk begitupun dengan yangyang yang berada dibelakangnya.
"apa yang kau lakukan bersama prajurit yangyang, jaemin?" tanya sang ratu.
"kami hanya bermain kejar-kejaran bukan begitu?" jaemin menyenggol siku yangyang.
yangyang menggeleng, "dia mengambil lenteraku ratu, aku ingin berjaga malam kalau tidak ada lentera aku tidak bisa melihat apa-apa."
"jaemin!" taeyong menatap tajam kearah jaemin namun setelah itu ia kembali tersenyum.
jaemin berdecak kesal, "aku hanya gabut, aku kira hanya dia yang masih terjaga."

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm prince [NOREN] √
Randomrenjun terpaksa menyamar menjadi seorang pengawal untuk membalaskan dendamnya warning! •bxb •missgendering •Harsh words •Violence •Blood •use lowercase disclaimer! - FIKSI! harap bijak untuk memilih bacaan. •noren •markhyuck •jaemyang (ada beberapa...