Yena pikir, hal paling konyol adalah mengkhawatirkan Yeonjun. Lelaki itu jelas bukan anak-anak sehingga kemungkinan ia hilang karena diculik sangatlah kecil. Namun, melihat bagaimana khawatirnya ibu Yeonjun, Yena tidak sampai hati mengabaikannya. Jadilah ia pergi menyusul ke kafe dekat sekolah untuk mencari lelaki itu.
Kafe itu masih ramai pengunjung. Kebanyakan pengunjungnya adalah para siswa yang masih belum mengganti bawahan mereka sehingga mudah untuk mengenali asal sekolahnya.
Mata Yena menyisir, ia memilih orang-orang yang berasal dari sekolahnya dan yang tidak sebelum berakhir mendecak. Kepalanya sakit karena terus menunduk. Jadilah ia menegakan diri dan memegangi tengkuknya, kepalanya kembali menoleh ke sekeliling ruangan di lantai bawah sebelum memutuskan untuk pergi ke lantai dua. Barangkali mereka ada di sana.
Benar saja, sesampainya ia di lantai dua, Yena segera mendapati keberadaan Yeji dan kedua temannya sedang berbincang dengan wajah serius. Walaupun ia masih tidak melihat Yeonjun bersama mereka.
Yena berjalan mendekat dengan niat bertanya, tapi samar-samar ada obrolan yang mengusik kesadarannya semakin ia mendekat ke meja mereka.
"Serius? Dia ngechat lo begitu?"
"Iya,"
"Out of nowhere, dia nanyain lo masih sama Yeonjun? Kepo banget anjirr, terus lo bales nggak?"
"Belom," Yeji menyodorkan ponselnya di meja dengan layar menyala sehingga kedua temannya spontan mendekat untuk melongok.
Chaeryeong mendecak pelan sambil mengibaskan tangan, "Udah bener, nggak usah dibales,"
"Kalo penting gimana?"
"Kalo lo mikir gitu dari awal, nggak bakal cuma lo read tuh chat," Lia menyahut dengan logis. Perempuan itu menyedot minumnya sebelum menyenderkan punggung pada kepala kursi.
"Jujur ya, dari dulu gue nggak suka sama dia. Ganjen banget anjir sama cowok orang, gue kira dia udah tobat semenjak pacaran sama Haechan, ternyata masih aja,"
Chaeryeong tertawa sinis dan menyambar, "Kayaknya bukan cuma lo deh, Li. Gue rasa temen-temennya mendem gitu juga cuma ditahan-tahan aja, kakak gue korbannya,"
"Demi apa, Chaer?"
"Ya mau gimana lagi? Dia kan yang nyomblangin mereka, pasti ditahan-tahan lah walaupun dongkol."
"Lo sama Yeonjun bukan Yena kan yang nyomblangin?" Lia mengalihkan pandangan kepada Yeji dan perempuan itu menggeleng.
"Bukan, Kak Chuu,"
"Kalo gitu saran gue, lo mending jauhin deh cowok lo dari dia, Ji. Siapin payung sebelum hujan. Jaga-jaga aja sebelum lo nyesel belakangan," Chaeryeong mencomot sepotong kentang di atas meja bersamaan dengan seseorang yang menarik bangku dan bergabung di meja mereka.
Orang itu meletakan sebuah powerbank di atas meja sebelum bersedekap dada dan menaikan satu kakinya di satu kaki yang lain.
"Boleh gue ikut kasih nasihat?" Yena bersuara dengan kalem sebelum seringaiannya tercipta menatap ketiga orang itu bergantian.
"A negative mind will never give you a positive life."
Yena menaikan ritsleting hoodienya sampai menyentuh mulut dan ia terkekeh dibaliknya sambil mengedikan dagu ke arah Lia dan Chaeryeong mengusir mereka. Keduanya pun beranjak pergi dengan buru-buru meninggalkan Yeji hanya bersama Yena.
"Kenapa nggak bales chat gue?"
"Apa gue punya kewajiban buat bales?"
"Nggak sih. Tapi karena lo nggak bales, gue jadi repot-repot ke sini," Yeji tersenyum miring ketika Yena menggaruk pangkal hidungnya dengan jari telunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
how to (stop) falling love with you? | cyj x cyn ✅️
Fanfiction(Selesai) ______ 2022 by sweetjjie