"Nggh" suara lenguhan mengalihkan atensi Vegas yang semula membaca bukunya. Berjalan ke sumber suara,Vegas mengusap pelan pipi Pete yang masih memejamkan mata.
"Cabul?" Kata pertama Pete setelah membuka mata.Tidak. Kali ini Pete tidak berniat mengatai Vegas . Hanya panggilan itu keluar dari mulutnya begitu saja karena mengingat kelakuan mesumnya. Jadi yaaaahhh.
"Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" Dan Pete menggeleng pelan,mencoba bangun yang dibantu oleh Vegas.
"Dimana ini?" Mata Pete menyisir ke seluruh ruangan. Dia tidak mengenali tempat ini.Tapi tempat ini lumayan rapi dengan banyak buku di rak yang terletak di pojok ruangan.
"Kamarku"
"Bagaimana aku bisa disini?"
"Aku menculikmu,tentu saja.Lagipula, bukankah wajar seseorang ada di kamar kekasihnya?" Jawab Vegas asal.
Ck ya sudahlah Pete sedang tidak dalam suasana hati yang baik untuk meladeni omongan ngawur Vegas.
"Apa yang terjadi denganmu?"
"Kau menolongku semalam?" Alih-alih menjawab, Pete justru malah melemparkan pertanyaan pada Vegas.
"Harusnya biarkan saja aku mati" sambungnya.
Pete ingat dia berniat mati dengan melemparkan dirinya sendiri ke tengah jalan raya.Pete merasa sangat buruk hingga tidak pantas untuk hidup.Dia menjadi penyebab berakhirnya hubungan Job dan Bas.
Vegas meraih tangan Pete,mengusapnya lembut "Berniat cerita?"
Pete menimbang-nimbang, sampai akhirnya...
"Aku ini orang yang buruk.Itulah sebabnya orangtuaku tidak ingin bersamaku.Aku ini orang yang buruk.Itulah sebabnya hubungan sahabatku dan kekasihnya hancur karenaku.Sungguh, aku tidak bermaksud menghancurkannya. Aku...aku tahu aku salah karena terlalu bergantung padanya sampai aku melakukan hal yang seharusnya tidak boleh aku lakukan.Aku bahkan bercinta dengannya.Aku hanya benar-benar tidak ingin kehilangannya,jadi aku tidak bisa menolak saat dia ingin menyentuhku.Aku menerimanya dengan senang hati karena aku sangat menyayanginya juga.Aku kira itu hanya satu kali,tapi ternyata itu berlanjut hingga menjadi kebiasaan,bahkan sebelum sahabatku mempunyai kekasih"
Pete menjeda sejenak ,dan Vegas tak mengalihkan sedetikpun pandangannya dari Pete.Mencoba memahami apa yang Pete ucapkan.
"Hingga kemarin, sahabatku bilang ingin menikahi kekasihnya.Aku sangat senang untuk itu.Tapi jujur saja aku juga sedih karena jika dia menikah maka aku akan sendirian.Tapi aku tidak boleh egois kan? Aku tidak bisa terus-terus an menahan dia agar bersamaku.Dia pantas bahagia dengan kehidupannya sendiri.Dia bilang dia gugup untuk melamar kekasihnya.Jadi aku bilang padanya aku bisa membantunya.Aku dan dia latihan dengan aku yang seolah-olah menjadi kekasihnya.Kita berdua mencari cara bagaimana melamar kekasihnya dengan baik dan berkesan. Dan....kita berciuman sebagai perpisahan hubungan badan kita.Karena kita tidak mungkin meneruskan ini saat dia menikah. Kekasihnya memergoki kita,dan salah paham lalu mengakhiri hubungan mereka.Aku...aku tidak pernah benar melakukan sesuatu.Aku tidak hanya menghancurkan hidupku sendiri, tapi aku juga menghancurkan hidup orang lain.Jadi,orang sepertiku baiknya mati saja"
GREP
"Jangan katakan itu" Vegas memeluk Pete dengan erat. Dan tangis Pete pun pecah.
"Hiks...aku hidup sendirian.Kau hiks...tahu bagaimana bahagianya aku saat punya seseorang yang sangat peduli padaku saat orangtuaku bahkan tidak peduli apa aku masih hidup atau tidak? Hiks ...aku tidak bisa menahan untuk memberikan semuanya untuknya.Aku tidak tahu bahwa apa yang aku lakukan akan menyakiti orang lain seperti ini...hiks"
"Aku mengerti" Vegas melepaskan pelukannya dan menghapus airmata yang mengalir di pipi Pete.
"Aku tahu kau tidak berniat buruk.Tidak apa-apa".
"Aku jahat...hiks"
"Dengar,Sayang.Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan.Dan berani mengakui kesalahan adalah hal yang hebat,karena tidak semua orang bisa melakukan itu.Kau bilang kekasih sahabatmu itu salah paham kan? Ayo datangi dia dan jelaskan semuanya,sekaligus minta maaf padanya.Mungkin dengan itu mereka bisa bersama lagi,kan? Kita tidak bisa mengubah apa yang telah kita lakukan,tapi kita selalu punya pilihan untuk memperbaikinya atau tidak? Dan melemparkan diri ke tengah jalan raya bukanlah solusi" Vegas mencoba memberi pengertian pada Pete,berharap dia mengerti dan berhenti merasa buruk tentang dirinya sendiri.
"Tapi aku sangat malu bertemu dengannya" .
"Aku akan menemanimu.Pete yang baik mau minta maaf kan?"
Pete mengangguk.Vegas tersenyum kemudian mengusap-usap kepala Pete "Good boy".
"Nah, sekarang ayo makan.Kau pasti lapar,kan?" Ucap Vegas setelah melihat jam menunjukkan jam 07.30 pagi.
"Aku ingin mandi dulu" dan Vegas langsung menyiapkan baju miliknya yang sekiranya pas untuk Pete pakai.
"Terimakasih ya,Cabul"
"Dengan senang hati,Sayang"
Seusai mandi,Vegas membawa Pete untuk pergi ke dapur. Mata Pete menyisir setiap yang dia lewati. Dan rumah Vegas ini sangatlah besar.Vegas pasti anak konglomerat.Banyak sekali foto-foto yang dipajang di sepanjang tangga.Dan mata Pete menyernyit melihat objek yang tidak asing dalam sebuah foto yang terpajang.
"Pencopet kecil?" Pete ingat anak ini adalah anak yang mencopet Vegas hari itu.
"Kau memanggilku,Kakak cantik?" Dan Pete reflek menoleh dan menemukan si pencopet kecil ada tepat di belakangnya sambil memberikan cengiran.
"Kau? Kenapa kau bisa ada disini? Vegas?" Pete menoleh pada Vegas dan menemukan wajah Vegas terlihat biasa saja.
"Dia adikku"
"Hah?" Pete total bingung. Hei ! Bagaimana bisa? Jadi mereka keluarga pencopet? Atau bagaimana ? Apa kekayaan yang mereka peroleh adalah hasil nyopet?
"Kesini dulu,akan aku jelaskan" Vegas mengajak Pete untuk duduk di kursi dapur.Disusul si pencopet kecil yang duduk di sebrang mereka.
"Dia adalah Macau.Adikku. Hari itu dia mengambil dompetku.Berniat menghabiskan uangku untuk membeli Ducati dan PS keluaran terbaru.Saat itu dia tidak mendapat uang dari Papa dan Mama karena kenakalannya.Jadi dia memerasku.Adik sialan. Aku harus menyelamatkan uangku, jadi aku iseng meneriakinya copet agar ada yang membantuku menangkapnya.Karena dia sangat lincah dan aku tidak bisa mengejarnya sendiri.Dan untunglah kau membantuku waktu itu,Sayang"
"Jadi begitu" Pete menggelengkan kepala.Ada-ada saja kelakuan bersaudara ini.
"Omong-omong, tendanganmu hari itu lumayan juga,Kakak cantik" Macau mengambil tangan Pete yang berada diatas meja dan mengelusnya. Membuat si empunya kaget dan membuat sang Kakak mengeluarkan tatapan tajamnya.
"Your fucking hand" posesif,huh?
"Ops,sorry" Macau mengendikkan bahu dan melepaskan tangannya dari tangan Pete.Macau memang sangat suka mencari gara-gara dengan Vegas.
"Sudah ya, sekarang makan dulu.Kau mau makan nasi atau roti?" Tawar Vegas.
"Nasi" Dan setelahnya Vegas mengambilkan nasi beserta lauk pauknya untuk Pete,yang sudah dimasak oleh asisten rumah tangganya.
"Sini, biar aku suapi. Aaa" Vegas membawa satu suapan makanan ke depan mulut Pete .
"Aku bisa makan sendiri.Aku tidak ingin merepotkanmu" tolak Pete.
"No, no. Sekarang ayo buka mulutmu, aaa" Vegas mengulangi lagi, dan kali ini Pete menerima suapan dari Vegas.
"Enak?" Dan Pete hanya menjawab dengan deheman dan anggukan.
"Mana punyaku?" Macau bertanya pada Vegas.
"Kau ambil saja sendiri"
"Pilih kasih"
Dan Vegas hanya memutar matanya malas.
"Kalian lucu" Pete tertawa pelan.
"Kakak cantik menyukaiku ya? Jadi kekasihku saja Kak.Jangan bersama Kakakku.Dia bodoh"
"Beraninya kau !" Begitulah saudara. Bukan karena tidak sayang ,tapi perdebatan seperti itu adalah bumbu.Jauh dalam lubuk hati,mereka saling sayang satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
All The Wounds (VegasPete-Complete)
FanfictionPerasaan yang paling menyakitkan adalah perasaan dimana kita merasa tidak berguna.Tidak peduli seberapa banyak hal yang kita lakukan, kita selalu merasa bersalah, tidak cukup baik dan tidak pernah merasa menguntungkan untuk siapapun.Mati adalah hal...