"BUNDA"teriak gara dari pintu dan langsung berlari menuju ruang tamu yang sudah berlumuran darah.
Gara menangis melihat bundanya yang sudah tidak bernyawa , gara melihat ada pisau di perut'bundanya gara segera mencabut pisau itu dari perut bundanya , gara ingin melempar pisau tapi sebelum ingin melempar ayahnya datang abis dari kantor dan ayahnya melihat gara mencabut pisau itu dari perut sang istri .
Ayahnya gara yang tak lain Dimas, langsung berlari ke arah sang istri yang sudah tidak bernyawa , Dimas menatap gara dengan tatapan tajam Dimas langsung menampar pipi gara dan gara sangat terkejut apa yang barusan ayahnya lakukan terhadapnya ,pertama kali dalam hidupnya gara di tampar.
" GARA KENAPA KAMU BUNUH "
bentak dimas yang sudah sangat marah terhadap anaknya ini."Bukan aku yang bunuh bunda yah"ucap gara sambil menangis.
"TERUS SIAPALAGI YANG BUKAN BUNUH BUNDA SELAIN KAMU DISINI ANJING!!"
-------------------
Gara tiba-tiba menangis karena teringat masa kelamnya yang di tuduh membunuh bundanya sendiri oleh ayahnya , yang sangat membenci dirinya.
"Bun aku kangen sama bunda ,coba aja bunda masih hidup pasti nasibku gak seperti ini ,ayah sangat jahat tapi aku tetap tidak bisa membencinya, karena dia adalah ayah ku satu-satunya "ucap gara sambil mengelus batu nisan.
"Bunda pasti tau kan bahwa hidupku gak akan lama lagi , hehehe aku tidak bisa menyembunyikan penyakit ku sama bunda "
"Kata dokter aku gak bisa di sembuhkan lagi bun, bunda juga tau kan kalo aku di perlakukan berbeda sama ayah"
"Sebentar lagi aku akan di sisi bunda selamnya "
"Bunda juga tau kan badan ku penuh luka , aku menahan rasa sakit itu Bun coba aja bunda masih hidup pasti aku gak akan seperti ini pasti badan ku tidak ada luka " ucap gara mengusap air mata .
Setelah selesai ke makam almarhum bundanya gara langsung menuju ke rumah , sesampainya di rumah yang cukup besar di sana terlihat sepi cuma ada satu orang ya itu dirinya sendiri.
Gara melihat ada surat di meja ruang tamu dan dia langsung mengambil dan membacanya , rupanya surat itu dari adiknya Bima.
Surat.
"Hahaha kasihan gak di ajak sama ayah jalan-jalan, mangkanya jangan bunuh bunda gara lu bunda gue mati ,gue gak mau punya Abang kayak lu gak guna dan gue gak bakalan anggap lu sebagai Abang gue cih ogah gue "Pov Gara
Aku yang melihat surat itu sangat sedih , kenapa adikku berubah sekali dulu dia sangat sayang sama aku dan sekarang dia sangat membenci ku .
"Ya Tuhan apakah ini nasib ku yang kau beri , kenapa cobaan yang kau beri terlalu begini caranya "ucap gara dan langsung menuju kamar.
Sesampainya di kamar aku langsung menuju kamar mandi , aku melanjutkan ritual ku , setelah selesai mandi aku berpakaian dan melanjutkan tidur karena sudah malam.
-----
Makasih ya yang sudah mau membaca cerita ini .
Kalo cerita ini gak bagus aku cuma punya satu kata yaitu kata maaf .
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA
Teen FictionGARA WAHYU PRATAMA menceritakan kisah sedih gara yang rela di perlakukan seperti bajingan oleh ayahnya dan adik-adiknya , karena suatu masalah yang sebenarnya bukan dialah penyebab kematian bundanya .Gara menyembunyikan penyakitnya yang diderita k...