00

564 72 5
                                    

Daren sedang berjalan santai di koridor sekolah, seperti biasanya ia terlambat datang ke sekolah. Tapi pemuda yang mempunyai paras dominan manis itu tetap tenang dengan earphone yang menempel di telinganya.

Kepalanya ia torehkan ke kanan dan kiri untuk melihat sekelilingnya yang sudah sepi, menandakan pelajaran pertama sudah dimulai dari tadi.

Daren mengedarkan pandangannya setelah merasa cukup aman karena ia tidak melihat osis yang berpatroli.

Saat ia mulai melangkahkan kakinya untuk ke kelasnya, namun tiba-tiba pergerakannya terhenti karena seseorang menarik tas nya dari belakang.

"Ck sial". Gumam nya pasti ia ketahuan oleh osis sialan yang sedang berjaga untuk menindak murid murid yang telat.

Harel

"Mau lari ke mana lo?". Suara berat itu sudah tidak asing lagi bagi Daren.

Daren memutar badannya menghadap ketua osis dan melihatnya datar.

"Ya mau ke kelas lah, emangnya mau kemana lagi? Mau ke rumah Lo gitu? Ni orang tanya nya kok ga jelas banget". Cerocos Daren, ia sebenarnya malas berdebat dengan kedua orang dihadapannya.

"Lo telat, jangan coba-coba kabur lagi lo". Kini Adel yang angkat bicara, perempuan itu sudah cukup malas menanggapi Daren yang selalu telat datang ke sekolah dan berakhir ke ruang osis.

"Emang Lo liat gue kabur?". Jawab Daren ketus.

"Ya siapa tau aja kan. Orang bandel kaya lo, kan susah diaturnya".

Sementara pemuda tinggi masih menatap datar kearah Daren yang berdebat dengan partner osisnya.

Memilih mengabaikan cewe cerewet yang bicaranya tak akan ada habisnya. Atensinya ia alihkan ke ketua osis yang terus menatapnya datar.

"Apa lo lihat-lihat? Mau gue colok tuh mata!"
Ucap Daren sambil bersedekap dada, ia sama sekali tidak takut pada orang dihadapannya.

Harel Pratama, dia adalah ketua osis di SMA HARTA yang terkenal dingin dan mempunyai paras tampan yang membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh hati.

"Seret dia keruang osis". Perintah Harel ke Adel.

Adel mengiyakan perintah Harel lalu menarik kasar tangan Daren menuju ruang osis.

"Lepasin, gue bisa sendiri".

"Nggak bakal gue lepas, nanti lo kabur kan? Gue udah tau akal picik lo kaya gimana".

Sesampainya di ruang osis, Daren menghela nafas kasar. Ia sudah sangat muak masuk kedalam ruangan ini.

"Lo". Tunjuk Harel ke Daren.

"Apaan?". Sahut Daren sewot.

"Bersihin lapangan basket". Ucap Harel datar sedangkan Daren melotot tidak terima.

Apa-apaan ini, dia hanya telat dan hukumannya disuruh membersihkan lapangan basket yang terbilang cukup luas. Dasar ketos gila. Ucap Daren dalam hati, padahal rasanya ia ingin menonjok sekali pemuda dihadapannya.

"Gue gak mau". Ucap Daren santai.

"Ini hukuman buat Lo ya tukang bandel, jangan berani-beraninya lo bantah omongan Harel". Adel sudah muak dengan Daren.

"Kenapa kalau gue berani? Masalah buat Lo semua? Lagian nih ya hukuman yang ngotak anjing. Lo suruh gue buat bersihin lapangan basket sendirian? Yang bener aja".

Setelah itu Daren melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang menurutnya ia anggap neraka.

"Lo ikut gue". Ucap Harel menarik paksa tangan Daren.

Daren memberontak, ia ingin melepaskan tangan Harel tapi ia tidak bisa.

"Siapa yang nyuruh lo balik ke kelas, sementara lapangan basket belum lo bersihin". Ucap Harel datar lalu menyodorkan kresek hitam kepada Daren.

"Lo pungut sampah yang ada di lapangan basket baru bisa masuk ke kelas".

"Jangan berani-beraninya kabur, atau gue panggil orang tua lo dateng kesini".

Setelah mengatakan itu, Harel lalu meninggalkan Daren sendirian di lapangan basket

"Ketos gila, awas lo ya".

"Lo pikir gue mau gitu disuruh-suruh sama Lo? Dih ogah banget, mending gue main basket aja".

ㅡtbc.

Haruto as Harel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruto as Harel

Doyoung as Daren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung as Daren

love countdown - harubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang