Hari ini adalah hari pernikahan [Nama] dengan Halilintar. Gadis itu sekarang tengah di dandani di kamarnya dengan memakai gaun pengantin berwarna putih. Ia terus gelisah sambil memainkan jari jemarinya. Bahkan terkadang ia menggigit kuku-kukunya itu.
Kakaknya yg bernama [Y/B] berdiri di samping [Nama], menatapnya lewat cermin sambil tersenyum kecil. "Kau sangat cantik, [Nama]. Kakak yakin kau akan bahagia dengannya."
"Tch! Bahagia apanya? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah ikhlas dengan pernikahan ini!"
"Ayolah.. kau masih bisa kuliah meskipun kau sudah menikah nanti. Tenang saja."
"Tapi aku tidak mau menikah dengannya! Wajahnya benar-benar dingin. Dia juga kelihatan suram. Dia itu yg cowok aneh," jawab [Nama].
Kakaknya memasang wajah datar. [Nama] tidak sadar diri. "Kau tidak bercermin?"
Suara langkah kaki mendekat ke kamar [Nama]. Pintu itu terbuka menampilkan sesosok laki-laki paruh baya dengan pakaian jasnya yg berwarna hitam. Dia berjalan mendekat, menatap anaknya lalu mengusap kepala [Nama] sambil tersenyum. "Kau benar-benar cantik, sangat mirip dengan ibumu. Kau sudah siap, Nak?"
Gadis itu menjauhkan tangan ayahnya. Ia merasa jengkel di perlakukan seperti itu. Setelah selesai di rias, [Nama] berdiri menghadap ayahnya dengan dahi yg berkerut. "Aku tidak mau melakukan pernikahan ini. Kenapa Ayah seenaknya menjodohkan ku dengan orang lain?"
Wajah Aarav berubah menjadi merah. Bahkan urat di wajahnya juga sampai kelihatan seakan sedang menahan amarah. "Kenapa kau selalu mengatakan hal itu!? Berapa kali-pun kau mengatakannya, kau harus tetap menikah!"
"Bilang saja ayah tidak mau menjaga ku lagi! Iya, 'kan!?"
"Siapa yg bilang begitu!? Justru Ayah melakukan ini demi kebaikan mu, [Nama]!"
"Kebaikan ku? Memangnya Ayah tau, apa yg membuat ku senang? Tidak, 'kan? Tidak usah sok tau!"
"Kau sangat keras kepala! Kenapa kau tidak bisa menurut seperti kakakmu!?"
[Nama] menunduk. Mengepalkan kedua tangannya sambil menggertakkan gigi. Aarav menghela nafas. Ia menggandeng tangan [Nama] begitu juga dengan [Y/B]. "Ayo kita keluar. Pernikahan nya sebentar lagi akan di mulai."
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"Saah!!" ucap semua orang yg ada di sana. Hali memasang-kan cincin pernikahan mereka di jari manis [Nama], begitu juga sebaliknya. Setelah selesai, gadis itu mencium punggung tangan Hali dengan terpaksa. Hatinya terus mengatakan sumpah serapah karena mendapatkan takdir seperti ini.
Sekarang giliran Hali untuk mencium dahi istrinya. Tapi saat mau melakukannya, para tamu undangan yg ada di sana malah menyuruh Hali agar mencium di bibir. "Di bibir, di bibir!! Jangan di dahi, terlalu biasa!!"
"Di bibir Bang Hali!! Di bibir!!" teriak Taufan. Mendengar itu membuat Blaze dan Thorn ikut-ikutan membuat para tamu semakin heboh.
Hali benar-benar gugup. Rasanya ia tidak sanggup melakukan itu di depan umum. [Nama] juga sama halnya dengan Hali. Gadis itu terus berdoa dalam hatinya agar cowok yg kini sudah sah menjadi suaminya itu tidak tergoda oleh para setan. Tapi sayangnya para tamu terus mendesak, agar pengantin baru itu mau melakukan permintaan mereka.
Para tamu itu tidak akan berhenti. Hali menghela nafas. Lagipula [Nama] sudah sah menjadi istrinya, satu kecupan kecil pasti tidak akan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Wife || Boboiboy Halilintar
FanfictionHulotsun Projects Boboiboy Halilintar x Tsundere Fem!Reader. Bagaimana rasanya menikah dengan gadis Tsundere? Selain Tsundere, dia juga pemarah seperti emak-emak. Belum lagi, Suaminya juga seorang Tsundere tingkat dewa. Dan saat marah juga sangat me...