Hai hai hai kawan-kawan koehh 🙆
Avvah khabarr??🤗
Karena aku laghi baek mood yee, jadi aku up lagji yAw 😉😎
Jan lupaa. VMent nya ocee 😊😙
Selamat membaca 😬
***
"Cinta bukan hanya tentang memiliki, tapi juga tentang menghargai satu sama lain"
~Author~***
Flashback on
Di sebuah acara Engagement day
Sepasang kekasih tengah mengikat janji dengan saling bertukar cincin. Dan setiap proses itu tidak luput dari pengamatan seorang bocah lelaki 7 tahun yang kini tengah mengenakan setelan jas berwarna merah maroon.
Setelah proses tukar cincin selesai, dia nampak menatap lamat kearah gelang merah yang dipakainya, lalu berganti melihat gelang biru rajut yang dipakai gadis kecil berdress biru disampingnya.
Bocah itu terus menatap bergantian gelang miliknya dan gelang milik gadis itu. Sebelum akhirnya dia bertepuk tangan senang.
"Lia! Lia! Lia!" Panggil bocah itu bersemangat pada gadis kecil yang kini menatapnya dengan alis menukik tajam dan berkaca pinggang.
"Ada apa sih po! Aku ada disamping kamu! Bukan di hutan! Kenapa harus teriak-teriak gitu sih!" Amuk gadis itu.
"Lia! Lia! Ayo tukeran gelang ayo!" Pekik bocah yang dipanggil 'po' itu penuh semangat dengan menggoyang-goyangkan lengan 'Lia'.
"Nggak mau! Gelang kamu jelek! warnanya terlalu merah kayak api! Entar kalo tangan aku kebakar gimana?" Tepis Lia dengan muka cemberutnya.
"Ayo dong Liaa, biar kayak Om Sandi sama tante Sena. Aku kan juga mau tukeran kayak gitu" Pinta 'po' memelas.
"Nggak mau! Nggak mau! Nggak mau!"
"Ayo dong! Aku janji deh abis itu aku nggak bakal isengin kamu lagi!" Si 'po' masih berjuang untuk bisa menukarkan gelangnya dengan milik Lia. Kini dia sampai menangkupkan kedua tangannya dengan menampakkan puppy eyesnya.
Si Lia nampak tertarik dengan janji yang diucapkan 'Po' barusan. Dan diapun langsung mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji nggak bakal isengin aku lagi?"
"Janji!" Pekik Po heboh sambil menautkan jari kelingkingnya.
Setelah itu mereka benar-benar bertukar gelang dengan raut yang berbeda. Si Po dengan raut penuh kebahagiaannya, sedang Lia dengan raut cemberutnya.
'Ckrek!'
'Ckrek!'
Dan tanpa kedua bocah itu sadari, Mamah dan Mamih mereka mengabadikan momen itu secara diam-diam.
"Ra? Mereka lucu banget ya? Gimana kalo kita nikahin aja" Bisik Bu Shinta. Mamihnya si Lia. Dengan terkekeh geli.
"Heh! Mana ada! Orang masih bau telon gitu!" Gas Bu Rara, mamahnya Si 'Po' dengan raut gaharnya.
"Hehehe. Aku cuma bercanda kok. oh ya Ra. Besok aku mau pindah ke Bandung"
"Loh? Kenapa tiba-tiba gitu?"
"Ada sedikit masalah sama restoran aku Ra. Dan aku nggak mungkin diam aja kan?"
"Kalo emang buat restoran kamu, its okay. Semoga aja mereka terima akan keputusanmu itu" Sahut Bu Rara dengan menatap sendu kedua bocah yang kini tengah menikmati sepiring kue berdua. Ada rasa berat untuk memisahkan kedua bocah kecil itu. Karena bagi Bu Rara, Sesil adalah sosok malaikat penyembuh yang di kirim Tuhan untuk anaknya. Sebab semenjak adanya Sesil, anaknya tak lagi murung seperti saat ditinggalkan sang papah pada satu tahun silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DaffaLia
Teen Fiction"backstreet and hurt in one side" *** Sebagian kisah, mungkin menganggap 'backstreet' adalah kisah yang tenang dan meminimalisir kehebohan publik. Tapi, berbeda halnya dengan Sesil. Dia harus memendam beribu luka, dikala dia harus menjalin kisah dia...