Leo reflek bernyanyi saat melihat Juan sedang menggoda adik kelas dengan mulut buayanya di dekat tangga lantai 2 membuat wajah adik kelas mereka itu terlihat memerah karna salting.
"Juan dan Elin sahabat lamaa.. Elin bilang.." Leo menunjuk Elina agar Elina melanjutkan nyanyiannya.
"Wan, Juan kaya buaya" nyanyi Elina melanjutkan.
"Gimana bunyi buaya El?"
"Aku janji ga akan ninggalin kamu, aku sayangnya cuma sama kamu doang ko ga ada yang lain" jawab Elina yang disambut sorakan heboh dari yang lain.
"Si Elina kayanya pengalaman banget jadi korban buaya"
"Bukan lagi"
Anak Teleios yang lain hanya terkekeh melihat kelakuan Elina dan Leo yang selalu klop meledek orang lain jika di satukan.
Saat ini mereka tengah berjalan di koridor hendak ke kantin, tapi di pertengahan jalan malah melihat Juan yang sedang melancarkan aksinya untuk menambah koleksi asrama putrinya. Padahal saat menghilang tadi, cowo itu bilangnya ingin ke toilet.
Juan yang merasa namanya disebutpun menoleh lalu menyengir lebar pada teman temannya.
"Katanya ke toilet, Ju!" Tegur Andra saat mereka sudah berada di depan Juan.
"Niatnya sih begitu, ehh malah ketemu calon ibu dari anak anak gue disini" sahut Juan membuat adik kelas mereka itu makin salting tak karuan di buatnya. Terbukti dari tangannya yang langsung meraih lengan atas Juan lalu menggoyangkannya pelan.
"Gass terus, Ju!" ujar Andra.
"Ngengggg" sahut Elina dan Leo bersamaan membuat salting si adik kelas tadi makin tak tertolong mendengar godaan dari adik kelasnya. Goyangannya pada Juan berubah menjadi guncangan kencang penuh tenaga.
"Eh buset" ucap Juan terkejut. Hampir saja terjungkal jika tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.
Si adik kelas lantas melepaskan tangannya jadi malu sendiri atas kelakuannya.
"Eh, maaf Ju. Ga sengaja" katanya lalu berlalu pergi karna benar benar merasa malu atas sikapnya yang berlebihan.
Ia merutuki dirinya sendiri yang dengan terang terangan menunjukkan ia baper.
Juan bergidik ngeri "untung cakep" pikirnya.
"Yang begitu lo deketin, Ju.. Ju" Julid Andra.
"Ya mana gue tau anjir"
"Dah dah, ayo kantin!"
*****
Seorang siswi berdiri di samping Juan yang baru saja mendudukan dirinya di salah satu meja kantin bersama anak Teleios yang lain. Sepertinya adik kelas.
"Kak Juan, ini bekel yang aku janjiin kemarin" katanya malu malu dengan kotak bekal yang disodorkan pada Juan.
"Ahh makasih ya Adel, padahal kemarin aku cuma bercanda loh" Juan memberikan senyum termanisnya membuat cewe itu menunduk malu.
"Sama sama kak. Tapi, Adel siapa kak?" Tanyanya bingung.
"Loh, nama kamu Adel kan?"
Cewe itu tersenyum paksa "Aku cheryl kak, bukan Adel" katanya lalu bergegas pergi dengan wajah menahan kesal.
"Lah? Terus Adel siapa?" Gumamnya bingung sendiri.
"Makannya punya pacar tuh ga usah banyak banyak! Susah kan lo ngingetnya"
"Ga papa dong. Masa muda kan cuma sekali"
Belum 5 menit cewe tadi pergi, sudah datang lagi cewe lainnya membuat yang lain jengah. Tujuannya masih pada orang yang sama.
"JUAN!" Sentak siswi berbaju ketat itu.
Elina sampai heran, mengapa baju seperti itu bisa lolos dari razia guru.
"Kenapa sayang?" Tanya Juan sok manis.
Wajah cewe itu tampak memerah menahan marah.
"Ngapain tadi kamu deket tangga lantai 2? Hah!"
"Ngapain?" Tanya Juan pura pura tak paham.
"Ga usah pura pura ga tau ya Juan! Jelas jelas aku liat kamu godain adik kelas sok cantik itu tadi! Pake colek colek dagu segala lagi!" Jelasnya menggebu gebu.
"Lagi cosplay jadi sabun colek kali dia, makannya dicolak colek sama si Juan" celetuk Leo membuat Juan terkekeh.
"Kamu tuh anggep aku apa sih sebenernya?" Tanya siswi itu tak menghiraukan ucapan Leo.
"Pacar dong sayangg"
"Kalo gitu terus kenapa masih deketin cewe lain!"
"Ngga deketin ko, cuma godain aja dikit" jawaban santai Juan semakin membuat cewe itu berapi api.
"KAMU TUH YA!"
"MAMA, PAPA UDAH, UDAH! Jangan berantem terus. Hiksss" sela Elina yang duduk di sebrang Juan dengan isak tangis yang di buat buat seraya menggoyang goyangkan telapak tangan cewe tadi.
Persis seperti anak yang tengah frustasi melihat pertengkaran orang tuanya.
Cewe itu lantas memandang Elina sengit lalu berlalu pergi setelahnya dengan kaki yang di hentak hentakkan. Malas meladeni tingkah aneh Elina.
"Udah sayang, biarin mama kamu pergi. Sini papa peluk" kata Juan melanjutkan drama Elina dengan tangan merentang siap untuk dipeluk.
Tapi bukannya Elina, justru pelukan dari cowo di sampingnya yang ia dapat. Leo.
"Hikss.. aku juga sedih papa" kata cowo itu dengan suara manja yang di buat buat dengan kepala yang di duselkan pada dada Juan membuat anak Teleios mengernyit jijik.
"Jijik anjir! Jauh jauh lo dari gue!" Balas Juan seraya mendorong kepala Leo menjauh.
"Hikss.. papa jaatt! Dede kit ati"
"Heran gue. Kayanya tiada hari tanpa jeritan cewenya Juan"
"Mana tiap hari cewenya beda beda lagi"
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEIOS (END)
Teen FictionSUDAH END!! Bagi warga SMA Nusantara, teleios itu merupakan kumpulan manusia tampan yang sempurna. Tapi bagi Elina, teleios itu tak lebih dari kumpulan manusia manusia abnormal yang kelakuannya bikin geleng geleng kepala. Elina ini sebenarnya gadis...