"Aly," Edeline menatap dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia tidak tahu siapa yang berbuat seperti ini padanya.
"Do you have a boyfriend? Or, friend with benefit?" cicit Alyssa di akhir kalimat.
"No! I don't have it all!" sentak Edeline dengan tatapan sedikit tajam. Bagaimana mungkin ia memiliki pacar, sedangkan ia tak pernah dekat dengan seorang pria kecuali Warren dan...
"But, how?" Alyssa mencoba berpikir keras, hingga satu nama terlintas di benaknya.
Edeline mengambil sabun cair di sebelahnya dan mencoba menggosok bekas keunguan itu. Sudah beberapa kali ia mencoba, namun itu semua tak berhasil.
"Mungkin saja kau digigit nyamuk atau serangga sejenisnya?" ujar Alyssa sambil menggaruk pipinya.
Edeline terdiam sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu mencoba berpikir positif di saat banyak hal negatif yang berkelana di otaknya.
"Mungkin kau benar, Aly." Jawab Edeline mencoba menyetujui ucapan Alyssa.
"Ya, ini hanya gigitan serangga dan bukan sejenisnya." Terangnya berusaha tak menghiraukan apa yang sebenarnya terjadi, meskipun ia sangat takut dan was-was.
"Pakai ini," Alyssa menyodorkan sebuah kain ke hadapan Edeline. "Jika kau tidak ingin ada yang tahu."
Edeline mengambil kain itu dan tanpa pikir panjang melilitkannya di sekitar leher.
"Thank you Aly," Edeline tersenyum seraya menatap gadis itu.
"Urwell, Linlin." Balas Alyssa dengan kekehan kecilnya. Berbeda dengan Edeline yang sudah berdecak kesal.
🦋🦋🦋
"Mommy!" teriak Alyssa ketika ia baru tiba di rumah.
"Here!" teriak Clarissa dari arah dapur.
Buru-buru Alyssa mendatangi Clarissa dan memeluk tubuh ibunya dari samping. Clarissa membalas pelukan putrinya dan mencium pipi tirus Alyssa.
"How's your day baby?" tanya Clarissa seraya tersenyum cerah.
"Goooood!!" jawab Alyssa seraya terkekeh kecil.
"Kau sendirian? Di mana Edeline?" Clarissa berjalan menuju meja makan dan menyiapkan berbagai hidangan di atasnya.
"Edeline ada kelas hingga petang," jawab Alyssa sambil berjalan menuju meja makan.
Gadis itu duduk di kursi kosong, dan mengambil sepotong buah melon yang baru di potong. Di saat ia tengah menikmati buahnya terdengar suara keributan di luar sana. Ia menoleh ke asal suara dan mendapati beberapa sosok tak di undang datang ke rumahnya.
"Mommy," sapa seorang pria dengan cengiran khasnya. Sedangkan Alyssa membuang wajahnya malas.
"Dante?" tebak Clarissa. Karena sudah lama sekali teman-teman Alexio tak berkunjung ke mansion.
"Benar sekali," jawab Dante sambil menyisir rambutnya. Dan hal itu tak lepas dari pandangan Alyssa, yang ingin mengeluarkan isi perutnya saat itu juga.
"Aunty tidak lupa dengan kami berdua bukan?" timpal seorang pria dengan netra cokelatnya.
"Gideon, and Kendrick." Ucap Clarissa dengan senyum khasnya.
Melihat ketiga teman Alexio, membuat Clarissa tersadar jika putranya itu tidak bersama mereka bertiga.
"Kalian tidak bersama Alexio?"
"Dia begitu sibuk dengan pekerjaannya," ucap Dante seraya melirik ke arah Gideon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXIO [END] [PROSES PENERBITAN]
Любовные романыSEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edeline harus tinggal satu atap bersama keluarga Stolen, dan lebih parahnya ia harus menetap dengan pria...