"JANGAN PASANG MUKA MENYEDIHKAN ITU DI DEPAN GUE, SIALAN."
Terlibat dalam hubungan yang bisa dibilang sangat tidak baik (toxic) tentu seharusnya dilepaskan saja, namun, bagaimana jika kamu sudah terlanjur bergantung padanya?
Devananta yang dikenal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika tujuan kamu membuatku benci, kamu akan gagal sampai akhir."
***
"Kamu kenapa ikutin aku terus sih, Sar?"
"Emangnya kenapa? Gaboleh?"
Salma menggeleng, "Bukan gak boleh, aneh aja di mata orang."
Sarah berjalan beriringan dengan Salma kala istirahat tiba, tanpa berniat membalas ucapan Salma di sebelahnya yang kian memelankan langkahnya.
"Lo gak tanya kabar Anta?"
"Buat apa?"
Sarah tersenyum tipis, "Dia baru masuk sekolah setelah 2 Minggu, dan kita tau dia di rumah sakit, kan? Lo ga khawatir?"
"Gak."
Bohong. Salma berbohong.
Dalam hatinya paling dalam Salma sering bertanya setiap harinya, namun ia tak bisa bertanya secara langsung pada Anta.
"Masa sih?"
"Emang kamu ga khawatir? Anta kan pacar kamu."
"Dia bukan pacar gue lagi."
Salma membuang nafas berat, "Kalian aneh."
Pada dasarnya memang aneh, Salma masih belum mengerti mengapa Sarah mengatakan demikian. Saat Anta masih berpacaran dengannya, ia terus memaksa untuk putus saja. Namun setelah putus mereka juga putus.
"Sal itu Anta."
Salma menghentikan langkahnya ketika keduanya berpapasan. Lidahnya kelu, tubuhnya ia tahan untuk tidak langsung memeluk lelaki di depannya yang kini diam di tempat.
"Terus kalau ada dia, aku harus apa?" Salma menjawabnya ketus lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Anta.
Saat itulah Anta merasa sakit di hatinya, Salma pergi meninggalkannya begitu saja membuatnya merasa asing. Sarah menatap Anta lalu tersenyum tipis.
"Dia gak akan begitu kan seharusnya? Dia kayak gitu bukan kemauannya, tapi kemauan Lo."
Anta mengangguk, "Makasih udah jaga Salma, ya."
Sarah mengangguk lalu meninggalkan Anta juga untuk berlari mengejar Salma.
"Dengan jauh kayak gini, dia gak akan tau tentang penyakit ini." Anta bergeming lalu melanjutkan perjalanan menuju kelas.
