Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Sementara itu Meta, Embun dan Arvi sedang berada di dalam mobil. Arvi di kursi kemudi, Meta di samping Arvi dan Embun di bangku belakang.
Tadinya setelah acara barbeque party Meta dan Embun mau menginap di rumah keluarga Malik, tapi Arvi tiba - tiba ingin menginap di rumah Meta sambil mencari jajanan di jalan pulang.
"Eh, kita beli martabak yuk" ajak Arvi sembari menyetir mobilnya
"Boleh tuh, ide bagus" jawab Embun.
Meta mengangkat alisnya dan bertanya, "martabak yang enak disini dimana kak?" Sambil menengok ke arah Arvi yang sedang fokus melihat ke jalan.
Arvi tampak mengetuk - ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. "AHAA AKU TAU" teriaknya tiba - tiba yang membuat Meta dan Embun terkejut. "Kita ke pasar malem aja yuk biasanya makanan nya enak - enak termasuk martabaknya" lanjut Arvi.
Embun menyalakan hp nya dan melihat jam, "tapi ini udah jam 11 lewat kak, emang masih ada yang buka?" Tanya Embun, karna dia bukan orang asli daerah situ.
"Kalo di sini pasar malemnya tutup jam 1 malem, jadi sekarang masih buka, dan semoga masih banyak jajanan nya" jawab Arvi sambil melirik Embun dari kaca depan.
"Yaudah tunggu apa lagi, kuy kita kesana" ucap Meta semangat.
Sekitar 15 menit perjalanan, sekarang Meta, Embun dan Arvi sudah sampai di pasar malam yang di maksud oleh Arvi.
Walaupun jam sudah menunjukan hampir pukul setengah 12 malam, tapi tempat tersebut masih terlihat sangat ramai.
"Kita langsung ke stand jajanan aja yuk" ajak Arvi pada Meta dan Embun.
"Kuy" jawab Meta dan Embun sambil mengikuti langkah Arvi.
Satu setengah jam telah berlalu. Kini tepatnya pukul 1 malam, Meta, Embun dan Arvi baru saja sampai di rumah Meta dengan beberapa kantong jajanan yang mereka tenteng.
Setelah memasuki rumah Meta, mereka bertiga langsung mengeluarkan semua jajanan nya dan menaruhnya di piring.
Setelah semua makanan tersusun di piring, mereka langsung menggelar karpet dan duduk lesehan sambil menyantap jajannya, yang kurang lebih, ada Martabak manis, martabak telur, es boba, jajanan street food korea, dan lain - lain.
"Btw gue mau nanya" ucap Arvi sambil mengunyah Martabaknya.
"Nanya apa?" Tanya Embun.
Arvi menelan martabak dan menyeruput es boba nya kemudian berkata, "pas siang tuh di mini market, kan gue bilang mau foto terus aplod ke IG, abis itu kata Embun jangan karna Meta lagi kabur. Itu maksudnya apa?" Tanya Arvi sambil menaikan sebelah alisnya.
Meta dan Embun hanya saling lirik satu sama lain. Dalam hati, Embun juga merutuki mulutnya yang suka asal nyeplos.
Meta menghela napas kasar, "sebenernya gue emang lagi ada masalah di rumah. Nah gue disini sekarang ya emang karna gue lagi kabur, buat nenangin diri aja sih, nanti juga balik Jakarta lagi"
Arvi hanya mengangguk - angguk mengerti. "Ngomong - ngomong masalah apa?" Tanya Arvi kepo.
Meta sempat terdiam sebentar. "Masalah sama Mama Papa, ya biasalah konflik keluarga" jawab Meta sebiasa mungkin agar tidak terlihat gugup.
"Yaudah lah gak usah ngomongin masalah dulu. Kita kan sekarang lagi mau seneng - seneng, jadi yaudah gak usah bahas begituan" ucap Embun agar Arvi tidak terus bertanya kepada Meta soal masalah itu.
"Oke - oke, kita lanjut makan aja" ucap Arvi sambil menyeruput es boba nya.
Setelah itu mereka langsung melanjutkan makan sambil bergosip dan bercanda ria.
******
Pagi telah tiba, pukul 9 tepatnya. Kini di kediaman Meta, ketiga perempuan itu sedang di sibukkan oleh pekerjaan masing - masing.
Arvi yang sedang mencuci piring, Embun yang sedang membereskan ruang tengah bekas mereka makan semalam, dan Meta yang sedang membereskan kamar bekas mereka tidur tadi malam.
Satu jam telah berlalu, kini mereka sedang duduk di meja makan sambil sarapan. Tadi kebetulan setelah beres - beres Meta membuat nasi goreng untuk sarapan mereka bertiga.
"Btw gue abis ini mau langsung balik ya, soalnya abis zuhur gue mau ke kampus, ada kelas" ucap Arvi setelah menelan suapan terakhir nasi gorengnya.
"Yhaa, kirain mau sampe sore disini" ucap Embun lesu.
"Udah gak usah lebay, nanti juga gue balik lagi kesini tenang aja" ucap Arvi sambil menaik turunkan alisnya.
"Oke deh" jawab Embun.
Setelah mereka bertiga menyelesaikan sarapannya, Arvi langsung pamit untuk pulang pada Embun dan Meta.
Sepeninggal Arvi, Meta dan Embun hanya duduk - duduk santai di ruang tengah.
"Lu pasti balik lagi kan Me ke Jakarta?" Tanya Embun sambil menatap Meta.
"Pasti balik kok. Gue gak mau lari dari masalah, gue tau gue kabur gini salah. Tapi, gue cuman mau nenangin pikiran aja. Setelah semuanya gue rasa lebih baik, gue pasti balik buat nemuin Mama, Papa, Mami, Papi sama Maxis, gue pasti bakal selesain masalah gue, tapi gak sekarang"
Embun langsung memeluk Meta, "Lo yang kuat ya, Me. Gue tau kok lu bisa lewatin semuanya". Embun melepaskan pelukannya dan menatap Meta dalam - dalam. "Kalo nanti gue udah balik ke Jakarta, lu jangan lupa hubungi gue ya! Kalo lu punya masalah apapun, lu harus cerita ke gue jangan sampe engga! Gue janji gak akan ngomong ke siapa - siapa termasuk anak - anak sama keluarga lu" ucap Embun tulus.
"Makasih ya Mbun" Meta tersenyum lalu memeluk Embun.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Saat SMA
Teen Fiction[ON GOING] Metalica Virgiana Ikhwan, seorang remaja berumur 18 tahun yang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tua. Dia tumbuh menjadi anak yang liar. Dia nakal, player, suka membully orang. Tapi, disamping itu semua, ada seorang laki - laki yang be...