Menaruh harap pada setiap kebaikan untuk waktu yang akan terlewati
-ANANTA-Dalam genggaman Lintang handphone miliknya menyala, menampilkan sebuah informasi yang seketika membuatnya tersenyum lebar setelah membaca.
"Alhamdulillah!" katanya segera keluar dari kamar miliknya.
"Satria! Oh Satria, eh Mas Satria maksudnya ..." panggil Lintang yang sering keceplosan memanggil Satria dengan panggilan teman.
"Kenapa sih? Aneh banget!" sahut Satria muncul dari balik dapur, tangan yang memegang gelas kini dirinya bawa mendekati Lintang ketika adiknya memperlihatkan handphone miliknya.
"Coba tebak!"
"Gak bisa nebak! Mas lagi pusing!" ucap Satria meneguk sedikit air lalu berusaha fokus pada apa yang ingin Lintang beritahu.
"Ihh minum obat dulu, Mas!"
"Bukan pusing itu! Tapi tadi murid-murid Mas ada yang berantem di sekolah. Pusing banget masalah mereka cuman gara-gara cewek!" kata Satria yang pasrah ketika Lintang menarik lengannya untuk duduk.
"Haha! Biasa atuh."
"Oh iya, Lintang ada kabar bahagia ..." lanjut Lintang menghentikan tawanya.
"Apaan?"
"Sini duduk dulu!" desak Lintang melihat Satria masih berdiri memperhatikan dirinya.
"Lintang keterima kerja ..." bisik Lintang menatap sorot mata Satria dengan bahagia.
"Alhamdulillah, Dek!" seru Satria menanggapi kabar baik dari adiknya. Ia menyimpan gelas yang dibawanya lalu memberikan pelukan hangat pada Lintang seraya menepuk pelan punggungnya.
Setelah puas menyalurkan rasa bahagia, Satria melepaskan pelukan itu seraya melontarkan kalimat tanya, "Udah ngasih tahu ke yang lain?"
"Baru Mas Satria doang. Nanti Lintang kasih tahu pas kita kumpul di rumah sakit aja. Mas ikut jenguk Ananta, kan?"
"Pasti dong! Ini mau mandi dulu!" jawab Satria mengangguk.
"Yaudah, nanti kita bareng ke rumah sakitnya! Lintang gak sabar buat kasih kabar gembira ini!" ucap Lintang masih tersenyum lebar ketika sorot matanya kembali memandang informasi tadi. Hatinya berkali-kali mengucapkan rasa syukur dan matanya kini terasa perih berlinang.
"Ayah pasti bangga! Ibu juga bakalan seneng banget dengernya, Dek!" pelan Satria kembali mengusap bahu Lintang.
Karena perlakuan Satria yang hangat dan ikut bahagia kini Lintang tak bisa terus menahan tangisan senangnya, ia memeluk Satria sambil berbisik pelan, "Makasih ya, Mas!"
"Buat apa?"
"Mas Satria sering doain Lintang buat keterima kerja, kan? Doa Mas manjur tau!" kata Lintang membuat Satria tidak bosan tersenyum.
"Mas selalu doain kebaikan buat kita semuanya ... Syukur kalo kamu udah ngerasain kebaikan itu. Semoga Ananta juga bisa cepet pulang ke rumah." ujar Satria, ia berhadapan dengan Lintang yang kini sibuk memperbaiki penampilan dengan menyeka perlahan air mata yang sempat turun. Tangan Satria juga terulur lagi untuk mengusap surai legam sang Adik.
"Iyaa! Rumah sepi banget, Mas! Lintang gak ada temen gelut!"
"Kamu ini!"
"Hihi ..." kekeh Lintang yang kini berani mengangkat kepala untuk membalas pandangan Satria.
***
"Nan?" panggil Satria ketika salam darinya sudah mendapatkan balasan. Ia baru saja memasuki ruang rawat Ananta bersama Lintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA [END]
FanficSebuah kilas balik ketika Ananta masih bisa tersenyum bukan karena terpaksa. Dan merupakan sebuah kilas balik ketika Ananta pertama kali diperkenalkan pada perihnya kesakitan. "Nan, mana senyumannya?" -Satria Abizar Mahardika. "Aaaaa ... gak mau Bu...