Kali Kedua - 22

20.1K 1.5K 32
                                    

Keheningan seakan menyelimuti sebuah kamar yang berukuran cukup luas dengan perpaduan warna cat mint dan putih. Ada ranjang tidur dengan nakas di kedua sisinya, lemari, meja rias dan juga sofa. Hanya terdengar suara detik jam yang tergantung di dinding. Angin berhembus pelan melewati jendela geser yang dibiarkan terbuka dan berhasil menerbangkan gordyn. Semua terasa sunyi, sepi meskipun sang pemilik kamar terlihat berada di kamar tersebut.

Manda. Ia tidak tahu sudah berapa lama dirinya berada di sofa dengan tatapan menghadap keluar jendela. Mungkin sudah satu jam, dua jam atau lebih. Sejak tadi ia memang tidak bergeser sedikit pun dari posisinya. Bahkan ia terus mengurung diri di kamar. Manda hanya keluar untuk mengambil air minum saja. Sejak pagi sampai dengan menjelang siang pun, ia belum mengisi perutnya dengan makanan apapun. Ia tidak memiliki selera untuk makan atau bahkan melakukan hal lainnya.

Pandangan gadis itu tertuju pada dedaunan yang bergerak karena tiupan angin. Namun, tatapan matanya terlihat menerawang. Seperti ada banyak hal yang memenuhi benaknya. Karena hal itu pula yang membuat Manda tidak bisa tidur sepanjang malam. Semua yang terjadi bagaikan sebuah video yang terus berputar berulang di kepalanya. Semua kalimat yang diucapkan mama mertuanya terus terdengar di telinga Manda. Hal itu pula yang menimbulkan banyak pertanyaan di kepala Manda. Pertanyaan yang ia sendiri tidak tahu apa jawabannya.

Terdengar helaan nafas Manda saat mengingat seharusnya hari ini menjadi yang membahagiakan baginya. Beberapa hari lalu, tepatnya pagi hari setelah Sisil menginap di apartemennya, Manda dan Barra berbalas chat seiring dengan mereka yang sibuk dengan pekerjaan. Barra yang lebih dulu mengirim chat. Sampai akhirnya mereka terlibat obrolan yang cukup panjang melalui chat. Bahkan mereka saling mengirim foto menu makan siang masing-masing. Suatu hal yang jarang sekali mereka lakukan.

Saat itu Manda tidak bisa membohongi dirinya, meskipun hanya berbalas chat tetapi ia merasa begitu senang. Barra banyak bicara dan melemparkan candaan. Sampai akhirnya Barra berniat mengajak Manda pergi saat hari libur. Manda menyetujuinya. Ia pun bermaksud mengatakan pada Barra kalau ia ingin membatalkan keingiannya untuk pisah dan menyetujui Barra untuk melanjutkan pernikahan mereka. Dan hari libur yang dimaksud adalah hari ini.

Ya. Manda sudah memikirkan hal tersebut dengan sangat baik. Sampai akhirnya keputusannya sudah final dan ia bermaksud menerima ajakan Barra untuk tetap melanjutkan pernikahan mereka. Manda akan meminta Barra untuk melupakan surat kontrak tersebut. Mereka akan memulai semuanya dari awal dan Manda berjanji tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan Barra untuknya. Ia berjanji akan belajar menjadi istri yang baik untuk Barra.

Namun, sebelum semuanya tersampaikan, apa yang selama ini mereka sembunyikan sudah terbongkar. Saat ini semua itu hanya akan menjadi sebuah keinginan bagi Manda. Sudah tidak ada harapan untuk pernikahannya. Pernikahannya hancur berantakan. Dan dirinya lah yang menghancurkan pernikahannya sendiri. Sungguh, Manda sangat menyesali semua perbuatannya dan menginginkan keadaan kembali seperti semula. Manda tahu itu semua mustahil. Itu semua tidak mungkin.

Semua kalimat yang diucapkan mama Lita kemarin masih terngiang-ngiang di telinga. Semua kalimat menyakitkan yang memang ditujukan untuknya. Manda tidak sakit hati, ia pun tidak marah sebab apa yang disampaikannya itu memang benar. Manda pun merasa dirinya pantas menerima kalimat tersebut. Bahkan saat mama Lita menjambak rambutnya pun, Manda sama sekali tidak berusaha untuk melawan. Ia tahu dirinya salah dan pantas menerima itu semua.

Namun, ada satu kalimat mama Lita yang terus menempel di benak Manda. Kalimat yang mengatakan kalau mama Lita tidak akan pernah bisa menerima Manda sebagai menantunya. Sungguh. Kalimat tersebut berhasil menghancurkan hatinya dan membuat dadanya sesak. Sudah sangat jelas kalau tidak ada yang bisa diharapkan lagi dari pernikahannya dengan Barra. Mama Lita sudah tidak akan pernah bisa menerimanya lagi.

Kali Kedua [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang