Kali Kedua - 24

19.4K 1.3K 20
                                    

"Sil, gue bisa minta bantuan lo?"

Dari sebrang sana terdengar suara Sisil yang menjawab. "Selagi gue bisa, pasti gue bantu. Ngomong aja."

"Buat sekarang ini tolong temenin Manda terus. Jangan biarin dia sendirian. Gue takut terjadi sesuatu sama dia."

"Soal itu lo enggak usah khawatir. Gue bakalan nemenin dia terus, kok."

Setelah mengucapkan terimakasih dan mendengar tanggapan dari Sisil, Barra mematikan sambungan telepon. Ia meletakkan ponsel di meja lalu menyandarkan kepala ke kursi. Ingatannya kembali bergerak mundur mengingat saat tadi malam ia melihat Manda menangis seorang diri di taman perkomplekan rumah orang tuanya. Barra tetap berada di dalam mobil dan benar-benar menunggu sampai tangis Manda mereda dan gadis itu terlihat lebih baik.

Kemudian Manda kembali ke apartemen dengan menggunakan taksi. Barra pun terus mengikuti taksi tersebut sampai ke apartemen untuk memastikan Manda tiba dengan selamat. Karena hal tersebut, Barra melupakan niatan dan rencana awalnya untuk datang ke rumah orang tuanya. Baginya Manda lebih penting. Sampai dengan saat ini hati Barra terasa pilu tiap kali mengingat gadis itu menangis seorang diri seperti tadi malam. Hanya dengan melihatnya saja Barra seakan dapat merasakan kesedihan yang dirasakan gadis itu.

Begitu tiba di apartemen tadi malam, Barra langsung menghubungi Bitha. Ia meminta adiknya untuk menceritakan semuanya. Benar saja dugaan Barra kalau Manda baru saja datang ke rumah orang tuanya dan diusir oleh mamanya. Dan juga kalimat-kalimat yang diucapkan mama Lita sudah pasti menyakiti hati Manda. Barra hanya bisa menghela nafas mengetahui semuanya dan ia pun merasa kalau semuanya malah semakin rumit.

Namun, Barra pun merasa dirinya tidak bisa terus diam membiarkan semuanya semakin runyam. Ia harus melakukan sesuatu agar permasalahan ini cepat selesai. Semalaman Barra sudah memikirkan semuanya. Ia sudah menyusun langkah apa saja yang harus ia lakukan. Barra tidak tahu langkah dan keputusan yang diambilnya benar atau tidak tetapi ia akan tetap mencoba. Entah lah, akhirnya akan seperti apa tetapi Barra tidak akan merubah keputusannya.

Lalu Barra mengalihkan tatapan menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah hampir menunjukkan pukul dua siang. Ia pun mematikan komputer lalu merapihkan meja bersiap untuk ke klinik. Namun, sepertinya sebelum menuju klinik, Barra akan ke rumah orang tuanya terlebih dulu. Ada hal penting yang harus ia sampaikan.

Barra sudah berjalan keluar ruangan menuju lift. Ia menekan tombol yang berada di sisi lift. Tak lama berselang sangkar besi tersebut datang diiringi dengan suara dentingan. Saat pintu lift terbuka, Barra mengulas senyuman begitu terlihat Ginna yang berada di dalam lift tersenyum padanya. Pria itu melangkah masuk saat Ginna sedikit menggeser tubuh memberi ruang untuk Barra.

"Kusut banget muka lo."

Pria itu tersenyum kecil lalu menghela nafas. "Complicated."

Dahi Ginna mengernyit tak paham. Ia menatap Barra. "Apanya yang complicated?"

Barra menoleh. "Hidup gue."

Ginna tertawa. "Tapi seriusan lo lagi ada masalah apa, sih? Beberapa hari ini gue lihat lo kusut banget."

Terdengar Barra yang kembali menghela nafas. "Next time, ya."

Saat pintu lift terbuka, Barra melangkahkan kakinya lebih dulu. Ia berjalan keluar rumah sakit lalu menuju parkiran depan. Barra harus segera tiba di rumah orang tuanya sebelum jam praktek di klinik dimulai. Pria itu sangat berharap kedua orang tuanya dapat menerima apa yang ingin ia sampaikan pada mereka. Meskipun sepertinya sulit.

***

Setengah jam kemudian, Barra sudah tiba di rumah orang tuanya. Ia menghentikan mobil di belakang mobil mama dan papanya. Melihat mobil milik papanya yang terparkir di garasi membuatnya berkesimpulan kalau sang papa sedang berada di rumah. Itu hal yang bagus sebab itu artinya Barra bisa langsung berbicara pada kedua orang tuanya. Barra hanya harus menyiapkan diri dengan respon yang nanti diberikan kedua orang tuanya, terlebih mamanya.

Kali Kedua [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang