28

6K 377 13
                                    

Setelah meninggalkan Arin, Mark segera menyusul kepergian Haechan. Namun terlambat, Haechan sudah pergi meninggalkan perusahaan dengan Jeno. Mark pun segera menghubungi adiknya, dan tak selang berapa lama Jeno mengangkat panggilan nya.

"Kemana?" tanya Mark langsung ke inti.

"Haechan tidak mengijinkan untuk memberi tahu" Jeno menjawab dari seberang.

Mark menghela nafas, meskipun khawatir dia mencoba untuk tetap tenang.

"Bagaimana keadaan nya?" tanya Mark pada akhirnya. Setidaknya ada Jeno yang mengawasi Haechan saat ini.

"Aku pastikan Haechan akan baik-baik saja. Dan segera selesaikan masalah mu" ucap Jeno.

"Sudah selesai. Bisa kau berikan ponselnya pada Haechan?" pinta Mark pada adiknya.

"Sebentar"

Samar-samar Mark mendengar Jeno yang sedang membujuk Haechan.

"Dia sedang lelah, tidak ingin bicara dengan mu terlebih dulu" ucap Jeno.

Sekali lagi Mark menghela nafasnya "Baiklah. Tolong jaga Haechan, dan beri tahu aku  kemana kalian pergi" pesan Mark sebelum mematikan panggilannya.

"Akan aku usahakan" jawab Jeno.

Dan panggilan pun selesai. Mark mengusak rambutnya kasar. Dengan berat hati melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.

****

Mark pikir ketika memasuki jam pulang kerja dia bisa menemui Haechan di rumah. Namun nyatanya Haechan dan Jeno belum juga kembali. Dan Mark justru mendapat deretan pertanyaannya dari Mommy nya.

Dimana yang Taeyong tahu, jika Haechan masih tinggal di perusahaan dan ingin menemani Mark. Taeyong pun percaya begitu saja atas jawaban Haechan.

"Apa yang terjadi pada kalian yang sebenarnya?" tanya Taeyong pada putra sulungnya.

"Aku tidak tahu Mom. Tapi Arin mengatai Haechan dengan perkataan tidak pantas" Mark menjawab pertanyaan Mommy nya dengan menyandarkan seluruh tubuhnya pada sofa. Hari ini sangat melelahkan.

Meskipun lelah, Mark tetap menceritakan apa yang dia alami hari ini secara lebih mendetail. Agar Mommy nya juga tidak salah paham dengan ceritanya.

"Haechan masih sangat sensitif Mark, beri dia waktu untuk menenangkan diri" nasihat Taeyong pada putranya.

"Aku lupa Mom kalau Haechan sensitif, tapi aku mengkhawatirkan nya. Jeno juga tidak bisa hubungi. Salah ku juga yang harus berkata seperti itu pada Haechan" sesal Mark merutuki kebodohan nya.

"Tidak. Jangan salahkan dirimu, tidak ada yang salah dengan yang terjadi hari ini. Kejadian hari ini mengingatkan mu supaya lebih memperhatikan Haechan. Kehamilannya masih sangat rentan Mark" ucap Taeyong kembali menasihati.

"Aku mau mencari Haechan" putus Mark yang hendak beranjak dari tempatnya.

"Biar Mom tanyakan keluarga nya dulu. Kau mandilah" cegah Taeyong. Dia tau putranya masih lelah.

Melihat Mark yang enggan menuruti perkataannya, Taeyong pun mengusap bahu putranya.

"Ada Jeno yang bersama Haechanie. Dia pasti baik-baik saja" ucap Taeyong menenangkan Mark.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang