Fuck me? When?"
Yerim terbakar emosi, wajahnya merah menyerupai pakaiannya. Dengan segera ia melepaskan diri dari sentuhan, bahkan mendorong Park Sunghoon hingga hampir jatuh tersandung kursi. Sebelum kawannya sempat bereaksi, gadis itu langsung mengacungkan jari telunjuk.
"Berhenti menggangguku atau aku akan melaporkan kalian!"
Sunghoon tidak terima, "ayolah. Apa salah kami?"
Jay tak mau kalah, "kau ke sini untuk mencari pria bukan? Maka kami tidak salah."
"Kalian bicara padaku seperti itu dan kalian tak merasa bersalah? Pertama, bukan urusan kalian tujuanku datang ke sini. Kedua, aku bukan wanita murahan!" Amarah Yerim memuncak, matanya memerah dan tangannya sudah sangat siap untuk menampar mulut-mulut itu.
Jay menyeringai, "kau berpakaian seperti itu dan kau mengira kau bukan jalang? Moron."
Yerim merasa mampu untuk melawan. Dia bisa saja mewujudkan semua amarahnya dalam bentuk kekerasan. Tetapi keributan semacam itu tidak akan berbuah manis. Dia sedang coba membuat reputasi. Jika ia membuat kesalahan, maka orang yang ia inginkan mungkin akan menatapnya dengan buruk!
"Baiklah, kalau menurut kalian aku wanita jalang, tak masalah. Aku tidak peduli dengan itu. Hal yang harus kalian ingat, meskipun aku seorang jalang, aku tidak akan sudi melayani kalian meski kalian satu-satunya lelaki yang tersisa di dunia ini!"
Tanpa menoleh ke belakang, Yerim pergi meninggalkan bar. Ia tidak tahan untuk terus berada di dekat dua orang itu. Sebelum terlalu banyak orang melihat perseteruan mereka, ia lebih baik menjauh.
"Hei!"
Yerim hampir terjatuh ketika lengannya disambar dengan kasar dari arah belakang. Kurang ajar! Emosi gadis itu naik sampai ke ubun-ubun. Tepat di tengah-tengah kerumunan, Jay baru saja memancing perhatian orang di sekitar mereka dengan coba menarik tubuhnya. Gadis itu langsung melawan tetapi yang terjadi adalah dirinya ditarik ke dalam pelukan. Ia refleks panik, langsung menoleh ke lantai atas, ingin tahu apakah pria yang ia dekati melihat kejadian itu atau tidak.
Dia selamat. Hanya Bomin dan kawan bersemangatnya yang melihat itu.
Yerim buru-buru mendorong Jay menjauh dari tubuhnya. Tak kalah kasar, pemuda itu terpental hingga menabrak Sunghoon yang berdiri tak jauh dari mereka. Jari telunjuk Yerim mengacung tajam ke depan wajah si lesung pipi dangkal itu, ia murka.
"Aku bersyukur keluar dari tempat itu, dasar bajingan gila!"
Dalam waktu singkat ia mendapatkan ide, sebuah jalan keluar sekaligus cara jitu untuk bisa menjauh dari si duo mengesalkan, bahkan mendekati lelaki yang dia mau. Yerim berjalan cepat menaiki tangga. Ia akan naik ke atas, mendatangi Bomin untuk meminta bantuan.
Itu melenceng dari niat awal. Sebelumnya Yerim ingin tetap tenang, tidak mencuri perhatian dan coba menebar pesona hanya dengan duduk sendiri di bar. Tetapi karena kehadiran dua orang itu di luar rencananya, maka ia harus sedikit berimprovisasi. Walaupun akhirnya ia melibatkan Bomin, itu bukan masalah. Mungkin pemuda itu bisa jadi rencana B.
Awalnya Sunghoon dan Jay bersikukuh mengikutinya naik, tetapi saat mereka sadar Yerim berjalan menuju lantai atas, tempat pengunjung VIP, mereka tampak terkejut. Apalagi saat Bomin menyambut kedatangan Yerim dengan pelukan hangat, mereka membatu.
Yerim bersyukur ketika melihat Bomin paham dengan tatapan matanya. Pelukan itu disambutnya sebagai bentuk pelarian, usaha yang efisien karena ketika ia berbalik, dua pemuda itu bergerak menjauhinya.
Gadis itu bernapas lega, terlalu kentara sampai Bomin mengetahuinya. Pelukan dilepas dengan lembut, pemuda itu menyambutnya dengan senyuman. "Kau baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfic🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...