.. 00.06 ..

372 48 0
                                    

pukul delapan malam renjun baru sampai dirumah dengan sebuah taksi, ia pulang tanpa diminta jemput sang dominan dan begitupun saat pergi. setelah makan malam tadi jeanno tertidur didalam mobil, supir menawarkan bantuan namun renjun menolak karena ia rasa jeanno tidak terlalu berat.

sebuah pesan dari ibu mertuanya ditutup, setelah memberi kabar bahwa ia dengan rahimnya baik baik saja, nyonya na jadi lebih sering mengirim pesan bahkan hanya untuk sekedar bertanya soal makan atau keberadaannya.

tidak ingin membuang waktu lagi, renjun segera menggendong jeanno keluar setelah membayar taksinya. ia berjalan menuju pintu utama, disana sudah ada jaemin yang berdiri diambang pintu dengan tangan disilangkan didepan dada.

" baru pulang?" tanyanya.

renjun tidak menjawab, ia memilih masuk kedalam karna pertanyaan jaemin tidak membutuhkan jawaban menurutnya. bukankah sudah jelas? renjun baru saja datang, dasar dominan bodoh.

" sini biar aku."

jeanno diambilnya dari gendongan renjun, lalu ia bawa kelantai atas tepat kamar anak itu berada dengan renjun mebuntuti dari belakang. saat jeanno ditidurkan dikasur, jaemin tidak berhati hati membuat anak itu terbangun. " kak renjun.." gumamnya.

jaemin menoleh namun tidak ada renjun disana, entah sejak kapan submisive itu pergi namun kini suasana canggung menyelimuti jaemin. " t─tunggu sebentar ya? akan aku panggilkan kak renjun untukmu."

walaupun sudah sebulan lebih tinggal bersama, jaemin masih belum terbiasa dengan jeanno jika tidak ada renjun disampingnya.

jaemin keluar tanpa menunggu jawaban, menghampiri renjun yang ternyata baru saja selesai membersihkan diri dikamar mereka. wajah dingin renjun membuat jaemin paham bahwa istrinya masih saja marah dengan apa yang terjadi pagi itu, seketika niat awalnya terlupakan.

" kurasa kita perlu bicara."

bungkam bukan jalan keluar bukan?

" lain kali saja, setelah aku merasa cukup tenang." sepertinya beberapa hari yang lalu tidak cukup untuk membuat renjun merasa tenang. " oh ya, malam ini aku akan tidur dikamar jeanno." setelah itu renjun pergi meninggalkan jaemin yang masih terdiam ditempatnya.

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann


setelah terbangun jeanno kesulitan untuk kembali tidur, renjun pun menceritakan beberapa kisah dongeng yang ia karang mendadak sendiri. namun bukan kantuk yang datang anak itu malah tertawa, merasa geli dengan cerita renjun.

kesal memang, namun ada rasa setitik bahagia didalam hatinya. renjun merasa anak ini bisa menjadi obat untuk setiap lukanya, jeanno mampu membuatnya merasa tenang.

" kak.. ayah itu apa?"

pertanyaan itu muncul lagi setelah sekian lama tidak renjun dengar, " ayah itu.. satu satunya super hero yang nyata. dia tidak memakai kostum keren, namun mampu membuat anaknya senang, dia juga tidak punya pedang atau palu super, namun.. dia mampu melindungi anaknya."

jeanno mendecak kagum, " seperti ibu ya? jean juga mau punya ayah, kak!" ucap anak itu antusias, renjun terdiam sesaat sebelum akhirnya menganggukan kepala.

" jean akan mendapatkannya jika jean tidur sekarang." balas renjun mulai memejamkan mata seraya menarik jeanno kedalam pelukannya.

" jean akan tidur sekarang!"

renjun terkekeh masih dengan mata terpejam, tak lama dengkuran halus terdengar membuatnya cukup terkejut. anak yang tadi sulit tidur sekarang sudah mendengkur, terbang kealam mimpi. sungguh menggelikan.

tanpa mereka sadari perbincangannya sudah diretas oleh agen rahasia na sejak awal. dominan itu mendengarkan semua perbincangan mereka, dan sekarang jaemin masuk kedalam kamar jeanno yang persis berhadapan dengan kamarnya.

renjun memeluk jeanno, keduanya tidur sangat tenang seolah tiada hari esok untuk berpelukan. jaemin mengusap pucuk kepala renjun lalu melirik jeanno yang tenggelam dalam pelukan submisivenya.

" sedekat itu ya kalian.."

" apa aku harus menghubungi ibu?"

menepis terlebih dahulu pertanyaannya sendiri, jaemin mengecup pucuk kepala renjun lama sebelum beralih mengusap kepala jeanno lalu keluar dari kamar itu dengan tenang, tanpa suara.

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann


minggu pagi yang malas, renjun masih tertidur diatas kasur jeanno sementara anak itu sudah bangun. ia mengguncang kasur upaya membangunkan sosok yang ia panggil kakak itu, " kakak..! bangun! ayo jalan kesungai han! jean juga ingin pergi kesana seperti teman teman.."

" sebentar lagi, jeanno.."

" kita akan melewatkan pagi, kak!"

" baiklah baiklah." renjun bangun saat kasur semakin jeanno guncang, " mandi lebih dulu, oke? kakak akan mandi dikamar mandi sebelah." ucap renjun yang langsung diangguki dengan semangat, jeanno berlari kekamar mandi dan suara gemericik air langsung terdengar.

renjun selalu tidak yakin jika jeanno akan mandi dengan benar, namun anak itu entah malu atau apa.. ia selalu menolak renjun mandikan, kebiasaannya setelah mandi ia akan memamerkan tubuh bersihnya pada renjun.

" anak yang menggemaskan." gumam pelan renjun masih dengan wajah mengantuk dan rambut berantakan, sebelum akhirnya keluar dari kamar jean dan masuk kekamarnya.

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann


nyonya na baru saja turun dari mobilnya yang terparkir dipekarangan rumah sang anak semata wayangnya ─jaemin, namun sudah ada sosok anak kecil yang berlari kearahnya sambil menangis pilu tanpa menggunakan alas kaki.

" hiks! tolong ibuku! kumohon.."

nyonya na yang kebingungan sempat berfikir mungkin itu adalah anak art nya jaemin, namun saat ia masuk kedalam rumah.. sosok renjun yang terbaring disamping pecahan gelas membuatnya panik bukan main.

ada dua piring makanan diatas meja yang sama sekali tidak menarik perhatiannya, nyonya na justru malah terfokus pada anak itu. renjun telah dibawa oleh supir nyonya na masuk kedalam mobil, sementara sang tuan masih menatap anak yang menangis itu.

" apa yang kau lakukan padanya?"

" jean tidak melakukan apapun.."

tangis anak itu semakin kencang membuat ucapan yang keluar dari mulutnya tidak dapat nyonya na pahami, jadi nyonya na memutuskan untuk segera pergi membawa renjun yang tidak bernafas kerumah sakit sebelum detak jantungnya benar benar berhenti, namun tangannya ditarik jeanno.

" aku ikut, nyonya!"

apakah renjun adalah sosok orang yang anak ini panggil dengan kata ibu? namun kenapa? apa ia anak adopsi jaemin dan renjun? menelan kembali semua yang muncul dikepalanya, nyonya na langsung meng iya kan keinginan anak itu.

₍ D I D Y M O ₎
──────────
©__abcdeann


netra renjun terbuka perlahan guna menyesuaikan cahaya yang masuk dari luar jendela, sosok pertama yang dilihatnya adalah jeanno yang tengah menangis pilu seraya menggumamkan kalimat ; " jean tidak melakukan apapun.."

tangan renjun meraih pipi anak itu, " jean.." dan sontak jean langsung menerjang renjun dengan pelukan serta tangis yang teredam semakin kuat. " jangan tinggalkan jeann.." isaknya didada renjun.

" kakak tidak meninggalkanmu.."

hari itu, keinginan jeanno untuk pergi kesungai han harus tertunda. namun kejadian yang menimpa renjun membuat anak takut memiliki keinginan lain, tidak ada yang tahu jika jean menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada renjun.

" jean tidak akan nakal, kak.."

" jangan tinggalkan, jean.."

" jangan pergi seperti ibu.."

" jean tidak punya siapapun."

to be continue..
with love, dean

DIDYMO ─ JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang