Bagian 10

15.8K 1.8K 348
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

Double update ~

—————

Ale tersenyum kecil mendengar ucapan Abi,  dia menghapus air matanya dengan kasar lalu berbaring di atas ranjang. Dia menarik tubuh Abi agar bersandar di dadanya, ia memeluk tubuh panas Abi dengan lembut.

"Maaf. Mas ga bisa ingkar janji sama beliau." Gumam Abi sembari mengusakkan wajahnya ke dada Ale.

Ale mengangguk mengerti, ia mengecupi puncak kepala Abi dengan sayang. Ia menyisir rambut Abi yang basah karena dengan keringat menggunakan jarinya.

"Gue ngerti kok Yang. Gue kaget dengernya, tapi gue ga bisa maksa lu seenaknya buat ga jauh dari gue. Lu udah banyak berkorban demi gue Yang, dan gue bakal buktiin sama calon ayah mertua kalo gue layak diperjuangin sama lu." Ujar Ale dengan hembusan napas yang berat.

Abi mendongak menatap Ale dengan tatapan yang terkejut, dia tak mengira akan mendengar jawaban seperti itu dari sang kekasih.

"Gimanapun kamu, Mas udah milih kamu buat jadi pasangan Mas kok. Bagi Mas kamu layak dipejuangkan gimanapun keadaan kamu. Mas ga pernah nuntut kamu buat jadi siapapun atau apapun Sayang. Selagi kamu Ale, maka Mas tetep cinta dan sayang sama kamu." Ujar Abi dengan sungguh-sungguh.

Ale tersenyum hangat mendengarnya, jantungnya berdegup kencang. Dia melihat tatapan kejujuran dari mata Abi, dia mengecup dahi panas Abi dengan cukup lama.

Memeluk tubuh atletis sang kekasih dengan erat, yang nantinya bakal jauh darinya. Namun Ale seketika ikhlas, dia ikhlas mas Abinya pergi demi sesuatu yang baik.

"Mas ngelakuin ini juga demi kamu. Ini udah jadi takdir Allah, kita harus fokus sementara untuk kehidupan kita selanjutnya. Dunia itu kejam Dek, tak dipungkiri kita membutuhkan uang dan kekuasaan. Apalagi kita menjadi pasangan sejenis di negara penuh norma ini, yang berkuasa saja bisa digulingkan dan diinjak-injak. Apalagi yang ga punya apa-apa. Mas berpikir realistis, kita hidup ga makan cinta Sayang. Dan Allah memberi Mas rejeki melalui ayah, yang juga rejeki buat kamu." Ujar Abi sembari menahan rasa sesak.

Ale mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan sang kekasih. Dia mengelus rahang tegas Abi dengan lembut.

"Berapa lama Yang lu pergi?" Tanya Ale dengan takut.

Abi mengangkat jari empatnya ke arah Ale dan helaan napas panjang terdengar dari mereka berdua.

"Pas di waktu gue lulus pengabdian dong Yang. Gue di sini aja deh biar waktu kerasa cepet terus 4 tahun kemudian.." Ale tertawa geli akan ucapannya sendiri.

Abi mengangguk kecil, dia tak mempermasalahkan dimana Ale akan melanjutkan pendidikannya.

"Untuk sekarang ayah yang akan biayain kamu. Tapi kalau Mas udah ada penghasilan sendiri, InsyaaAllah Mas yang akan gantiin ayah. Dimanapun kamu pengen belajar, ayah akan selalu ngedukung calon menantunya." Abi mencolek dagu Ale.

Ale tersipu mendengarnya, dia pun segera bangkit saat melihat santri hendak ke UKS. Mereka bersikap seolah tak ada yang terjadi.

—————

3 hari sebelum Abi pergi ke New York, Abi berpamitan dengan semua santri dan juga para ustadz. Banyak yang menangis melepas kepergian seorang santri yang dikenal dapat menjadi teladan, yaitu Mas Abi.

Dan pihak pondok memberikan ijin untuk Ale ikut pulang Abi dan juga ayahnya untuk memberikan waktu yang cukup kepada keluarga tersebut.

"Kamu ga nangis ditinggal Abi?" Tanya ayah Abi yang sedang mengemudi mobil.

ABI-ALE SEASON 3 (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang