"jadi pacar gue."
Risha tak menampik debaran yang datang saat kata itu terlontar dengan lancar dari mulut dingin ketua osisnya.
Pernyataan-yang setelah ia pikir panjang: adalah sebuah perintah mutlak tanpa pilihan jawaban selain menyetujuinya, adalah yang pertama yang ia dapatkan dalam hidupnya.
Risha bukan seorang introvert yang kesulitan untuk bersosialisasi, tapi memang ia sedikit memberi batasan dalam pertemananya, khususnya dengan teman-teman cowoknya.
Bukannya tak pernah merasakan, tapi Risha terlampau acuh untuk urusan romansa seperti itu. Ia takut menghilang fokus pada impiannya.
"atau lo boleh anggap ini hukuman lo karena telat."
Jadi itu maksudnya apa??
###
Bel pulang telah berdering sekitar 5 menit yang lalu. Namun Risha enggan mendirikan tubuhnya dari posisi nyamannya.
Melihat siswa-siswa lain saling serobot mendahului untuk bergegas pulang, bahkan klakson motor saling bersautan ikut mengantri dibelakang, membuat garis gerbang yang sebenarnya tak seberapa itu penuh karena kerusuhan harian yang pasti terjadi setiap pulang sekolah.Sebenarnya Risha tak fokus dengan apapun hari ini. Pikirnya masih mencerna moment unpredictable tadi pagi serta ucapan-ucapan Firly kepadanya.
Ia ingat dengan sangat bahwa pemuda itu memintanya menunggu, katanya agar pulang bersama. Ada hal lain yang ingin Firly bicarakan kepadanya.
Dilema memilih menunggu, atau menyertakan diri pada kerumunan massal yang belum terurai sempurna-faktor jalan raya yang tepat ada didepan sekolah mereka sehingga banyak kendaraan umun yang berseliweran disana.
Akhirnya logikanya menang. Rasanya tak mungkin jika sosok penuh intimidasi bersikap seperti tadi pagi. Pasti ada yang salah, kiranya.
Jadi setelah gerbang sekolah bebas dilewati, Risha membawa tubuhnya untuk keluar dari lingkungan sekolahnya. Mengirit uang jajan, Risha memilih abai pada mobil-mobil yang parkir sembarangan didepan sekolah, untuk berjalan sedikit lebih jauh sampai halte bus sebelum perempatan depan.
Namun belum sampai setengah jalannya, pekik kencang terdengar di sampingnya sampai membuat tubuh gadis itu terlonjak kaget.
Rupanya, ada pengendara motor yang berhenti disampingnya. Dan hanya melirik motor matic itu sekilas, Risha sudah tahu siapa pengendaranya.
Firly membuka kaca full face tanpa melepas helm yang melekat dikepalanya.
"kenapa pergi?" tanyanya tanpa basa-basi.Risha kembali tergugu. Matanya melirik kesana kemarin-gelagat seorang yang ingin kabur dengan mencari celah terkecil disekitarnya.
"bukannya gue udah bilang bakal nganter lo?"
"ngg.. Anu-itu kak. Ma-maksudnya gak usah."
"tapi gue perlu bicara sama lo."
"tapi ak-aku har-"
"gak ada tapi-tapian. Cepat naik!"
"k-kak.."
"Naik Risha."
Risha termangu saat namanya disebut dengan nada rendah-sarat penuh dominasi, seperti biasa. Menelan salivanya kasar, "ng.. Mana h-helmnya kak?"
"gue hapal jalan tikus yang ada disini. Cepet, naik."
Ragu-tapi harus, Risha mengankat sedikit rok abu panjangnya. Dengan pelan tanpa menibulkan goncangan yang berati, Risha sudah duduk di jok belakang menghadap punggung bidang Firly di depannya.
"ng.. Kak k-kita langsung pulang, kan?"
"kita harus bicara."
###
Firly akui, dia memang sangat cuek dengan sekitarnya. Tapi sejujurnya dia peduli, meski sedikit. Pernah dengar diamnya orang cerdas adalah emas?
Pun dengan eksistensi Risha sendiri. Meski bukan siswa populer yang terkenal dengan gaya eksentriknya sampai kemana-mana, Risha cukup banyak dibicarakan. Apalagi oleh guru-guru yang mengajarnya langsung.
Sedang Firly ia cukup percaya kepada Bayu untuk dijadikan temannya, dan lelaki itu sering membicarakan Risha, sebagai jagoannya saat re-organisasi nanti. Berbarengan dengan turunya ia dari jabatan ketua osis yang diembannya.
Gadis sederhana bersikap sopan, kepandaiannya dan cekatannya-apalagi saat menjadi unit pertolongan pertama waktu upacara. Dan kini, ia sendiri berinteraksi langsung dengan gadis yang katanya role model siswi teladan, Firly percaya.
Dan karena semua itu, ia memilih Risha sebagai penyelamatnya dalam masalah ini.
+++
VommentJuseyooo😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Risha
Teen FictionSaat diam berubah sayang. Saat bisu menjadi rindu. Kisah klasik, dari mereka yang dipermainkan oleh rasa. Romansa muda yang mengisi monoton keduanya. Sayangnya, tidak ada yang tahu akhir apa yang mereka dapatkan. Sebatas hukuman dari keterlamba...