41 | Terbongkar

1.3K 243 15
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Kehidupan Sembagi mulai dikendalikan orang lain, bukan hanya keluarganya tetapi juga Arizona.

Gadis itu semakin sulit bergerak bebas melakukan hal yang disenanginya, meskipun bisa, Sembagi harus siap terhadap ancaman yang selalu membawa nama keluarganya. Tidak apa, setidaknya Arizona masih mau memenuhi permintaannya agar tidak menyakiti Sansekerta dan merahasiakan perjodohan mereka dari siapapun.

Pagi ini Sembagi menyiapkan dua buah bekal, satu untuknya dan satu lagi untuk Sansekerta. Gadis itu memasukannya ke dalam satu kantong agar Arizona tidak curiga dan meminta salah satunya. Sembagi tidak sudi membagi masakannya dengan lelaki itu.

Seperti hari-hari kemarin, pagi ini Arizona sudah menunggu Sembagi dengan duduk manis di sofa rumahnya. Anjani memang selalu menyambut lelaki itu dengan baik, dan tak membiarkannya menunggi di luar. Bahkan Anjani sudah menawarkan Arizona agar mau sarapan bersama sebelum berangkat sekolah.

Sembagi malas, tetapi tak punya kuasa mengusir Arizona. Lagipula tuan rumah di sini adalah orang tuanya, jadi ia harus bisa mengikuti peraturan yang ada.

Gemintang yang sudah selesai dengan makan paginya, menyambar tas dan beranjak, lalu berjalan di belakang Sembagi yang menghampiri Arizona setelah berpamitan pada orang tuanya. Jujur saja, Gemintang sedikit menyukai cara Arizona menatap adiknya, seakan laki-laki itu memang jatuh cinta begitu dalam pada Sembagi.

"Bang Ge," panggil Sembagi pada Gemintang yang sudah siap di atas motor. Lelaki itu menaikan alisnya meski tidak terlihat karena tertutup helm full face. "Kapan-kapan gue boleh nebeng lo aja gak?"

Meski tidak paham mengapa tiba-tiba Sembagi menanyakan hal seperti itu, Gemintang tetap memberi respon seadanya yaitu dengan anggukan.

Sembagi tersenyum tipis. "Kalo nebeng sekarang, boleh?"

Sebelum menjawab, Gemintang melirik Arizona yang berdiri di samping mobil, setia menunggu Sembagi, karena jarak yang tidak terlalu dekat, Arizona jadi tidak bisa mendengar percakapan kakak beradik itu.

"Bareng Ari aja. Gausah macem-macem," sahut Gemintang datar, tak menyadari perasaan nyaman yang Sembagi rasakan.

Setelah itu, Gemintang menggeber gas pelan dan mulai melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah, tanpa tahu ia sudah membiarkan Sembagi terjebak bersama orang yang paling gadis itu benci.

Sembagi menghela nafas, kemudian menghampiri Arizona yang memandangnya dengan alis terangkat. "Ayo berangkat," ujarnya sembari membukakan pintu.

Dengan ogah-ogahan, Sembagi masuk dan melempar tatapan jengkel pada Arizona yang justru tersenyum manis. Begitu mereka berdua sudah di dalam mobil, tiba-tiba Arizona mencondongkan badannya ke arah Sembagi, membuat gadis itu kaget dan langsung memundurkan wajahnya.

"Mau apa lo?" tanya Sembagi galak.

Tangan Arizona menggapai seatbelt kemudian memasangkannya pada Sembagi. "Gue gak mau lo kabur ataupun kenapa-napa selama bareng gue," ucapnya tersenyum menyebalkan.

Bahasa Sansekerta (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang