2.| Lembaran

280 76 40
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Aku tak bisa menerka apa kiranya takdir yang kini kuterima, ini bagai mimpi namun terasa begitu nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak bisa menerka apa kiranya takdir yang kini kuterima, ini bagai mimpi namun terasa begitu nyata..."

Novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________

Angin berhembus pelan mendesir dedaunan dari kejauhan. Pagi berkabut semakin gelap. Embun menguap sebelum kemudian menetes jatuh dari dedaunan. Kondisi rumah kerajaan begitu ria saat mereka mendengar Sang Putri Mahkota kini telah tersadar setelah terbaring koma 3 Minggu lamanya.

Surat, juga beberapa tangkai bunga berhamburan di depan pintu masuk rumah kerajaan. Sebagai tanda atas ikut sertanya para rakyat dalam kesenangan keluarga kerajaan.

Warga-warga itu berjalan kesana-kemari dengan damai. Mereka melakukan aktivitas seperti biasanya. Langit menjadi lebih cerah, tatkala suara tawa riang anak-anak bermain mulai terdengar lebih keras dan menyenangkan. Disamping itu sebuah rumah kerajaan berdiri kokoh sungguh megah tampaknya. Para pengawal juga dayang melakukan pekerjaan rutin yang memang seharusnya mereka lakukan. Inilah kerajaan Charlotte, salah satu dari dua kerajaan yang ada di daratan Eurasia belahan bumi Timur. Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Alhandra, dan ratunya, Isabella.

"Aluna, kamu sudah mendingan?" Isabella masuk, lalu duduk di atas ranjang tempat tidur Aluna. "Mama baru saja memasakan kamu sup, kamu mau?" tanya Isabella lembut pada gadis itu.

Dia adalah Isabella, seorang ratu di kerajaan Carlotte. Kata orang, Isabella adalah sesosok wanita yang begitu baik hati, sikapnya elegan, dan sangat karismatik. Tak hanya itu, Isabella juga wanita yang memiliki sikap lemah lembut, dan sangat penyayang.

Dahulunya beliau adalah seorang balerina muda yang sering tampil di acara-acara besar Carlotte, sebelum kemudian raja Alhandra jatuh hati dan menjadikan Isabella sebagai ratunya.

Sesaat Aluna terdiam. Ia merundukkan kepalanya, sebelum kemudian menunjukkan senyumnya yang telah lama hilang dari dirinya. "Tentu, ma!" lirihnya penuh kehangatan. Tanpa ragu Aluna meraih sup yang disodorkan Isabella. Lega rasanya, saat mendapatkan begitu banyak perhatian beberapa hari ini. Semua orang menyanjungnya bahkan tanpa alasan yang jelas. Namun, Aluna bukanlah gadis yang terlalu peduli pada urusan yang tak terlalu penting menurutnya. Dirinya tak ingin repot-repot menanyakan kepada orang-orang itu kenapa mereka memberikan banyak perhatian padanya. Padahal ia rasa tak begitu buruk. Hanya seperti terbangun dari tidur, dan tau-tau kenyataan sudah berbanding terbalik. Meski ia sama sekali tak ingat dengan apa yang terjadi sebelumnya. Tentang siapa ia sebenarnya, atau apa ini semua.

Nyatanya, sekarang kenyataan memaksa ia untuk percaya bahwa dirinya adalah Aluna De Forgers Charlotte, yang menjabat sebagai putri di kerajaan Carlotte. Seorang gadis yang dikenal memiliki segalanya, kecantikan, kekayaan, aset, semua yang diimpikan para gadis diluar sana adalah milik Aluna sekarang. Lalu, untuk apa ia repot-repot menggali informasi tak pasti, hanya untuk menghalangi kebahagiaannya saja itu.

Setelah Aluna menghabiskan sup, seorang pelayan datang untuk mengambil mangkuknya. Isabella yang melihat pun tersenyum penuh kelembutan. Saat itulah Aluna mulai memperhatikan Isabella, wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya ini. Dia adalah seorang wanita cantik, yang begitu elegan, dengan jiwa keibuan dan kehangatan, makeup ataupun riasan yang ia pakai begitu natural, ia tak terlihat memamerkan kekayaannya sedikitpun. Entah, atau mungkin karena ia yang sudah terbiasa akan kekayaan sedari terhempas ke bumi ini, atau memang Isabella adalah wanita dermawan yang tak terlalu mementingkan kesenangan duniawi. Hal yang sama juga berlaku bagi Alhandra, sang raja Carlotte. Dia pria tampan, tampak sangat bijaksana dan berkarisma lembut. Bahkan suaranya yang begitu menenangkan membuat hati Aluna luluh saat mendengar ia berbicara. Tak tau, mantera apa yang Alhandra gunakan, namun suara dan ketulusannya begitu terasa murni. Terlebih saat ia bertutur dengan menyebut kata "nak" hati Aluna serasa meleleh, iya, sehangat itu.

Saat Isabella keluar dari kamar. Aluna ikut berdiri, untuk pertama kalinya ia mulai menggunakan kakinya setelah sekitar dua hari ini ia tersadar. Aluna mulai melangkah lebih jauh, meninggalkan kamarnya dan berniat keliling kastil.

Sesaat setelah ia melihat keindahan yang terpajang di lorong koridor kastil luas itu. Aluna terpelongo, matanya menatap kagum tak karuan. Begitu indah menurutnya. Tak pernah ia memandang kerlap-kerlip emas permata bahkan berlian terpajang hanya sekedar penyejuk bagi mata. Aluna mempercepat langkahnya, menuju sebuah ruangan besar di dalam kastil itu. Ruangan yang sedikit menyudut dari ruangan-ruangan yang lainnya. Sedikit gelap, namun tak menghentikan Aluna untuk melangkah. Pandangannya terus menatap bianglala. Sesaat setelah itu, Aluna menyadari, sebuah bingkai lukisan besar terpajang rapi di dinding ruangan itu. Sebuah lukisan yang ditutupi oleh kain hitam transparan. Aluna memiringkan kepalanya, ia tau ini sedikit lancang, namun ia tak bisa menghentikan tangannya untuk bisa melihat lebih jelas lagi. Aluna pun menarik kain penutup itu, hingga menampakkan sebuah gambar sesosok yang cukup rupawan. Dia wanita, terlihat seperti seorang bangsawan dengan rambut hitam panjang sangat cantik jelasnya. Pertanyaan lain mulai muncul di benak Aluna, siapa dia, kenapa fotonya ditutupi oleh kain hitam?

Aluna berbalik, berencana keluar dari ruangan itu, ia berfikir, lambat laun juga akan ketauan tentang semua yang ada di Carlotte ini, apapun itu. Namun, pada saat itulah, Aluna baru saja menyadari akan suatu hal. Sesuatu yang tak ia sadari sedikitpun sebelumnya, bahwasanya, ternyata ruangan itu tak hanya memiliki satu lukisan melainkan puluhan lukisan. Diantaranya tampak hanya lukisan perang, dan tak terlalu jelas maknanya. Aluna menatap satu persatu lukisan itu. Lukisan realistis, yang sangat indah. Apakah seorang Punjabi yang rela menulis dan melukis semua ini. Sebuah pikiran baru melesat di kepalanya, mungkinkah, ini adalah sejarah di masa lampau?

Aluna mendengus heran, ia pun mulai melangkah lagi, berjalan meninggalkan tempat itu, namun.. tiba-tiba langkanya terhenti, nafas Aluna terisak, sesaat setelah tangannya menyentuh satu lukisan di sana, mata Aluna terbelalak, tangannya menjadi kaku dan ia terjatuh lemas.

Sebuah lukisan, yang menunjukkan akan adanya peristiwa bulan merah, juga, anting merah yang terpajang melalui gambar yang tampak seperti lukisan tiga dimensi.

Ya. Siapa pun tau, peristiwa Bulan Merah, yang terjadi setiap sepuluh ribu tahun sekali. Konon katanya ketika malam itu tiba para roh utusan akan keluar. Mereka Roh Hora, 12 orang pucat berpakaian putih dengan karisma dan wibawanya masing-masing. Sebuah benih yang diberikan kepada orang-orang terpilih oleh Roh Hora akan tertanam menjadi bunga indah bernama Allethea, ya, Allethea bunga ini di anggap agung sehingga mendapat gelar sebagai bunga kekuasaan, dan bahkan mereka menyebut dunia ini sebagai dunia Alethea, tempat berkumpulnya para roh-roh mati yang bertugas untuk menulis ulang takdir dan menjaga perdamaian dunia sama seperti namanya arti dari Allethea adalah Roh Pelindung.

Bunga Allethea, di percaya mampu mengabulkan setiap permohonan, namun untuk mendapatkan kuasa sepenuhnya dari bunga yang hanya muncul sepuluh ribu tahun sekali ini perlu pengorbanan besar, yang mana pemohon perlu menyerap jiwa tujuh raja manusia selama bertahun-tahun. Sejauh ini tak ada yang bisa mendapatkan itu semua, karena rata-rata usia manusia hanya 60 sampai 80 tahunan sedangkan hanya ada dua kerajaan di Alethea dan hanya memiliki dua raja setiap periodenya. Jadi hal semacam itu adalah mustahil untuk dilakukan.

BERSAMBUNG


______________________

✿ Aluna De Forgers Charlotte
✿ Isabella De Forgers Charlotte

______________________________

Akun sosmed Author:
Tiktok: Ad_ebintang
Instagram: Ad_ebintang

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang