✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿
"Aku akan selalu menyukai fajar di saat semua orang menyukai senja."
A novel by Ade Bintang 🌟
____________________________
"Huh!" desah nafas itu terdengar lebih berat. Aluna segera berdiri. Sebuah nuansa mimpi buruk begitu menakutkan, sangat menyeramkan. Saat hal itu terjadi tubuh Aluna terasa berat. Seperti sebuah pengelihatan, yang sangat nyata. Aluna menatap ruangan itu sekali lagi. Ruangan yang sungguh gelap. Jika di perhatikan lagi, tampak sangat menakutkan. Aluna berbalik, ia merundukkan kepalanya dengan ekspresi yang sedikit aneh.
Namun tiba-tiba, langkahnya lagi-lagi terhenti, mata Aluna terbuka sedikit lebih lebar. Pupil matanya membesar. Saat melihat seseorang melangkah kearahnya, langkah kaki dari seorang pemuda yang nampak asing baginya.
"Aluna..?" Suara dalam lirih itu terdengar. Aluna mengangkat kepalanya. Begitu bingung akan siapa pemuda itu. Pemuda yang tak nampak wajahnya itu. Penerangan yang sangat minim tak mampu memperlihatkan wajahnya. Tak ragu, Aluna pun sedikit melangkah kedepan. Lagi-lagi ia terpaku, saat kedua mata saling beradu.
Siapa dia. Pertanyaan itu sontak saja terbesit di kepala Aluna. Ia tak pernah melihat pemuda ini sebelumnya, mereka tampak sebaya, tapi Aluna tak pernah mendengar ada orang lain yang sebaya dengannya di kerajaan ini.
"S-siapa kau?" tanya Aluna. Alis kirinya sedikit terangkat heran, tatkala saat keningnya pun mengerut tak mengerti Aluna mampu merasakan hembusan pelan angin mendesir di tengkuknya. Ia terdiam saat pemuda itu menatap haru dengan mata yang berkaca-kaca. Di detik yang sama tiba-tiba saja pemuda itu berlari, ia melangkah dan mendekap dalam pelukan. Pemuda itu memeluk Aluna dengan erat penuh haru. Ia hanya bergumam seraya memeluk erat Aluna yang hanya terdiam tak bergeming, matanya berkaca-kaca namun menunjukkan harsa yang begitu dalam. Harsa yang bahkan mampu menghapus sejuta lara.
"Aku.. aku pikir kau tidak akan bangun.." lirihnya putus asa. Begitu lembut tutur katanya saat berucap. Aluna merasa sangat nyaman, bahkan dalam pertama kali bertemu.
"Kenapa kau tidur lama sekali?!" tanyanya tanpa menyembunyikan raut muka histeris.
Pemuda itu merundukkan kepalanya, matanya menatap sayu kearah bawah. Dengan tangan yang masih memegang erat pundak Aluna. "Kau tau.. aku sangat khawatir!" ucapan pemuda itu seketika keluar dari lariknya.Aluna menatap heran, selama itukah itu tak sadar? Sampai pemuda ini menangis haru seperti ini. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Aluna, ia hanya terdiam, lebih tepatnya tak tau harus bicara apa. Tubuhnya bahkan tak bisa bergerak, begitu kaku ia saat pemuda itu memeluknya dengan erat. Situasi yang canggung itu, segera berakhir sesaat setelah seseorang memanggil nama Aluna. Dia York, pria pertama selain Alhandra di malam itu, dia adalah tangan kanan Alhandra yang selalu ada di samping Alhandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLETHEA [END]
Fantasy"Apakah hati masih bisa patah ketika jantung berhenti berdetak?" Aluna, seorang putri kerajaan yang malah menghindari kata "Tuan Putri" karena menurutnya menjadi putri di sebuah kerajaan itu adalah sebuah hukuman, itu sangat mengekang dirinya dan...