Rindu

1.7K 164 12
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan dan tidak ada unsur kesengajaan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

"Resign?!" Oci menyesap teh hangatnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Resign?!" Oci menyesap teh hangatnya pelan. Hujan yang akhir-akhir ini sering kali mengguyur Jakarta membuat suasana tidak sepanas biasanya. Kantor mereka yang memang memiliki banyak area terbuka menjadi lebih lembab dan syahdu. Membuat yang ingin tenang bisa tenang dan membuat yang sedang merasa sendu menjadi semakin sendu.

"Technically dia dipecat. Karena bahasa yang Jake pake waktu ngasi tau gue, ya Lili diberhentikan." Talia menundukkan kepalanya. Gelas teh yang ia pegang luruh begitu saja ke atas paha karena tangan dan tubuhnya yang tiba-tiba lemas saat mendengar berita itu dari Oci.

Alasan ketidaksukaannya pada Lili memang sangat personal. Akibat suatu kejadian di masa lalu, Talia merasa bahwa Lili memiliki priviledge yang sangat tidak adil untuk didapatkan. Padahal, posisi Lili dan dirinya jelas berbeda. Apalagi, masalah di masa lalu itu terbilang sepele. 

Singkat cerita, saat itu ada seorang klien yang tidak sengaja bertemu dengan Lili di luar kantor. Kabarnya, mereka jadi dekat dan saling kenal karena pernah berada pada sebuah acara pameran yang sama, sebagai peserta tanpa saling mengetahui profesi satu sama lain. Dan saat klien tersebut memakai jasa Aksara, Talia yang seharusnya menjadi penanggung jawab akhirnya tergeser karena sang klien secara pribadi meminta Lili untuk meng-handle acaranya. Padahal saat itu posisi Lili baru saja diangkat sebagai karyawan tetap yang jam terbangnya sangat jauh dari Talia.

Jujur saja kini Talia merasa bersalah pada Lili. Setelah beberapa saat yang lalu, Oci dan Juna datang ke ruangannya untuk menjelaskan alasan Juna meminta Lili untuk membuat storyboard kapan lalu. Sekaligus mengantarkan teguran berupa surat SP yang membuat Talia semakin berat apalagi setelah tau, bahwa tuduhannya pada Lili yang mendapatkan tugas itu karena posisi Jake sama sekali benar. 

"Mungkin keluarnya Lili ngga akan berpengaruh banyak sama urusan pekerjaan Tal. Lili juga kan ngga pernah megang satu event secara khusus. Tapi setelah ini, kita mungkin harus kerja dengan suasana baru yang udah pasti bakal berubah. Jadi, gue berharap lo bisa ngasi pengertian ke tim lo nanti soal suasana hati Jake. Gue usahain tegang-tegang yang kayak gini ngga akan lama Tal." kini Juna yang bicara. Menjelaskan tentang kekhawatirannya tentang kondisi hati Jake yang sudah pasti sedang tidak baik-baik saja setelah kepergian Lili.

"Ah gila. Gue jadi ngerasa bersalah banget lagi. Sumpah gue ngga pernah bermaksud untuk bikin Lili dipecat Jun, Ci." lirih Talia sambil meletakkan gelas tehnya ke atas meja. Ia menatap dua wajah serius di depannya dengan raut yang tidak nyaman.

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang