He breathed in joy and breathed out anxiety
The meaning of being alive, I've always been looking for it
Dawn - Lisa
< - - - - - >
BUGH!!!
"Kau tidak fokus."
Kalimat dingin itu datang dari ujung ruangan. Tempat laki-laki dengan jas hitam dan kursi roda kesayangannya diam memperhatikan. Izuku tersungkur beberapa meter dari lawannya. Sosok monster besar yang menjadi eksperimen terbaru sang Master.
Izuku terbatuk sejenak, meludahkan gumpalan pekat darah yang mengganggu di mulutnya. "Maaf, Master." Ujarnya lemah.
Ia seolah merasa tatapan sang Master semakin tajam, "kalau kau meminta maaf, lakukan dengan baik lain kali."
Izuku hanya diam, melihat kursi roda itu berputar cepat dan pergi meninggalkan ruangan. Monster besar di hadapannya, Nomu, begitulah sang Master memberikannya nama, terlihat menunduk patuh. Tanpa mempedulikan jika monster itu bisa menyerang kapan saja, Izuku bergerak melewatinya dan pergi ke ujung lain ruangan. Tempat ia meletakkan semua barang-barang miliknya.
"Apa yang kau pikirkan kali ini?"
Giran menghampiri, menyodorokan botol minuman energi dingin yang baru ia beli dari minimarket. Pandangannya tidak terarah pada Izuku, namun waspada akan sosok besar di tengah ruangan yang tak kunjung bergerak.
Izuku mengambil botol tersebut dan menghabiskan setengahnya dalam beberapa tegukan besar. "Ini hari pertama sekolah di mulai."
Giran mengarahkan padangan pada Izuku, dengan sebelah alis naik dan sorot penasaran di balik kacamatanya. "Kau ingin masuk ke Yuei?"
"Ya, jika aku bisa menghabisi All Might selama di sana."
Giran menggeleng, "kau tidak akan bisa mendaftar."
"Aku tahu itu."
< - - - - - >
Izuku kembali merenung, tepat beberapa minggu sebelum sekolah di mulai. Ia tahu, hari itu adalah pengumuman kelulusan siswa baru Yuei. Tanpa sadar kakinya melangkah jauh dari tujuan awal, mencari udara segar dengan melakukan beberapa misi kecil. Namun, ia justru sampai di padang rumput, hamparan hijau sejuah mata memandang. Suara arus sungai yang tenang terdengar hingga ke tempat ia berdiri, tepat di bawah sebuah pohon oak besar. Cabangnya yang liar membentang cukup jauh, menyebarkan dedaunan merata hingga menutupi tubuh Izuku sepenuhnya dari sengat matahari. Umur pohon tersebut cukup tua, mengingatkannya pada kenangan masa lalu yang berusaha ia lupakan. Selang beberapa saat, ia mendengar suara gesekan sepatu di rerumputan. Izuku menyamarkan bayang-bayangnya, menjauh semakin dalam bersembunyi di bawah pohon besar tersebut.
"Hahh... hahh..." Suara nafas tersengal-sengal menghampiri. Izuku mengenal umpatan khas di sela-sela tarikan nafas tersebut.
"Aku lulus bodoh!" Berikutnya ia mendengar sesuatu diletakkan di atas batu dengan kasar. Izuku mendengarkan curhatan panjang yang bertahan cukup lama. Gumaman sendu yang tak kunjung usai. Membuat ia muak dan ingin segera keluar untuk membungkam suara tersebut.
"Aku, akan datang lagi, Inko-San."
Tidak usah datang!
Izuku keluar setelah yakin sosok itu tidak akan kembali lagi. Menemukan sepucuku surat yang ditinggalkan di atas batu. Ia membuka amplop putih tersebut, menjatuhkan benda bulat yang kemudian menampilkan hologram di depannya. Kemarahan menggelegak, seperti orang bodoh, ia melampiaskannya pada hologram tersebut. Hingga akhirnya ia mengeluarkan pisau kecil dan menghancurkan hologram itu dalam satu hentakan. Menginjaknya tanpa ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side [VILLAIN DEKU AU]
Fanfiction"Dulu, aku punya mimpi. Itu sudah lama. Apa kau lupa?" Hidup tidak selalu berjalan sempurna. Keajaiban tidak selalu datang pada orang yang menanti. Hingga akhirnya, kegelapan yang datang menghampiri. "Wanita itu sudah mati. Aku masih ingat." Kemati...