Elina tersenyum jahil melihat piramida yang dibuat dari susunan gelas plastik di depannya yang belum sempurna. Terlihat Rega di belakang piramida itu tengah fokus menata gelas gelas selanjutnya dengan penuh kehati hatian sampai tak menyadari keberadaan anggota teleios yang baru memasuki rumahnya.
Elina menaruh telunjuk didepan bibirnya. Memberi kode pada yang lain untuk tak bersuara.
Cewe itu bergerak meliuk liuk bagai penari balet profesional ke arah piramida itu berada dengan mata terpejam. Tangannya merentang, tubuhnya berputar pelan seraya bernyanyi tapi Rega masih tak sadar hingga..
Brukkk
"Into the unknow, into the unknooow, into the unknooooow hu-uu-uu huu-uu"
Piramida itu ambruk tersenggol tangan Elina yang merentang bertepatan dengan nyanyian dan gerakan Elina yang selesai.
Anggota teleios menahan tawa melihat ekspresi Rega.
Cowo itu melongo dengan tangan mengapung di udara memegang satu gelas terakhir yang harus ia letakkan di puncak piramidanya.
"Piramida gue" lirihnya melas.
"Elll, teganya" tubuh Rega merosot, cowo itu terduduk di lantai masih menatap nanar piramidanya yang sudah porak poranda.
"3 jam gue terbuang tanpa hasil" lirih cowo itu masih merancau.
"Yang tabah ya Ga" Elina menepuk pundak Rega pelan seolah menguatkan.
"Mungkin emang udah waktunya Ga. Ikhlas ya" lanjutnya.
"Gue turut berduka cita Ga" ujar Leo dengan wajah sedih yang di buat buat.
"Gue yakin lo kuat Ga" timpal Juan.
"Semua ada hikmahnya Ga" tutur Alvin. Kasian juga melihat wajah memelas cowo itu.
Sungguh, Rega rasanya ingin mengamuk. Tapi yang jadi masalah, Elina pelaku kehancuran piramidanya yang hampir sempurna. Bayangkan tinggal satuuu saja lagi maka piramidanya akan selesai. Perjuangannya selama 3jam akan membuahkan hasil.
Bayangkan, satu lagi..
Satuuu saja lagi..
Bayangkan!
BAYANGKAN!
Hancur dalam waktu sedetik. Rega ingin menangis saja rasanya.
Melihat Rega yang masih terdiam Elina jadi sedikit panik. Cewe itu duduk di sebelah Rega. Menepuk nepuk pipi cowo itu pelan.
"Ga, lo masih sadar kan? Ga tiba tiba jadi gila kan Ga?" Tanya cewe itu.
"Gaa ayolah, masa gara gara gitu doang lo mendadak depresi terus jadi gila sii" rengek Elina.
Rega jadi tersenyum jahat dalam hati. Merencanakan pembalasan pada Elina. Lihat saja!
"Ga!"
"Regaa!" Elina mulai mengguncang guncang tubuh Rega berharap cowo itu merespon.
"Ihh gimana ini" Elina mulai panik.
"Haa haa tak tau" ujar Andra.
"Lo sih El! Jail banget" Juan menyalahkan.
"Ih jangan makin nakut nakutin gue dong!"
"Ga papa El, masih syok aja itu" kata Alvin menenangkan.
"Coba panggil ustadz Zi, siapa tau kerasukan" saran Galang ngawur.
"Ngaco!" Timpal Zio.
"Ihh Ga jangan gini dong!" Elina mulai memeluk Rega erat.
"Dimana lagi gue nemuin pacar laknat kaya lo nanti"
"Tenang El! Kalau lo khawatir soal pacar, temen gue banyak yang ganteng ganteng. Pada tajir lagi, lo ga perlu khawatir" kata Leo.
"Beneran?"
Leo mengangguk antusias "nanti gue kenalin, lo sebutin aja mau yang gimana"
Elina mulai melepaskan pelukannya pada Rega "terus nanti Rega gimana?"
"Buang aja ke rawa rawa!"
Sialan desis Rega dalam hati. Ingin mencekik Leo detik ini juga tapi nanti gagal dong rencananya.
"Mau ga El?"
"Boleh deh"
Leo mengeluarkan ponsel dari saku celananya "nih fotonya lo liat liat aja dulu" katanya seraya menyodorkan ponsel tersebut pada Elina.
"Ehh beneran lo El mau cari pacar baru?" Tanya Andra yang mendapat anggukan dari Elina.
"Wah, mau jadi spesies nya Juan lo El?"
"Daripada nyari nyari lagi El, mending lo sama gue aja!" Sahut Juan.
"Ogah! Pacar lo banyak"
"Jangan khawatir El, dapet kamu aku behenti nakal" rayu Juan seraya terkekeh geli.
"Bener bener buaya lo Ju!"
Alvin memperhatikan mereka dalam diam masih tak paham arah kejadian ini. Matanya melirik Rega yang mulai melirik lirik tajam pada teman temannya itu membuat Alvin terkekeh pelan jadi paham.
"Gimana El? Mau ga sama gue"
"Yaudah El terima aja si Juan abis itu lo suruh dia putusin pacar pacarnya itu" dukung Andra.
"Bener El daripada harus ngenal lagi dari awal"
"Yaudah deh gue sama Juan aja" putus Elina.
Cukup sudah! Rega tak kuat! Niatnya ingin mengerjai Elina malah ia yang makin terjebak. Ia lantas bergerak lalu mengapit leher Elina di ketiaknya.
"Berani lo mau ambil Elinanya gue!" Kata Rega dengan wajah galak yang di buat buat.
"Eh udah sadar Ga?" Tanya Juan dengan senyum meledek. Tau sedari tadi Rega hanya berpura pura.
Sialan!
"Regaa gue ga bisa nafas!" Pekik Elina kesal membuat Rega lantas melonggarkan tangannya tapi tak mau melepaskan.
"Diem lo! Nanti diculik buaya" Rega melirik Juan sinis.
Yang lain sontak tertawa. Puas melihat reaksi Rega.
Memang teman laknat!
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
TELEIOS (END)
Fiksi RemajaSUDAH END!! Bagi warga SMA Nusantara, teleios itu merupakan kumpulan manusia tampan yang sempurna. Tapi bagi Elina, teleios itu tak lebih dari kumpulan manusia manusia abnormal yang kelakuannya bikin geleng geleng kepala. Elina ini sebenarnya gadis...