21. Diskusi ringan

984 84 3
                                    

Ada error dari wattpadnya waktu save. Kemungkinan banyak typo..

Sabtu Pagi

--- Arjuna

Gue bangun dengan tumpukan kertas di meja belajar gue. Tugas-tugas kampus udah selese dan gue bisa malam mingguan tanpa beban. Gue cek handphone dan ada notifikasi kalau hari ini adalah hari konser si Esta. Jadi keinget waktu pertama kali kami ketemuan di supermarket dan dia ngedeketin gue untuk ngasih tiket konser itu. Trus kami sering jalan bareng, trus gue dia ajak kerumahnya, ketemu mamanya, trus gue jadi kesel karena hubungannya dengan Ratu. Sampai akhirnya gue tahu kalau ternyata Esta dan Ratu dijodohkan karena aturan keluarga besar mereka. Gue emang masih bingung dengan yang terjadi, tapi gue juga gak bisa ninggalin Esta. Esta janji bakalan nyari jalan suapaya kami bisa bareng, dan gue percaya sama dia.

[

KONSER CLUB 99

DJ, Band, Idol, All Star

1 tiket wajib untuk 2 orang

]

Itu tulisan di tiket konser yang Esta kasih.

Satu-satunya temen gue sekarang adalah Laura, dan Laura bakalan pergi dengan pacarnya, Andika. Gue bisa aja gak pergi ke konser itu, tapi gue udah janji sama Laura dan Esta. Walaupun gue dan Esta ada dalam hubungan yang gantung, bukan berarti gue gak ngehargain kebaikannya yang udah ngasih gue tiket ini.

Temen-temen kampus? gak ada.

Keluarga? lagi gue jauhin.

Gue pergi sama siapa?

"Jujun" Satria ngetok pintu "Edgar punya barbel, minjem dong"

"Emang lo gak punya barbel sendiri"

"Dipinjem anak-anak, biasanya gak balik" balas Satria. 

Gue ambil barbel Edgar di dalam lemari dan keluar kamar, ngeliat Satria yang berkeringat tanpa pakaian. Rambutnya basah, mukanya kelihatan segar dan otot perutnya juga keras banget.

"Gak ada pakaian lo? mau minjem juga?" ejek gue.

"Abis jogging gue, mana barbel?"

Gue kasi barbel ke dia dan dia kelihatan jail. Tangan berkeringatnya dia templok ke muka gue dan langsung bikin gue mundur merinding sambil maki-maki.

"Bangsat lo sat, jijik anjing" maki gue.

"Dih, ikut olahraga napa biar sehat" 

"Ya gue ada olahraga gue sendiri" balas gue dan masuk ke kamar.

"Halah lo mah, temenin napa gue work-out biar banyak yang naksir gitu. Perut kotak-kotak, otot tangan gede, pantat semok" 

"Gak, gue pengen lanjut tidur mumpung weekend. Nanti badan gue bau kaya lo" balas gue.

Satria berlari dan nempelin kepala gue ke perutnya yang berkeringat. Gue ngelawan tapi ya gue tahu kalau dia udah ngunci tubuh gue dengan tangannya. Kuncian Satria yang atlit Judo itu bagaikan gigitan ular yang semakin pengen dilepas makin kerasa sakit. Jadi opsinya cuma memohon ampun kalo udah dia kunci pake teknik.

"Satria, Bangsat, lepasin"

"Nih cium ni, ketek gue nih" Satria menganggkat keteknya dan bulu basah disana terlihat.

"Satria... Anjingg" Gue melawan dan kami bergulat sejenak.

Dia menimpa badan gue dan mengarahkan ketiaknya ke hidung gue. Untungnya gue sempat berguling ke samping dan nendang pinggang tuh anak.

"Esta apa kabar?" tanyanya tiba-tiba.

"lah jadi bahas orang lain"

"Dia beneran bucin sama lo karena lo bantu waktu SMP itu" Satria berdiri dan membantu gue berdiri.

Anak Bebek yang buruk kisah cintanya (SKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang