"Beomgyu?"
Soobin terperangah. Kedua bola matanya melotot tak percaya, menatap sosok yang muncul di hadapannya tengah menyunggingkan senyum semanis gula.
Lelaki tinggi itu pun segera menyingkap selimut yang semalam suntuk menghangatkan badannya. Soobin berjalan mendekat dengan tertatih. Mulutnya terbuka, dan ia mengedipkan kedua mata teramat bingung.
Soobin tidak tahu pasti apa yang terjadi. Namun pada pukul tiga dini hari, suara dentuman keras bagaikan benda yang dijatuhkan pun berhasil membangunkannya dari mimpi tidur. Sebelum terlelap, Soobin ingat bahwa ia tengah menangis sepanjang malam. Ingatan akan sosok yang dicintainya tiba-tiba saja muncul, dan Soobin hanya mampu merapatkan diri. Ia tidak bisa membuat sosok itu kembali.
Dan saat ini, sosok itu muncul dengan sendirinya. Lalu, bagaimana bisa Soobin menguasai diri?
Tanpa dapat ditahan, genangan air mata pun meluncur jatuh melewati pipi lelaki itu. Perlahan, jemari tangannya terangkat untuk meraih sosok yang tengah berdiri menatapnya.
Beomgyu.
Tanpa ragu, Soobin mendekap tubuh yang lebih kurus darinya itu. Rengkuhannya mengerat, ia tidak ingin melepas lagi sosok yang sekarang tengah berada dalam genggamannya ini. Air mata semakin berjatuhan, dan Soobin enggan menghapusnya.
"Beomgyu, ini kamu, kan?" Ujar Soobin, seraya melepas pelukannya.
Beomgyu masih saja tersenyum, pandangan matanya terlihat teduh. Ia hanya membalas sekenanya, "ya. Siapa lagi?"
Tanpa diminta, Soobin tergagap bingung. "Tapi... Ini—"
Telunjuknya ia simpan di hadapan bibir Soobin, lalu Beomgyu pun menggeleng. "Karena kamu udah bangun, kita jalan-jalan, yuk?"
Soobin pun mengerutkan dahinya bingung. "Masih dini hari, Gyu. Kamu mau ke mana?"
Jari-jemari Beomgyu kini berpindah menangkup kedua pipi Soobin. Dengan pelan, ia menghapus jejak lelehan air mata yang mulai mengering di sana. Mendapat afeksi kembali, Soobin pun merasa tenang. Ia mengatupkan kedua mata, lalu menggenggam jemari Beomgyu yang tengah mengusap sisi wajahnya.
Rasanya, Soobin ingin menangis lagi. Beomgyu-nya kembali. Lelaki manis itu sudah berada dalam dekapannya lagi, dan Soobin tidak bisa lebih senang daripada ini. Namun di lubuk hatinya, ia merasa ada sesuatu yang janggal. Lagi-lagi, dibandingkan memikirkan perasaan aneh itu, Soobin memilih untuk mengabaikannya. Dan di sinilah keduanya berada, berjalan beriringan ditemani dinginnya angin malam.
Keduanya menautkan jari-jari dengan erat, dan Soobin pun menyimpannya di dalam saku jaketnya. Ia tidak ingin Beomgyu merasa kedinginan. Meski keinginan lelaki manis ini amat tidak biasa, namun Soobin tetap mengabulkan. Kaki mereka berjalan di atas trotoar, sebelum kemudian berkelok menuju supermarket yang buka selama 24 jam.
Beomgyu pun duduk di bagian luar supermarket, sementara Soobin berjalan masuk. Tak lama, lelaki jangkung itu datang menghampiri Beomgyu dengan membawa segelas soda juga susu stroberi di genggamannya. Ia mendudukkan diri di hadapan Beomgyu, kemudian menyodorkan susu stroberi itu ke depan lelaki manis tersebut.
Melihat itu, Beomgyu hanya mengerucutkan bibirnya. "Kamu aja yang minum,"
Soobin memiringkan kepalanya bingung. "Hm? Tapi aku beliin buat kamu."
"Aku lagi nggak mau minum apa-apa,"
Dengan balasan final Beomgyu tersebut, Soobin pun akhirnya memilih untuk menelan habis soda miliknya. Juga susu stroberi yang niatnya ia belikan untuk Beomgyu, ia tarik ke hadapannya. Apa boleh buat, Beomgyu tidak ingin mencicipi minuman kesukaannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With(out) You
Fanfiction[Fanfiksi] Hari-hari yang dilalui Soobin dengan Beomgyu, selalu membuatnya bahagia. Ia ingin selalu bersamanya. Meski seringkali, Soobin terbangun dan tak menemukan apa-apa. Namun kali ini, sekali saja, bisakah Beomgyu terus bersama dengannya? Pada...